Event

Rancaekek Tingkatkan Kesiapsiagaan Hadapi Banjir Lewat Gladi Ruang Sistem Peringatan Dini

Rancaekek, Info BurinyayKecamatan Rancaekek, Kabupaten Bandung, menyelenggarakan kegiatan Gladi Ruang atau Table Top Exercise (TTX) untuk Sistem Peringatan Dini Banjir. Acara ini berlangsung di Aula Desa Rancaekek Wetan dengan tujuan utama meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat terhadap bencana banjir. Karena tingginya risiko banjir di wilayah tersebut, langkah antisipasi perlu diambil sejak dini.

Menurut Fauzi Yulia Rahman, S.Sos, Staff Lapangan Yayasan SHEEP Indonesia, kegiatan ini merupakan kelanjutan dari pelatihan sebelumnya mengenai Sistem Peringatan Dini Banjir.

“Kami ingin masyarakat memiliki pengetahuan serta keterampilan yang cukup untuk menghadapi situasi darurat,” ujarnya.

Oleh sebab itu, Yayasan SHEEP Indonesia berupaya memperkuat kapasitas warga di wilayah yang rentan terhadap bencana, sehingga mereka lebih siap menghadapi kondisi tak terduga.

Data Risiko Bencana di Kabupaten Bandung

Berdasarkan Kajian Risiko Bencana (KRB) Kabupaten Bandung, Rancaekek merupakan wilayah dengan risiko banjir tertinggi di kabupaten tersebut. Lebih dari 56% wilayahnya masuk kategori sangat rawan dengan luas mencapai 2.565 hektar. Sementara itu, 42% area lainnya, atau sekitar 1.916 hektar, juga masuk kategori rawan banjir. Ini menunjukkan bahwa sebagian besar area Rancaekek terancam banjir saat musim hujan tiba. Oleh karena itu, peningkatan kapasitas masyarakat menjadi sangat penting untuk dilakukan.

Peringkat Risiko Bencana di Kabupaten Bandung

Kabupaten Bandung sendiri menduduki peringkat keempat wilayah dengan risiko bencana tertinggi di Indonesia. Karena sekitar 66% kejadian bencana di kabupaten ini berkaitan dengan banjir, cuaca ekstrem, kebakaran hutan, serta tanah longsor, maka kesiapsiagaan menjadi hal yang mendesak untuk memastikan keselamatan warga. Oleh karena itu, setiap elemen masyarakat harus siap menghadapi kemungkinan buruk yang bisa terjadi kapan saja.

Partisipasi Luas Berbagai Pihak

Kegiatan TTX ini melibatkan 56 peserta dari berbagai unsur masyarakat dan pemerintahan. Mereka terdiri dari Pemerintah Kecamatan Rancaekek, Koramil Rancaekek, Polsek Rancaekek, Pemerintah Desa/Kelurahan, Badan Permusyawaratan Desa, Linmas, serta Riksa Bumi SMAN 1 Rancaekek.

Selain itu, Youth Campaigner Rancaekek dan sejumlah relawan juga turut berpartisipasi. Bahkan, perwakilan ibu hamil, lansia, penyandang disabilitas, serta anak-anak juga hadir dalam kegiatan ini. Oleh karena itu, kegiatan ini berhasil merangkul berbagai elemen masyarakat untuk bersama-sama meningkatkan kesiapsiagaan.

Kerja Sama Lintas Organisasi

Yayasan SHEEP Indonesia mengoordinasikan kegiatan ini dengan dukungan dari Yayasan Save the Children Indonesia, Yayasan Save the Children Korea, dan Korea Financial Industry Foundation (KFIF).

Kegiatan ini merupakan bagian dari program besar bertajuk “Pendekatan Berbasis Lanskap Untuk Meningkatkan Ketangguhan Masyarakat Terhadap Banjir di Kecamatan Rancaekek, Kabupaten Bandung.” Karena pentingnya program ini, berbagai pihak berkolaborasi untuk memastikan hasil yang optimal.

Program ini dimulai pada Maret 2024 dan dijadwalkan berakhir pada Desember 2024. Selama program berjalan, Yayasan SHEEP Indonesia serta Save the Children berupaya memperkuat sistem peringatan dini di tingkat komunitas.

“Kami ingin masyarakat mendapat informasi risiko yang tepat serta mampu menyebarkan informasi dengan cepat,” ujar perwakilan Yayasan Save the Children Indonesia. Karena itu, program ini juga mendorong keterlibatan pemerintah dalam tata kelola yang partisipatif, sehingga anak-anak, penyandang disabilitas, dan perempuan lebih terlindungi dari risiko bencana.

Elemen Utama Sistem Peringatan Dini

Sistem peringatan dini yang dikembangkan dalam program ini mencakup beberapa elemen utama yang saling berkaitan. Elemen tersebut meliputi pemahaman risiko, pemantauan kondisi, penyebaran informasi, respons cepat, serta mobilisasi sumber daya. Kolaborasi antara pemerintah desa, pemerintah kecamatan, serta berbagai unsur masyarakat sangat penting untuk memastikan keberhasilan sistem ini. Oleh karena itu, peran aktif semua pihak sangat dibutuhkan dalam pelaksanaannya.

Pendekatan Pentaheliks untuk Sinergi

Program ini menggunakan pendekatan pentaheliks yang melibatkan lima elemen utama, yaitu pemerintah, akademisi, dunia usaha, masyarakat, dan media. Oleh sebab itu, sinergi antara elemen-elemen ini diharapkan dapat menciptakan upaya pengurangan risiko yang lebih efektif serta menjangkau seluruh lapisan masyarakat. Dengan demikian, setiap elemen memiliki tanggung jawab yang jelas dalam meningkatkan ketangguhan komunitas.

Harapan dan Tindak Lanjut

Fauzi Yulia Rahman menegaskan bahwa Yayasan SHEEP Indonesia bersama Save the Children dan Korea Financial Industry Foundation akan terus mendampingi pemerintah serta masyarakat.

“Kami berharap pelatihan sistem peringatan dini, TTX, dan simulasi dapat diadakan secara rutin setiap tahun dengan dukungan pemerintah kecamatan, pemerintah desa, serta pemangku kepentingan lainnya,” jelasnya.

Karena itu, kegiatan ini perlu dipertahankan agar masyarakat semakin siap menghadapi segala kemungkinan.

Harapan serupa juga disampaikan oleh pengurus Jaga Balai dan Forum Pengurangan Risiko Bencana Kabupaten Bandung. Mereka menekankan bahwa pengurangan risiko bencana harus dilakukan secara berkelanjutan. Dengan begitu, kesiapsiagaan bukan hanya menjadi tanggung jawab pemerintah, tetapi juga merupakan tanggung jawab bersama seluruh lapisan masyarakat. Karena itu, dukungan dari semua pihak sangat diperlukan untuk mewujudkan masyarakat yang lebih tangguh.

TTX di Rancaekek ini diharapkan menjadi contoh yang baik bagi wilayah lain di Kabupaten Bandung. Keberhasilan gladi ruang ini dapat memperkuat ketangguhan masyarakat setempat. Selain itu, latihan ini memberikan kesempatan bagi para peserta untuk mengevaluasi serta memperbaiki sistem peringatan dini yang ada. Karena itu, masyarakat diharapkan dapat memahami risiko bencana dengan lebih baik melalui kegiatan ini.

Kolaborasi yang kuat antara pemerintah, masyarakat, serta pihak swasta menjadi kunci utama dalam menciptakan Rancaekek yang lebih aman dan tangguh menghadapi bencana. Oleh karena itu, partisipasi aktif dari semua pihak menjadi faktor penentu keberhasilan program ini.

Den Jaya Lalana

Wartawan Info Burinyay

Leave a Comment

Recent Posts

Kawah Putih Tetap Jadi Primadona Wisata Bandung Selatan saat Libur Panjang

Rancabali, Info Burinyay - Liburan panjang kembali menghidupkan sektor pariwisata di wilayah Bandung Selatan. Para…

11 jam ago

33 Anak Dikhitan di Ponpes Al Hidayah, Bupati Bandung Hadiri Tasyakuran

Ciparay, Info Burinyay – Sebanyak 33 anak mengikuti tasyakuran khitanan massal di Pondok Pesantren Al…

12 jam ago

Pemdes Panyocokan Pacu Pembangunan Infrastruktur Untuk Dukung Kemandirian Ekonomi Warga

Ciwidey, Info Burinyay — Pemerintah Desa Panyocokan, Kecamatan Ciwidey, Kabupaten Bandung, terus meningkatkan pembangunan infrastruktur…

1 hari ago

Seminar Bimbingan Minat Karir Siswa Tekankan Peran Strategis Guru BK Menuju Sekolah Kedinasan

Bandung, Info Burinyay — Para Guru Bimbingan Konseling (BK) dari berbagai SMA di Kota Bandung…

3 hari ago

Kehancuran Ekonomi Global: Membongkar Pengkhianatan Perjanjian Tanjung Benoa 1996/1997

Oleh: Sultan Patrakusumah VIII Trust of Guarantee Phoenix INA-18 Tasikmalaya - Dalam beberapa bulan terakhir,…

4 hari ago

Polsek Rancaekek Ajak Pelajar Patuhi Pembatasan Jam Malam Lewat Pengarahan Langsung di Dome Rancaekek

Rancaekek, Info Burinyay – Jajaran Polsek Rancaekek mengambil langkah tegas untuk meningkatkan disiplin dan keamanan…

4 hari ago

This website uses cookies.