Bandung, Info Burinyai – Indonesia, negara dengan kekayaan budaya melimpah, terus berupaya mengembangkan sektor ekonomi kreatif di berbagai wilayahnya. Mahasiswa Program Studi Magister Manajemen Inovasi dari Digitech University baru saja melakukan studi terkait potensi ekonomi budaya di tiga wilayah Pulau Jawa: Desa Wonodadi di Jawa Tengah, Desa Mentoro di Jawa Timur, dan Kelurahan Temuwuh di Daerah Istimewa Yogyakarta.
Hasil studi menunjukkan bahwa ketiga wilayah ini memiliki keanekaragaman budaya yang luar biasa. Namun, potensi ini belum sepenuhnya dimanfaatkan untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi masyarakat. Misalnya, Desa Wonodadi yang selama ini terkenal dengan produksi gula kelapanya, kini mulai beralih ke produksi gula semut organik. Produk ini memiliki nilai jual lebih tinggi, yang berpotensi membuka peluang ekonomi baru.
Di Desa Mentoro, Jawa Timur, masyarakat dikenal dengan keahlian mereka dalam seni ukir kayu dan pembuatan alat musik tradisional. Produk-produk ini sudah menembus pasar nasional dan internasional. Desa Mentoro juga menawarkan destinasi wisata alam seperti Pantai Klayar dan Goa Goong, yang menjadi magnet bagi wisatawan.
Di Daerah Istimewa Yogyakarta, Kelurahan Temuwuh menonjol dengan tradisi upacara adatnya serta kerajinan batik tulis. Selain itu, masyarakat setempat menghasilkan ronce bunga melati, yang juga menarik wisatawan. Meskipun potensi ini besar, tantangan seperti kurangnya infrastruktur dan strategi pemasaran yang efektif masih menghambat perkembangan ekonomi budaya di wilayah ini.

Iis Nina Kartina, peneliti utama, menyoroti masalah akses transportasi yang terbatas dan minimnya fasilitas pendukung pariwisata.
“Akses transportasi yang terbatas dan fasilitas yang kurang memadai menghambat peningkatan kunjungan wisatawan serta distribusi produk budaya lokal,” jelasnya. Masalah ini perlu segera diatasi agar potensi ekonomi budaya dapat berkembang dengan optimal.
Studi ini juga menekankan pentingnya kolaborasi antara pemerintah daerah, pelaku usaha, dan masyarakat setempat. Kolaborasi ini diperlukan untuk mengatasi tantangan yang ada. Menurut Iis Nina Kartina, peningkatan infrastruktur dan strategi pemasaran yang lebih efektif, termasuk penggunaan teknologi digital, sangat penting.
“Dengan strategi yang tepat, potensi besar ini dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan memperkuat identitas budaya Indonesia di pasar dunia,” tambahnya.
Laporan ini juga menyoroti pentingnya pengembangan kapasitas sumber daya manusia di ketiga wilayah tersebut. Pelatihan dan pendidikan bagi pelaku usaha lokal menjadi kunci keberhasilan dalam mengembangkan sektor ekonomi kreatif berbasis budaya.
“Investasi dalam pengembangan sumber daya manusia sangat penting agar masyarakat setempat mampu bersaing di pasar global,” ujar Iis Nina Kartina.

Laporan ini merekomendasikan agar pemerintah daerah memberikan dukungan lebih konkret kepada pelaku usaha lokal yang berinovasi. Bentuk dukungan tersebut bisa berupa regulasi yang mendukung dan insentif yang mendorong pengembangan ekonomi berbasis budaya.
“Kebijakan yang proaktif dan dukungan regulasi yang kuat akan mendorong pelaku usaha untuk terus berinovasi dan mengembangkan produk mereka,” jelasnya.
Pemerintah daerah di ketiga wilayah tersebut perlu menjalin kerja sama yang lebih erat dengan pelaku usaha dan komunitas lokal. Kerja sama ini akan memastikan strategi pengembangan ekonomi kreatif berjalan lebih efektif dan memberikan dampak langsung pada kesejahteraan masyarakat.
“Kerja sama yang solid antara berbagai pihak akan menjadi fondasi kuat dalam membangun ekonomi lokal yang berkelanjutan,” ungkap Iis Nina Kartina.
Meski tantangan cukup besar, optimisme tetap ada bahwa kolaborasi yang baik akan memungkinkan ketiga wilayah ini mengembangkan potensi budaya mereka menjadi sumber ekonomi yang signifikan. Dalam beberapa tahun ke depan, diharapkan ketiga wilayah ini dapat menjadi contoh sukses pengembangan ekonomi kreatif berbasis budaya di Indonesia.
Potensi ini, jika dikelola dengan baik, tidak hanya akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat tetapi juga memperkuat posisi Indonesia di kancah global. Penguatan sektor ekonomi kreatif berbasis budaya di ketiga wilayah ini akan menjadi salah satu pilar penting dalam mempertahankan identitas budaya Indonesia dan mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.
Pengembangan potensi budaya di Desa Wonodadi, Desa Mentoro, dan Kelurahan Temuwuh diharapkan menjadi inspirasi bagi daerah lain di Indonesia. Dengan sinergi antara pemerintah, masyarakat, dan pelaku usaha, Indonesia akan semakin mampu memaksimalkan kekayaan budayanya untuk kesejahteraan rakyat.