Info Burinyay
Opini

Aksi Pembacaan Amanat Ilahi oleh Sekelompok Masyarakat di Monas: Seruan untuk Perdamaian dan Keadilan

Aksi Pembacaan Amanat Ilahi oleh Sekelompok Masyarakat di Patung Kuda Monas, Jakarta, 9 Agustus 2024

Jakarta,Info Byrinyay – Kemarin siang, sekelompok masyarakat yang mengaku sebagai pengikut YM. Zakaria melakukan aksi di Patung Kuda, Monas, Jakarta Pusat. Mereka membacakan amanat ilahi dengan tujuan menyampaikan pesan dari alam semesta dan ilahi untuk mengatasi kekacauan dunia.

Amanat tersebut menyoroti kemunculan Imam Mahdi sebagai solusi untuk masalah global. Kelompok ini juga menyerukan kepada Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk membuat keputusan mengenai keseimbangan antara Blok Barat dan Blok Timur. Mereka menilai langkah ini penting untuk mencapai perdamaian dunia yang adil dan seimbang.

Kelompok ini juga mengajukan tuntutan kepada Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo. Mereka meminta perbaikan dalam tiga hal utama: hukum pertanahan, pengaturan percetakan uang, dan pengembalian Undang-Undang Dasar 1945 berdasarkan Pancasila ke bentuk aslinya. Menurut mereka, tindakan ini akan memastikan integritas dan keadilan di Indonesia.

Selain itu, mereka menuntut penegakan hukum internasional yang adil oleh Mahkamah Internasional. Mereka meminta agar tidak ada lagi korban fitnah yang terabaikan dari tahun 1965 hingga sekarang. Hal ini dianggap krusial untuk menghindari ketidakadilan lebih lanjut.

Kelompok ini juga menyoroti peran Bank Dunia. Mereka menuntut agar Bank Dunia memastikan keseimbangan simpanan pokok antara negara secara adil. Mereka juga meminta Menteri Keuangan, Sri Mulyani, untuk menjaga keseimbangan dalam percetakan uang dengan memperhatikan aset dan kolateral yang jelas. Jika tidak, mereka menyebutnya sebagai pelanggaran internasional yang serius.

Baca Juga
Eyang Memet Angkat Bicara: Ini Kunci Pelestarian Wilayah Ketinggian Bandung

Dalam amanatnya, mereka mengingatkan seluruh elemen bangsa, baik rakyat maupun aparat, untuk tetap waspada terhadap pengaruh asing. Mereka menganggap penting untuk menjelaskan sejarah dari tahun 1950 hingga 1965 dengan transparansi. Mereka bertanya siapa yang berkhianat, siapa yang menyelamatkan, siapa yang membunuh, dan siapa yang dibunuh. Belum ada penjelasan memadai mengenai hal ini, dan rakyat menjadi korban fitnah yang berkepanjangan.

Pesan ini juga menekankan perlunya kajian mendalam terhadap pendirian negara Republik Indonesia. Mereka mengingatkan pentingnya memahami sejarah pergerakan revolusioner dari tahun 1897 hingga 1945. Kelompok ini merasa bertanggung jawab untuk menjelaskan kejadian-kejadian penting tersebut.

Mereka juga mengkritik rencana pemindahan ibu kota negara ke Kalimantan. Menurut mereka, langkah ini dapat menjadikan Indonesia sebagai negara bagian dan seharusnya tidak melibatkan Presiden pertama, Ir. Soekarno.

Amanat tersebut diakhiri dengan seruan kepada Presiden Joko Widodo untuk menyelamatkan negara tercinta ini. Mereka meminta penjelasan terkait perbatasan negara, mengingat bahwa saat Presiden pertama memimpin, Indonesia terdiri dari tiga negara: Indonesia, Brunei Darussalam, dan Timor Leste. Mereka mempertanyakan apakah wilayah-wilayah tersebut dijual atau kalah perang.

Kelompok ini juga menyoroti kerusakan perkebunan di Indonesia, termasuk kebun teh, karet, jati, tebu, dan kelapa sawit. Mereka mengkritik penguasaan pertambangan oleh pihak asing yang merugikan bangsa dan negara. Mereka menggambarkan kesedihan para pejuang dari tahun 1905 hingga 1942 yang berjuang demi kemerdekaan Indonesia.

Amanat ini diakhiri dengan penegasan pentingnya pemerintahan yang adil dan penerapan hukum yang tidak pandang bulu. Mereka menyerukan kepada para ulama untuk memberikan petunjuk yang tepat sasaran, menghindari sirik dan kebencian, serta menjaga pengaruh asing agar tidak merusak bangsa. Mereka juga mengingatkan bahwa negara tidak didirikan oleh partai politik, melainkan oleh rakyat, sehingga rakyat harus terus diutamakan.

Related posts

Leave a Comment

* By using this form you agree with the storage and handling of your data by this website.