Dr. H. Dadang M. Naser, SH., S.Ip., M.I.Pol., Anggota DPR RI Fraksi Golkar Komisi IV, Saat melaksanakan Reses di Kecamatan Nagreg, Rabu 18/12/2024
Nagreg, Info Burinyay — Anggota DPR RI Fraksi Golkar Komisi IV, Dr. H. Dadang M. Naser, SH., S.Ip., M.I.Pol., menggelar reses bersama komunitas petani dan peternak Kecamatan Nagreg. Acara ini mengusung tema “Sabilulungan untuk Negeri” dan bertujuan mendengar langsung aspirasi masyarakat setempat. Reses dilaksanakan di Kandang Sapi milik H. Budi Barokah, yang terletak di tengah perkampungan namun tetap terjaga kebersihannya.
Dalam sambutannya, Dadang Naser menjelaskan alasan pemilihan lokasi tersebut. “Saya memilih tempat ini karena peternakan milik Pak Budi Barokah memiliki keunggulan yang patut dicontoh. Meski berada di tengah kampung, kandang sapi ini tidak menimbulkan bau. Ini berkat inovasi yang dilakukan Pak Budi dengan memberikan fermentasi bakteri pada minuman sapi. Dengan dosis hanya 5 mililiter per liter air, kotoran sapi menjadi tidak berbau dan jumlah lalat pun berkurang secara signifikan,” ungkapnya.
Dadang juga mengungkapkan rasa kagumnya terhadap kualitas peternakan tersebut. Hal ini ditunjukkan dengan kegiatan makan bersama di area kandang yang tetap nyaman karena kebersihan terjaga. Selain itu, Dadang mengapresiasi cara peternakan tersebut mencegah penyebaran penyakit seperti Penyakit Mulut dan Kuku (PMK).
“Di kandang ini tidak pernah ada kasus PMK. Kuncinya adalah kebersihan, pemberian fermentasi bakteri, dan rutin menggunakan disinfektan. Ini menjadi contoh penting bagi peternakan lain,” ujarnya.
Pertemuan yang berlangsung selama hampir dua jam ini dihadiri berbagai pihak, termasuk petani, peternak, dan ahli kesehatan hewan. Salah satu topik utama yang dibahas adalah kekhawatiran mengenai PMK, yang masih menjadi ancaman bagi peternakan di wilayah tersebut.
Menurut Drh. Angga Nugraha, penyakit PMK yang disebut sebagai penyakit eksotis kembali muncul. “Saat ini, kita masih kekurangan vaksin untuk mencegah penyebaran PMK. Kami berharap ada percepatan distribusi vaksin untuk menghindari kerugian besar bagi para peternak,” kata Angga.
Selain isu kesehatan hewan, masalah pengairan menjadi sorotan. Abdul Rohim, salah satu perwakilan masyarakat, menyampaikan kekhawatiran terkait pengambilan air dari Tanjung Wangi, Lewiliang.
“Jika air terus diambil tanpa solusi, sekitar 200 hektare sawah di empat hingga lima desa terancam tidak dapat diairi. Ini bisa menyebabkan gagal panen massal. Kami berharap pemerintah pusat memberikan solusi agar sawah tetap produktif,” harapnya.
Dalam diskusi, masyarakat juga mengusulkan pengembangan tanaman produktif di kawasan Nagreg. Imas, perwakilan kelompok tani, mengungkapkan bahwa masyarakat kini lebih tertarik menanam tanaman buah-buahan daripada tanaman kayu-kayuan.
“Kami ingin menanam pohon alpukat, petai, sukun, dan tanaman produktif lainnya yang dapat menghasilkan keuntungan ekonomi. Selain itu, di bawah tanaman tersebut kami juga ingin menanam palawija dan rumput untuk pakan ternak,” jelasnya.
Dadang Naser menyambut baik usulan tersebut. Ia menekankan pentingnya kolaborasi antara tanaman pelindung dan tanaman produktif untuk mendukung ketahanan pangan sekaligus ekonomi masyarakat.
“Nagreg memiliki potensi besar untuk menjadi daerah penghasil alpukat unggul dan kopi berkualitas tinggi. Kombinasi ini tidak hanya mendukung ekosistem hutan tetapi juga memberikan manfaat langsung bagi masyarakat setempat,” tambahnya.
H. Budi Barokah, pemilik peternakan, turut menyampaikan apresiasi atas dukungan yang diberikan oleh Dadang Naser. “
Alhamdulillah, kehadiran Pak Haji Dadang memberikan motivasi besar bagi kami. Dengan fermentasi mikrobiotik, kandang kami bebas bau dan produktivitas sapi meningkat. Kami berharap inovasi ini dapat terus dikembangkan dan bahkan diperkenalkan ke tingkat internasional,” ujar Budi.
Ia menjelaskan lebih lanjut tentang fermentasi mikrobiotik yang digunakan.
“Fermentasi ini memanfaatkan bakteri yang dikembangbiakkan. Hanya dengan dosis 2-5 mililiter per liter, pencernaan hewan menjadi lebih baik. Gas amonia berkurang drastis, sehingga kandang tidak bau. Selain itu, pertumbuhan hewan juga lebih optimal, baik untuk sapi maupun ikan,” paparnya.
Reses ini diakhiri dengan harapan besar dari berbagai pihak. Drh. Angga Nugraha berharap kehadiran Dadang Naser dapat menjadi acuan untuk memajukan sektor peternakan di Kabupaten Bandung.
“Kami ingin sektor peternakan menjadi lebih maju dan bebas dari penyakit seperti PMK,” ujarnya.
Sementara itu, Abdul Rohim berharap pemerintah dapat segera mengambil langkah untuk mengatasi masalah pengairan.
“Kami butuh solusi agar masyarakat tetap bisa menanam padi di tengah ancaman kekurangan air,” tegasnya.
Dengan aspirasi yang diterima, Dadang Naser menegaskan komitmennya untuk memperjuangkan kebutuhan masyarakat.
“Presiden telah mengamanatkan pentingnya ketahanan pangan. Saya akan berupaya agar seluruh aspirasi ini dapat ditindaklanjuti demi kemajuan Nagreg dan Kabupaten Bandung secara keseluruhan,” pungkasnya.
Reses ini menjadi bukti nyata kolaborasi antara pemerintah dan masyarakat dalam mendukung ketahanan pangan serta keberlanjutan sektor pertanian dan peternakan.
Rancabali, Info Burinyay - Liburan panjang kembali menghidupkan sektor pariwisata di wilayah Bandung Selatan. Para…
Ciparay, Info Burinyay – Sebanyak 33 anak mengikuti tasyakuran khitanan massal di Pondok Pesantren Al…
Ciwidey, Info Burinyay — Pemerintah Desa Panyocokan, Kecamatan Ciwidey, Kabupaten Bandung, terus meningkatkan pembangunan infrastruktur…
Bandung, Info Burinyay — Para Guru Bimbingan Konseling (BK) dari berbagai SMA di Kota Bandung…
Oleh: Sultan Patrakusumah VIII Trust of Guarantee Phoenix INA-18 Tasikmalaya - Dalam beberapa bulan terakhir,…
Rancaekek, Info Burinyay – Jajaran Polsek Rancaekek mengambil langkah tegas untuk meningkatkan disiplin dan keamanan…
This website uses cookies.
Leave a Comment