Jatinangor, Info Burinyay — Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 1 Jatinangor menyelenggarakan Program Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) dengan fokus memperkuat tradisi dan adat Sunda. Program ini diharapkan dapat meningkatkan pemahaman dan kecintaan siswa terhadap budaya Sunda, yang mulai tergerus oleh perkembangan zaman modern.
Putri Ambarwati Sakinah, S.Pd., Ketua Koordinator P5 SMPN 1 Jatinangor, menjelaskan tujuan utama dari pelaksanaan program ini adalah untuk menggali dan mengangkat kembali eksistensi adat-adat Sunda.
“Kami ingin anak-anak mengenal dan lebih menghargai budaya Sunda. Banyak dari mereka yang mungkin sudah tidak tahu lagi tentang adat-istiadat yang kita miliki karena perkembangan zaman yang semakin modern,” ujarnya.
Dalam pelaksanaan P5, SMPN 1 Jatinangor mengadakan berbagai kegiatan yang berhubungan dengan tradisi pernikahan adat Sunda. Beberapa kegiatan yang dilaksanakan antara lain Nincak Endog, Bakara Harupat, Sawer, Mapag Pengantin, dan Huap Lingkung. Semua kegiatan tersebut bertujuan untuk memperkenalkan kembali ritual dan adat pernikahan Sunda kepada para siswa.
Menurut Putri Ambarwati, adat-adat tersebut memiliki nilai budaya yang tinggi dan kaya akan makna filosofis.
“Setiap tahapan dalam ritual pernikahan adat Sunda memiliki simbolisme yang mendalam. Melalui kegiatan ini, kami ingin siswa tidak hanya mengetahui, tetapi juga memahami filosofi di balik setiap prosesi tersebut,” tambahnya.
Program P5 ini tidak hanya sekadar memperkenalkan tradisi, tetapi juga memiliki target jangka panjang dalam membentuk karakter siswa. Putri menegaskan bahwa tujuan utama adalah agar para siswa lebih mencintai dan menghargai budaya Sunda.
“Harapan kami, setelah mengikuti program ini, siswa SMPN 1 Jatinangor khususnya, bisa lebih menggali lagi nilai-nilai budaya lokal dan merasa bangga menjadi bagian dari budaya Sunda,” ujarnya.
Lebih lanjut, program ini bertujuan untuk memperkuat pemahaman siswa mengenai bagaimana cara berperilaku dalam acara-acara yang berhubungan dengan adat. Misalnya, mengenalkan siswa pada etika dan tata cara ketika menghadiri undangan pernikahan adat Sunda.
“Contoh kecil yang ingin kami tekankan adalah bagaimana adat prasmanan dilaksanakan serta nilai-nilai yang terkandung dalam adat Sawer. Semua itu bertujuan untuk membentuk karakter siswa yang lebih berbudaya,” jelas Putri.
Melalui program P5, SMPN 1 Jatinangor berharap dapat membentuk karakter siswa yang kuat dalam budaya dan adat istiadat. Dengan pemahaman yang mendalam tentang budaya lokal, siswa diharapkan dapat mengembangkan rasa bangga terhadap warisan leluhur mereka.
“Kami ingin siswa tidak hanya mengenal, tetapi juga mampu menerapkan nilai-nilai budaya Sunda dalam kehidupan sehari-hari,” kata Putri.
Program P5 ini juga menjadi langkah strategis SMPN 1 Jatinangor dalam menanamkan nilai-nilai Pancasila kepada para siswa. Dengan mengintegrasikan budaya lokal ke dalam proses pembelajaran, sekolah berharap dapat mencetak generasi yang tidak hanya berprestasi secara akademik tetapi juga memiliki jiwa nasionalisme yang kuat.
SMPN 1 Jatinangor berkomitmen untuk terus melestarikan budaya Sunda melalui berbagai program edukatif lainnya. Program P5 ini merupakan langkah awal dalam perjalanan panjang untuk memperkuat identitas budaya di kalangan generasi muda.
“Kedepannya, kami akan terus mengembangkan program-program serupa yang dapat memperkenalkan dan menguatkan budaya lokal kepada siswa-siswa kami,” tutup Putri.
Dengan adanya program ini, diharapkan siswa-siswa SMPN 1 Jatinangor dapat menjadi generasi penerus yang tidak hanya memahami nilai-nilai budaya Sunda tetapi juga mampu meneruskannya kepada generasi selanjutnya. Program ini menjadi bukti nyata komitmen sekolah dalam mendidik siswa untuk menjadi pelajar yang berkarakter Pancasila, mencintai budaya lokal, dan siap menghadapi tantangan global.
SMPN 1 Jatinangor mengajak seluruh masyarakat dan sekolah lainnya untuk bersama-sama memperkuat budaya lokal agar tidak hilang ditelan arus globalisasi. Mari dukung upaya ini agar adat dan tradisi yang menjadi kekayaan bangsa tetap lestari.