Kab. Bandung, Info Burinyay – Pemerintah Kabupaten Bandung melalui Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) bekerja sama dengan Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kabupaten Bandung mengadakan sosialisasi tahapan pemilihan kepala daerah (Pilkada).
Acara ini juga memuat edukasi tentang kewaspadaan terhadap ancaman siber dan penyebaran hoaks. Bertempat di Teras Sentani, Desa Nagrak, Kecamatan Cangkuang, kegiatan tersebut diikuti lebih dari 100 peserta yang berasal dari kalangan generasi muda dan anggota PWI.
Kabid Kewaspadaan dan Kerja Sama Intelijen Kesbangpol Kabupaten Bandung, Holid Abdulah, SH, menjelaskan bahwa sosialisasi ini bertujuan untuk mencegah potensi konflik menjelang Pilkada. Ia menegaskan, “Kami telah melakukan konflik konflik agar masyarakat tetap harmonis selama proses Pilkada. Kami berharap Pilkada serentak ini tidak hanya berjalan lancar, namun juga bebas dari hoaks yang berpotensi memecah belah masyarakat.”
Lebih lanjut, ia menekankan pentingnya keterlibatan semua pihak dalam menciptakan suasana yang kondusif. Dengan demikian, pemerintah optimis Pilkada dapat dilaksanakan dengan damai.
Dalam kesempatan ini, Pranata Humas Diskominfo Kabupaten Bandung, Adhie Nur Indra, mengungkapkan kesamaan tentang pentingnya diskusi seperti ini, terutama bagi generasi Z. Ia mengatakan, “Diskusi seperti ini seharusnya sering dilakukan, tidak hanya saat Pilkada. Generasi Z akan menjadi penerus bangsa pada tahun 2045, sehingga mereka harus memahami pentingnya berdiskusi untuk mencari solusi bersama demi kepentingan umum.”
Ia juga menambahkan bahwa perubahan gaya hidup yang berpusat pada media sosial telah mengurangi budaya musyawarah. Menurutnya, pemerintah harus terus mengadakan kegiatan serupa dengan berbagai tema, seperti melawan hoaks, mengatasi perundungan, atau memanfaatkan waktu secara positif.
Anggota Komisioner KPU Jawa Barat, Hedi Ardia, mengingatkan generasi muda agar memanfaatkan media sosial untuk meningkatkan literasi politik. Ia menjelaskan, “Media sosial sudah menjadi bagian dari keseharian mereka. Oleh karena itu, penting bagi kita semua untuk mendorong pemanfaatannya secara positif, terutama dalam meningkatkan pemahaman politik.”
Ia juga menjelaskan bahwa persiapan logistik Pilkada sedang berjalan. “Kami sudah menyiapkan logistik, yang akan segera dikirim ke kecamatan. Kampanye akan berakhir pada 23 November, dan masa tenang dimulai 24 hingga 26 November. Selama masa tenang, seluruh alat kampanye (APK) harus diturunkan oleh tim sukses masing-masing pasangan calon,” paparnya.
Hedi mengimbau agar semua pasangan calon dan tim sukses menunjukkan kesadaran dengan menurunkan APK mereka sendiri. Dengan begitu, masa tenang dapat berjalan sesuai aturan.
Ketua Panitia Kegiatan, Rd. Dani Nugraha, menyampaikan bahwa kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan partisipasi politik generasi muda. Ia mengatakan, “Kami ingin generasi Z tidak bermaksud apatis terhadap politik. Partisipasi mereka sangat penting, setidaknya dengan hadir di TPS untuk menggunakan hak pilih mereka pada 27 November 2024.”
Ia juga berharap generasi muda dapat mempengaruhi teman-teman mereka untuk peduli terhadap politik. “Sebagai bagian dari generasi yang melek teknologi, mereka juga bisa menginspirasi orang lain agar lebih peduli terhadap politik dan terlibat aktif,” tambahnya.
Damayanti Nurulita, salah satu peserta dari Soreang, menyampaikan kesannya terhadap acara ini. “Kegiatan ini sangat bagus untuk meningkatkan kesadaran generasi milenial tentang pentingnya Pilkada. Selain itu, edukasi tentang bahaya hoaks juga sangat bermanfaat,” tuturnya.
Melalui kegiatan ini, pemerintah dan PWI berharap dapat menciptakan masyarakat yang lebih sadar akan pentingnya politik dan literasi digital. Dengan demikian, konflik dapat dihindari, dan masyarakat dapat bersama-sama menjaga keharmonisan sosial.
Ke depan, pemerintah berencana mengadakan lebih banyak kegiatan edukasi serupa untuk meningkatkan kualitas diskusi publik. Program-program ini diharapkan mampu mendorong masyarakat, khususnya generasi muda, untuk menjadi agen perubahan yang aktif.