Info Burinyay
Kota BandungPendidikan

Kembangkan Ilmu Kebumian STTMI Bandung Berencana Tambah Dua Prodi

Bandung, Info Burinyay – Indonesia kaya akan Sumber Daya Alam (SDA). Namun dalam mengelolanya masih belum optimal jika melihat dalam segi kesejahteraan rakyat dan kaitannya dengan lingkungan. Sekolah Tinggi Teknologi Mineral (STTMI) Bandung memiliki cara untuk menjawab persoalan tersebut, yaitu dengan mengembangkan ilmu kebumian.

Saat ini, STTMI Bandung memiliki dua program studi, yakni Teknik Geologi dan Teknik Pertambangan. Ketua STTMI Bandung, DR. Ir. Awang Suwandhi, M.Sc., menjelaskan bahwa perguruan tinggi yang dikelolanya fokus pada ilmu kebumian, khususnya sumber daya mineral. Maka dua prodi yang ada pun saling berkaitan. Ahli Geologi akan menjelajah SDA yang ada di Indonesia.

Ketua STTMI Bandung, DR. Ir. Awang Suwandhi, M.Sc

Setelah ditemukan, kemudian membuat data tentang jenis, jumlah, serta kedalaman. Kemudian membuat peta tiga dimensi sebelum diserahkan ke ahli tambang. Selanjutnya ahli tambang yang memutuskan apakah menambangnya dengan terbuka (open pit) atau bawah tanah (underground),” ujar Awang saat wawancara dengan Info Burinyay di Kampus STTMI Bandung, Jl. Gatot Subroto No.313, Maleer, Kec. Batununggal, Kota Bandung (24/1/2024).

Awang menambahkan bahwa pihaknya sedang melaksanakan Visi STTMI: Unggul dalam Penjelajahan dan Pengembangan Aplikasi Ilmu Kebumian. Berkaitan dengan pengembangan ilmu kebumian, tegas Awang, STTMI berencana menambah dua prodi baru yaitu: Ilmu Komputer Kebumian dan Manajemen Kabumian. Dua prodi tersebut pun akan melengkapi skill para alumni yang begitu dibutuhkan dalam mengelola sumber daya alam.

Melalui Ilmu Komputer Kebumian, kata Awang, proses penambangan akan terbantu dan memiliki akurasi. Manusia bisa mengendalikan peralatan dari jarak jauh. Selain mengurangi resiko kecelakaan kerja, teknologi tersebut pun bisa mengurangi dampak lingkungan. Semisal saat dibutuhkan ledakan, maka efek dari ledakan tersebut tidak mengganggu lingkungan sekitar.

Ketua STTMI Bandung, DR. Ir. Awang Suwandhi, M.Sc., bersama mahasiswa saat melakukan praktek lapangan.

Sosok yang pernah mengenyam pendidikan di Teknik Pertambangan Universitas Queensland, Brisbane, Australia  itu menjelaskan bahwa komoditas tambang adalah hitungan untung rugi. Jika sumber daya alam tersebut diolah, mesti dihitung biaya operasional serta nilai dari hasil tambang tersebut.

Baca Juga
Temu Kangen dan Pengukuhan Alumni APDN, STPDN, dan IPDN Lintas Angkatan Digelar di Bandung

“Urusan tersebut bisa diserahkan kepada alumni Manajemen Kebumian. Kegiatan mengolah SDA harus menguntungkan bagi negara, mensejahterakan rakyat, serta tidak berdampak buruk pada lingkungan,” tegasnya.

Manajemen Kebumian pun, lanjut Awang, bisa mengedukasi masarakat serta membantu pemerintah daerah. Ketika ongkos mengolah lebih mahal dari hasil, maka bisa dilibatkan masarakat agar berkegiatan menambang dengan pola sederhana, aman, dan tak merusak lingkungan.

Related posts

Leave a Comment

* By using this form you agree with the storage and handling of your data by this website.