Banjar, Info Burinyay – Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Kota Banjar semakin gencar mendorong penguatan ekonomi lokal jelang pemilihan Walikota Banjar. Pada momen pendaftaran calon walikota, KADIN mengajak semua pihak menyinergikan visi dan misi calon dengan kebutuhan dunia usaha di Kota Banjar.
Yosi Wihara, SE., mantan pengurus BPC HIPMI Kota Banjar dan Jawa Barat, serta Sekretaris Umum Anggota Luar Biasa HIPKA (Himpunan Pengusaha KAHMI) Jawa Barat, menekankan pentingnya peran KADIN dalam mengusulkan kebijakan ekonomi yang mendukung pembangunan daerah. Menurut Yosi, regulasi ekonomi yang sesuai dengan karakteristik Kota Banjar harus menjadi prioritas.
“KADIN harus aktif menciptakan kebijakan pro-pembangunan dan bekerja sama dengan pemerintah daerah. Langkah ini sangat penting untuk memajukan Kota Banjar,” kata Yosi.
Ia mengusulkan agar KADIN menyelenggarakan dialog terbuka mengenai visi dan misi calon walikota. Dialog ini bisa membahas rencana lima tahun ke depan, termasuk menciptakan lapangan pekerjaan, memperkuat UMKM, dan menarik investor.
Yosi, yang juga alumni IKASBA 2000, menyarankan KADIN Kota Banjar untuk melakukan terobosan dalam birokrasi. Menurutnya, pembicaraan tentang arah ekonomi daerah harus mengarah pada hasil nyata. “Kita butuh perubahan nyata seperti mempercepat proses perizinan, menurunkan pajak, dan membangun infrastruktur UMKM yang lebih kuat,” tambahnya.
Yosi menekankan bahwa potensi Kota Banjar sebagai kota jasa dan perdagangan perlu dikembangkan lebih jauh. “Sumber daya alam Kota Banjar terbatas, dan pariwisata belum dioptimalkan. Oleh karena itu, fokus harus dialihkan ke sektor jasa dan perdagangan, seperti yang dilakukan Singapura,” kata Yosi.
Ia mengusulkan untuk membangun kawasan kesehatan terpadu, mencakup klinik umum, spesialis, serta akademi kesehatan, mirip dengan yang ada di Malaysia. Selain membangun fasilitas, Yosi menyoroti pentingnya meningkatkan kualitas SDM melalui pelatihan hingga penempatan kerja.
KADIN juga didorong untuk bekerja sama dengan diaspora warga Kota Banjar yang tinggal di Jabodetabek, Bandung, Jogja, dan luar negeri.
“Banyak warga Kota Banjar yang sukses di luar. Mereka dapat menjadi investor untuk membangun daerah asal. Ini adalah potensi riil yang harus dioptimalkan,” jelas Yosi.
Kerjasama antara KADIN dan pemerintah daerah (Pemda) sangat diperlukan. Menurut Yosi, kolaborasi yang kuat antara kedua pihak akan memperkuat ekonomi lokal.
“KADIN harus mendorong Pemda agar lebih mendukung dunia usaha. Apalagi, APBD Kota Banjar saat ini sebagian besar habis untuk biaya rutin, sehingga kita harus mencari investor luar,” ungkapnya.
Yosi menambahkan bahwa kebijakan iklim usaha yang ramah investor sangat penting. Pemda juga diharapkan mengoptimalkan Badan Promosi Daerah untuk bekerja lebih dekat dengan KADIN dan dunia usaha. “Kolaborasi ini akan menciptakan iklim usaha yang lebih kondusif, sehingga investor akan lebih tertarik berinvestasi di Kota Banjar,” tutupnya.
KADIN Kota Banjar terus berkomitmen untuk memperkuat sinergi dengan pemerintah dan dunia usaha. Organisasi ini juga berencana untuk terus melibatkan diaspora dan investor, baik lokal maupun dari luar daerah, guna membangun ekonomi Kota Banjar yang lebih inklusif dan berkelanjutan. Visi dan misi calon walikota yang selaras dengan kebutuhan dunia usaha akan membantu menciptakan kota yang lebih maju, dinamis, dan kompetitif di masa depan.