Oleh: Rohidin, SH., MH., M.Si. Sultan Patrakusumah VIII Trust of Guarantee Phoenix Ina 18
Indonesia tengah menyiapkan sebuah proyek raksasa yang menjadi perhatian dunia. Proyek ini, dengan nilai investasi jumbo yang diperkirakan mencapai US$ 132 miliar atau setara dengan sekitar Rp 2.000 triliun (mengacu pada kurs Rp 15.000 per US$), merupakan Kawasan Industri Hijau terbesar di dunia. Kawasan ini dikelola oleh PT Kalimantan Industrial Park Indonesia (KIPI) dan berlokasi di Tanah Kuning-Mangkupadi, Kabupaten Bulungan, Kalimantan Utara. Dengan luas lahan mencapai 13 ribu hektare, proyek ini memiliki potensi untuk mengubah wajah industri hijau di Indonesia.
Dekat dengan Ibu Kota Nusantara
Lokasi Kawasan Industri Hijau ini sangat strategis, hanya berjarak sekitar 185 kilometer dari Ibu Kota Nusantara (IKN) yang terletak di Penajam Paser, Kalimantan Timur. Kedekatan ini memberikan keuntungan logistik yang signifikan bagi pengembangan kawasan tersebut. IKN sendiri dirancang sebagai pusat pemerintahan yang modern dan berwawasan lingkungan, sehingga keberadaan Kawasan Industri Hijau semakin memperkuat konsep pembangunan berkelanjutan di kawasan ini.
Siapa Investor Utamanya?
Salah satu aspek menarik dari proyek ini adalah keterlibatan sejumlah investor besar. Salah satu investor utama yang terlibat adalah PT Adaro Minerals Indonesia Tbk (ADMR), bagian dari grup Adaro yang dimiliki oleh Edwin Soeryadjaya dan dipimpin oleh Garibaldi ‘Boy’ Thohir. Adaro dikenal sebagai salah satu perusahaan tambang terbesar di Indonesia yang kini beralih fokus ke sektor energi terbarukan dan produk hijau.
Mantan Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengungkapkan keterlibatan Adaro saat meninjau perkembangan pembangunan proyek di KIPI. Salah satu proyek penting yang menjadi perhatian adalah pembangunan smelter aluminium terbesar di Indonesia, yang dikelola oleh PT Kalimantan Aluminium Industry (KAI). Smelter ini berada di dalam kawasan KIPI dan diharapkan dapat mendukung transformasi industri aluminium nasional menuju teknologi ramah lingkungan.
Fokus pada Energi Hijau
Jokowi menekankan pentingnya transisi menuju energi hijau. Ia mengakui bahwa proses ini memerlukan tahapan bertahap sebelum sepenuhnya beralih ke energi hijau. Namun, dengan kekuatan kompetitif berupa energi terbarukan dan produk hijau, kawasan ini diyakini mampu menarik minat investor global.
“Dan memang perlu transisi, ada transisinya, tidak langsung ke energi hijau, tapi ada transisinya. Tetapi, kita harapkan dengan kekuatan kompetitif seperti itu, energinya hijau, kemudian barang-barang produk yang dihasilkan juga produk-produk hijau. Inilah yang akan menjadi kekuatan Kawasan Industrial Park Indonesia di Kalimantan Utara.”
Masa Depan Industri Hijau Dunia
Kawasan Industri Hijau di Kalimantan Utara disebut sebagai yang terbesar di dunia. Jokowi menyebutkan bahwa kawasan ini menjadi simbol masa depan Indonesia. Apabila proyek ini terealisasi dengan baik, berbagai industri yang berkaitan dengan produk hijau akan berbondong-bondong berinvestasi di kawasan tersebut.
“Ini adalah green industrial park yang terbesar di dunia dan inilah masa depan Indonesia. Kalau ini terealisasi dengan baik, semuanya pasti akan berbondong-bondong ke sini, industri apa pun yang berkaitan dengan green product pasti akan menengok ke kawasan tersebut,” tegas Presiden.
Daya Tarik Kawasan
Kawasan Industri Hijau ini memiliki beberapa keunggulan yang menjadikannya daya tarik utama bagi investor. Pertama, kawasan ini dirancang untuk menggunakan energi terbarukan sebagai sumber utama. Hal ini sesuai dengan tren global yang mengutamakan produk ramah lingkungan. Kedua, lokasi strategis yang dekat dengan jalur distribusi internasional memberikan keuntungan logistik yang besar. Ketiga, keberadaan smelter aluminium terbesar di Indonesia menunjukkan keseriusan pemerintah dalam mengembangkan kawasan ini sebagai pusat industri hijau.
Dukungan Infrastruktur
Untuk mendukung pengembangan kawasan ini, pemerintah memastikan adanya pembangunan infrastruktur yang memadai. Jalan, pelabuhan, dan fasilitas penunjang lainnya sedang dalam proses penyelesaian. Selain itu, pemerintah juga berkomitmen untuk menciptakan regulasi yang mendukung kemudahan investasi di kawasan tersebut. Semua ini bertujuan untuk mempercepat realisasi proyek dan memberikan manfaat optimal bagi perekonomian nasional.
Dampak Ekonomi dan Lingkungan
Kehadiran Kawasan Industri Hijau diharapkan memberikan dampak positif baik secara ekonomi maupun lingkungan. Dari sisi ekonomi, kawasan ini diharapkan dapat menciptakan ribuan lapangan kerja baru, meningkatkan nilai tambah produk ekspor, serta mendorong pertumbuhan ekonomi lokal dan nasional. Dari sisi lingkungan, kawasan ini berkontribusi pada pengurangan emisi karbon dan mendukung upaya global dalam menghadapi perubahan iklim.
Tantangan dan Harapan
Meski demikian, proyek sebesar ini tentu tidak lepas dari tantangan. Salah satu tantangan utama adalah memastikan bahwa transisi ke energi hijau berjalan lancar tanpa mengganggu keberlanjutan industri yang ada. Selain itu, diperlukan kolaborasi yang erat antara pemerintah, investor, dan masyarakat untuk mengatasi berbagai kendala teknis dan sosial.
Namun, dengan komitmen yang kuat dari semua pihak, harapan untuk menjadikan Kawasan Industri Hijau di Kalimantan Utara sebagai simbol keberhasilan Indonesia dalam menerapkan konsep pembangunan berkelanjutan bukanlah hal yang mustahil. Proyek ini tidak hanya menjadi kebanggaan nasional, tetapi juga memberikan kontribusi nyata dalam mendukung tujuan pembangunan berkelanjutan dunia.
Kesimpulan
Kawasan Industri Hijau di Kalimantan Utara adalah proyek ambisius yang menunjukkan komitmen Indonesia untuk menjadi pemimpin dalam industri hijau global. Dengan dukungan investasi besar, infrastruktur memadai, dan visi pembangunan berkelanjutan, kawasan ini memiliki potensi untuk menjadi pusat inovasi hijau dunia. Masa depan industri hijau Indonesia ada di Tanah Kuning-Mangkupadi, dan dunia akan segera menyaksikan transformasi besar ini.