Soreang, Info Burinyay – Kabupaten Bandung terus menunjukkan komitmennya dalam memerangi kemiskinan. Hal ini dibuktikan dengan penurunan angka kemiskinan di daerah tersebut selama tiga tahun berturut-turut. Pada tahun 2021, angka kemiskinan di Kabupaten Bandung mencapai 7,15 persen, kemudian turun menjadi 6,8 persen di tahun 2022, dan di tahun 2023 menjadi 6,4 persen.
Menurut Kepala Bapperida (Badan Perencanaan Pembangunan Riset Dan Inovasi Daerah) Kabupaten Bandung, H. Marlan, S.I.P., M.S.I., penurunan angka kemiskinan ini tidak lepas dari berbagai program strategis yang dicanangkan oleh Bupati Bandung, Dadang Supriatna. Salah satu program yang berperan penting adalah pinjaman dana bergulir tanpa bunga dan tanpa jaminan.
Program pinjaman dana bergulir ini memberikan modal usaha senilai Rp 2 juta kepada masyarakat yang memiliki keterampilan dan kemampuan namun terkendala modal. Dana tersebut dapat dicicil selama 12 bulan tanpa bunga dan tanpa jaminan.
“Program ini telah membantu membuka lapangan kerja baru bagi masyarakat,” ujar Marlan. “Terbukti, rata-rata peminjam dapat mengembalikan pinjaman dalam waktu kurang dari 12 bulan.”
Lebih lanjut, Marlan menjelaskan bahwa program ini telah digulirkan senilai Rp 70 miliar dan telah dimanfaatkan oleh sekitar 26.000 peminjam. Rencananya, pada tahun 2025, dana yang digulirkan akan ditingkatkan menjadi Rp 100 miliar.
Selain program pinjaman dana bergulir, Pemkab Bandung juga melakukan berbagai upaya lain untuk mengentaskan kemiskinan. Di antaranya adalah:
- Pelatihan dan Penempatan Kerja: Dinas Ketenagakerjaan Kabupaten Bandung setiap tahun melatih 400-500 pemuda untuk bekerja di luar negeri, seperti Jepang dan Korea. Selain mendapatkan upah yang tinggi, mereka juga berkesempatan untuk sekolah di negara tersebut.
- Beasiswa: Pemkab Bandung memberikan beasiswa kepada anak-anak berprestasi yang ingin melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi melalui program Besti dan Beasiswa Indonesia Emas Daerah.
- Bantuan Sosial: Pemkab Bandung menyalurkan bantuan sosial kepada masyarakat miskin dalam bentuk jaminan kesehatan, BPJS Ketenagakerjaan, dan bantuan lainnya.
Meskipun angka kemiskinan di Kabupaten Bandung terus menurun, Marlan mengakui bahwa masih ada 1,06 persen penduduk yang tergolong miskin ekstrem. Oleh karena itu, Pemkab Bandung akan fokus pada penuntasan kemiskinan ekstrem ini sebelum akhir tahun 2024.
“Kami optimis bahwa melalui berbagai program yang ada, termasuk program-program strategis Bupati Bandung, angka kemiskinan di Kabupaten Bandung dapat terus ditekan dan kemiskinan ekstrem dapat tuntas di tahun ini,” ujar Marlan.
Kabupaten Bandung menunjukkan komitmen yang kuat dalam memerangi kemiskinan melalui berbagai program strategis. Penurunan angka kemiskinan selama tiga tahun berturut-turut menjadi bukti nyata dari efektivitas program-program tersebut.
Pemkab Bandung terus berupaya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya dengan fokus pada penuntasan kemiskinan ekstrem di tahun 2024.
Sumber : Humas Pemkab-Diskominfo Kab Bandung