Soreang, Info Burinyay – Jajaran Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bandung mengikuti rapat koordinasi (rakor) teknis persiapan pelaksanaan World Water Forum (WWF) ke-10 yang akan dilaksanakan di Bali tahun 2024. Rakor yang diprakarsai oleh Kementerian Dalam Negeri RI ini melibatkan pemerintah daerah dan perusahaan terkait, dan dilaksanakan secara daring.
Asisten Perekonomian dan Pembangunan Kabupaten Bandung, H. Marlan, mewakili Bupati Bandung Dadang Supriatna dalam rakor tersebut. Ia menyampaikan bahwa WWF ke-10 merupakan bagian dari peringatan Hari Air Sedunia, dan salah satu fokusnya adalah seminar dan pameran teknologi pengolahan air.
“Kegiatan ini mengundang perusahaan daerah air minum untuk hadir dalam WWF ke-10 di Bali,” jelas Marlan.
Ia menambahkan bahwa WWF ini membahas pula tentang kebutuhan air bersih yang kian mendesak dan perkembangan teknologi pengolahan air.
“Bagaimana pemerintah daerah dan BUMD dapat memanfaatkan teknologi pengolahan air yang lebih efektif dan efisien,” ujar Marlan.
WWF ini mengundang peserta dari berbagai daerah di Indonesia, termasuk Kabupaten Bandung, dan juga dari luar negeri.
“Ini kesempatan bagi kita untuk belajar dan bertukar pengalaman, serta melihat teknologi terbaru yang dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan pelayanan air bersih di Kabupaten Bandung,” kata Marlan.
Saat ini, layanan air bersih di Kabupaten Bandung telah mencapai 87%, dilayani oleh PDAM Tirta Raharja dan SPAM (Sistem Penyediaan Air Minum) yang dikelola oleh pemerintah desa dan komunitas.
“Meski begitu, masih ada beberapa daerah di bagian timur Kabupaten Bandung yang belum terlayani PDAM, seperti Cilengkrang, Cileunyi, dan Nagreg,” ungkap Marlan.
Untuk mengatasi hal ini, Pemkab Bandung sedang membangun SPAM Kertasari dengan kapasitas 1.100 liter per detik, yang ditargetkan selesai dalam 4 tahun. SPAM ini diharapkan dapat menambah 45.000 sambungan rumah baru di wilayah timur Kabupaten Bandung.
“ Selain itu, SPAM Gambung di wilayah Margahayu dan Margaasih juga akan ditingkatkan kapasitasnya,“ kata Marlan.
Kabupaten Bandung masih mengandalkan sumber air baku dari sungai dan sumber air lainnya. Oleh karena itu, teknologi yang lebih efektif dan efisien sangat diperlukan, terutama untuk mengatasi gangguan pada sumber air baku saat banjir bandang atau tingginya tingkat kekeruhan air.
“Kita berharap dengan mengikuti WWF, kita bisa mendapatkan berbagai pengalaman dan solusi untuk menambah sumber air baku di Kabupaten Bandung,” kata Marlan.
Pemkab Bandung telah menggunakan teknologi untuk mengetahui titik air bocor dan menjaga tekanan air agar merata, sehingga dapat meminimalisir kebocoran pipa.
“Teknologi ini telah membantu PDAM menurunkan tingkat kebocoran air dari 27,2% pada Desember 2023 menjadi 22,06% di triwulan pertama 2024,” jelas Marlan.
Keikutsertaan Pemkab Bandung dalam World Water Forum ke-10 diharapkan dapat membawa solusi dan inovasi baru untuk meningkatkan pelayanan air bersih di Kabupaten Bandung, sehingga masyarakat dapat mengakses air bersih yang berkualitas dengan mudah dan terjangkau.
Sumber : Humas Pemkab/Diskominfo Kab. Bandung