Kab. Bandung, Info Burinyay – Bupati Bandung, Dadang Supriatna, melakukan monitoring terhadap korban longsor serta pembangunan rumah tidak layak huni (rutilahu) bagi korban longsor di Kampung Ciburial, Desa Sukarame, Kecamatan Pacet, Kabupaten Bandung, pada Senin (5/8/2024).
Longsor terjadi pada 8 Juli 2024 sekitar pukul 20.00 WIB akibat hujan deras. Tembok penahan tebing (TPT) setinggi 3 meter dan sepanjang 18 meter runtuh. Longsor ini menimpa tiga unit rumah yang dihuni oleh lima kepala keluarga dan 17 jiwa serta mengancam satu unit rumah yang dihuni oleh satu kepala keluarga dan lima jiwa. Beruntung, tidak ada korban jiwa dalam kejadian ini. Semua penghuni rumah selamat dan sekarang tinggal di rumah kerabat mereka.
Dalam kunjungan tersebut, Bupati Bandung didampingi oleh Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bandung, Uka Suska Puji Utama. Selain itu, Kepala Dinas Sosial Kabupaten Bandung, A Tisna Umaran, Camat Pacet, Asep Susanto, dan pihak lainnya turut hadir. Mereka memberikan bantuan dan santunan kepada warga yang terdampak bencana longsor TPT.
Bupati Dadang Supriatna menjelaskan bahwa longsor TPT ini terjadi karena kondisi kecuraman lahan di wilayah pegunungan. “Saya lihat lokasi longsor itu dengan kondisi tebing yang tegak lurus, sehingga cenderung rawan longsor,” katanya di lokasi kejadian.
Dadang Supriatna mengimbau seluruh masyarakat Kabupaten Bandung, terutama yang berada di kawasan dataran tinggi, untuk waspada terhadap potensi ancaman longsor. Ia meminta para kepala desa melalui camat untuk lebih berhati-hati. “Masyarakat harus diimbau untuk memperbaiki kondisi sejak awal jika ada potensi longsor. Misalnya, dengan pemasangan rucuk atau pondasi, kirmir, dan sebagainya,” tuturnya.
Ia menekankan pentingnya tindakan preventif agar tidak terjadi longsor sebelum dilakukan perbaikan. “Jangan sampai terjadi dulu baru ada perbaikan,” ujar Dadang Supriatna yang akrab disapa Kang DS.
Saat ini, rumah-rumah yang terdampak longsor sedang diperbaiki melalui program rutilahu. Program ini digulirkan oleh Pemerintah Kabupaten Bandung melalui Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman, dan Pertanahan Kabupaten Bandung.
“Mudah-mudahan tidak terjadi lagi ke depannya. Saya ingatkan kepada seluruh masyarakat Kabupaten Bandung untuk tetap waspada dengan situasi dan kondisi, terutama dengan kondisi curah hujan, El Nino, atau perubahan iklim. Bukan hanya potensi ancaman longsor saja, tetapi juga isu-isu lainnya yang sedang berlangsung tetap harus diwaspadai,” tambahnya.
Dengan adanya program rutilahu, pemerintah Kabupaten Bandung berharap dapat memberikan tempat tinggal yang layak bagi masyarakat yang terkena dampak bencana. Program ini menjadi salah satu upaya Pemkab Bandung dalam meningkatkan kualitas hidup warganya serta mengurangi risiko bencana di masa depan.
Langkah Bupati Dadang Supriatna dan jajarannya dalam memberikan bantuan dan monitoring ini merupakan bentuk kepedulian dan tanggung jawab pemerintah daerah terhadap warganya yang terkena bencana. Dengan adanya perhatian dan bantuan ini, diharapkan warga dapat segera pulih dan kembali menjalani aktivitas sehari-hari dengan normal.
Monitoring dan pemberian bantuan ini juga menunjukkan bahwa Pemkab Bandung siap siaga dalam menghadapi berbagai bencana yang mungkin terjadi. Pemerintah daerah terus berupaya memberikan solusi cepat dan efektif dalam mengatasi dampak bencana. Dengan begitu, masyarakat dapat merasa aman dan terlindungi.
Kepedulian dan tindakan cepat dari Bupati Dadang Supriatna serta instansi terkait diharapkan dapat menjadi contoh bagi daerah lain dalam menghadapi bencana. Dengan demikian, kolaborasi antara pemerintah dan masyarakat dalam menjaga lingkungan serta melakukan tindakan preventif akan semakin kuat. Hal ini diharapkan dapat mengurangi risiko bencana di masa mendatang.