Opini

LSM PEMUDA Tolak RUU Penyiaran: Ancaman Bagi Pemberantasan Korupsi dan Demokrasi

Bandung, Info Burinyay – LSM Pemantau Kinerja Pemerintah Pusat dan Daerah (LSM PEMUDA) menolak isi Rancangan Undang-Undang (RUU) Penyiaran yang dihasilkan oleh Badan Legislasi DPR-RI. LSM PEMUDA menilai RUU tersebut dapat menghambat pemberantasan korupsi dan mengancam demokrasi di Indonesia.

Ketua LSM PEMUDA, Koswara Hanafi, menyoroti larangan penayangan eksklusif jurnalistik investigasi dalam Pasal 50B ayat (2) huruf C dari RUU tersebut.

“Larangan penayangan eksklusif jurnalistik investigasi dalam RUU Penyiaran jelas merugikan masyarakat,” kata Koswara.

Ancaman Terhadap Jurnalisme Investigatif dan Pemberantasan Korupsi

Jurnalisme investigatif sering menjadi saluran penting untuk mengungkap kejahatan atau penyimpangan pejabat publik. Koswara menambahkan, ketentuan dalam RUU ini bertentangan dengan Pasal 4 ayat (2) UU Nomor 40 Tahun 1999 tentang Pers. Pasal tersebut menekankan peran strategis media dalam membangun demokrasi.

“Media memiliki peran strategis dalam membangun demokrasi, terutama sebagai fungsi Watchdog,” tegasnya.

Bertentangan dengan Semangat Demokrasi

Revisi UU No. 32 Tahun 2002 tentang Penyiaran yang diusulkan DPR bertentangan dengan semangat demokrasi. RUU ini juga memicu polemik di masyarakat. Draft RUU per 24 Maret 2024 tersebut sedang diproses di Badan Legislasi DPR RI. Ketentuan mengenai Standar Isi Siaran (SIS) dalam RUU ini membatasi, melarang, dan mewajibkan penyelenggara penyiaran. Selain itu, RUU ini memberikan kewenangan lebih kepada KPI. Secara tersurat, RUU ini melarang liputan eksklusif investigasi jurnalistik.

Seruan untuk Aksi Nyata

Koswara mengajak seluruh lapisan masyarakat melakukan tindakan nyata untuk menolak RUU Penyiaran. Menurutnya, aksi tersebut bisa melalui gerakan moral dan aksi unjuk rasa, bukan hanya sekedar koar-koar di media sosial.

“Ini tanggung jawab bersama. Isi RUU Penyiaran membungkam demokrasi serta kebebasan berpendapat,” tegasnya.

Kebebasan Berpendapat yang Terancam

Koswara mengingatkan, bahwa kebebasan berpendapat tidak bisa ditukar dengan apapun.

Menurutnya, Jika RUU Penyiaran ini dipaksakan, lama-lama kita tidak boleh bicara oleh pemerintah. Kebebasan berpendapat tidak bisa ditukar dengan apapun dan harus diperjuangkan oleh semua orang. Negara kita memilih demokrasi tetapi kulturnya feodal,” ujarnya.

LSM PEMUDA berkomitmen terus memantau dugaan korupsi. Mereka juga mengajak masyarakat bersikap kritis dan aktif mempertahankan kebebasan pers dan demokrasi di Indonesia.

Redaksi

Leave a Comment

Recent Posts

Pemerintah Kabupaten Garut dan BPS Kolaborasi Perkuat Sensus Ekonomi 2026 melalui Perlindungan Jaminan Sosial

Garut, Info Burinyay — Pemerintah Kabupaten Garut mengambil langkah konkret dalam mendukung Sensus Ekonomi 2026.…

16 jam ago

BPN Kabupaten Bandung Siap Tuntaskan 238 Sertifikat PTSL Desa Rawabogo

Soreang, Info Burinyay - Konflik soal pembagian sertifikat program PTSL di Desa Rawabogo memicu sorotan…

16 jam ago

Bimbingan Teknis Seleksi Akpol, Akmil, Bintara, CPNS, dan Kedinasan Digelar di SMA KP Baleendah

Baleendah, Info Burinyay - SMA KP Baleendah menggelar kegiatan bimbingan teknis (Bimtek) seleksi masuk Akpol,…

18 jam ago

Taufik Abriansyah Rampungkan Misi Gowes ke Merauke, Serahkan Buku Perjalanan ke PWI Pusat

Jakarta, Info Burinyay — Taufik Abriansyah akhirnya menyelesaikan perjalanan sepeda seorang diri ke Merauke, Papua.…

18 jam ago

PWRI Jabar Rayakan Puncak HUT ke-63 di Pusdai Bandung, Gaungkan Semangat Merah Putih dan Kesejahteraan Lansia

Bandung, Info Burinyay – Persatuan Wredatama Republik Indonesia (PWRI) Provinsi Jawa Barat menyelenggarakan peringatan puncak…

18 jam ago

Wakil Gubernur Erwan Setiawan Tegaskan Peran Strategis PWRI Sebagai Pengawal Semangat Merah Putih dan Persatuan

Bandung, Info Burinyay — Wakil Gubernur Jawa Barat, H. Erwan Setiawan, S.E., menegaskan bahwa Persatuan…

21 jam ago

This website uses cookies.