Ciwidey, Info Burinyay – Pagelaran seni budaya Sunda bertajuk “Mupusti Lembur, Pancang Dina Galur, Guyub Jeung Dulur Mapag Padjadjaran Anyar, Bhineka Tunggal Ika” sukses digelar di Lapang Danalaga, Desa Ciwidey, Kecamatan Ciwidey, Kabupaten Bandung, pada Jumat (14/2/2025).
Kegiatan ini dihadiri oleh berbagai tokoh penting, termasuk Camat Ciwidey, para kepala desa dari wilayah sekitar, serta tokoh-tokoh dari berbagai perguruan dan padepokan. Kehadiran mereka menunjukkan dukungan penuh terhadap pelestarian budaya serta penguatan persatuan dan kesatuan di wilayah Pacira, yang mencakup Pasirjambu, Ciwidey, dan Rancabali.
Dalam kesempatan ini, Camat Ciwidey, H. Nardi Sunardi, SE, M.Si, menyampaikan bahwa acara ini telah direncanakan sejak dua bulan lalu. Ia menekankan bahwa inisiatif ini merupakan hasil kerja keras dari Paguyuban Pusaka Jawara.
Tujuan utama dari kegiatan ini adalah untuk menyatukan seluruh organisasi masyarakat (ormas) di wilayah Pacira. Tidak hanya itu, seluruh ormas juga menandatangani Fakta Integritas sebagai bentuk komitmen dalam menjaga persatuan dan kesatuan demi keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) serta kemajuan Kabupaten Bandung.
“Hari ini kita menyaksikan bersama sebuah kegiatan besar yang telah dipersiapkan dengan matang. Acara ini bukan hanya sekadar perhelatan seni budaya, tetapi juga merupakan wujud nyata dari kebersamaan seluruh ormas di Pacira. Selain itu, melalui deklarasi ini, kita mengukuhkan komitmen bersama dalam menjaga persatuan, menghilangkan perpecahan, serta memperkuat ikatan kekeluargaan di antara kita,” ujar H. Nardi Sunardi.
Selain menampilkan berbagai pertunjukan seni budaya, acara ini juga diisi dengan kegiatan sosial. Sekretaris Jenderal Pusaka Jawara Padjadjaran, Muhamad Dasep, menjelaskan bahwa dalam rangkaian acara ini terdapat santunan bagi 150 anak yatim. Bantuan tersebut diberikan oleh Baznas sebagai bentuk kepedulian terhadap masyarakat yang membutuhkan. Tidak hanya itu, diselenggarakan pula pengobatan tradisional Nabawi yang diprakarsai oleh Bapak Iwan.
“Kami ingin kegiatan ini tidak hanya menjadi ajang silaturahmi, tetapi juga membawa manfaat nyata bagi masyarakat. Oleh karena itu, selain pagelaran seni, kami juga menyelenggarakan santunan bagi anak yatim serta layanan pengobatan tradisional,” ungkap Muhamad Dasep.
Berbagai seni budaya khas Sunda turut ditampilkan dalam acara ini, di antaranya Pencak Silat, Debus, Karinding, Tarawangsa, serta Kacapi Suling. Semua pertunjukan ini menjadi bagian dari upaya melestarikan warisan budaya leluhur sekaligus mempererat hubungan antar-ormas.
Menurut Muhamad Dasep, inisiatif penyelenggaraan acara ini didasari oleh kondisi yang sebelumnya terjadi di wilayah Pacira. Beberapa waktu lalu, perselisihan antar-ormas kerap terjadi, sehingga memicu ketegangan di masyarakat. Oleh karena itu, Pusaka Jawara Pajajaran merasa perlu untuk mengambil langkah strategis guna menciptakan perdamaian dan persatuan di antara seluruh ormas yang ada.
“Dulu kita sering melihat adanya perselisihan antar-ormas yang berujung pada ketegangan. Dengan adanya kegiatan ini, kami berharap semua perbedaan bisa dikesampingkan. Lebih dari itu, kami ingin menciptakan suasana yang lebih harmonis dan penuh kebersamaan. Dari total 16 ormas yang diundang, 14 di antaranya hadir, sementara dua lainnya berhalangan. Ini menunjukkan bahwa keinginan untuk bersatu semakin kuat,” tambahnya.
Kegiatan ini mendapat dukungan penuh dari Pemerintah Kabupaten Bandung. Bupati Bandung, Dadang Supriatna, menyambut baik inisiatif yang digagas oleh Pusaka Jawara Pajajaran. Dukungan dari pemerintah diharapkan dapat terus berlanjut, sehingga manfaat dari kegiatan semacam ini dapat dirasakan langsung oleh masyarakat.
“Kami sangat mengapresiasi adanya dukungan dari Bupati Bandung. Dengan perhatian yang diberikan, masyarakat semakin merasakan kehadiran pemerintah di tengah-tengah mereka. Ini menjadi bukti nyata bahwa sinergi antara pemerintah dan masyarakat dapat berjalan dengan baik demi kesejahteraan bersama,” jelas Muhamad Dasep.
Sebagai puncak dari kegiatan ini, seluruh ormas yang hadir membacakan Deklarasi Komitmen Persaudaraan. Deklarasi ini berisi pernyataan kesepakatan untuk menjalani kebersamaan dengan saling menghormati aktivitas serta menjaga nama baik perguruan maupun ormas masing-masing. Selain itu, para peserta berjanji untuk menghilangkan rasa permusuhan dan kebencian, baik dalam bentuk tulisan, perkataan, maupun tindakan.
Dengan adanya deklarasi ini, diharapkan seluruh elemen masyarakat, termasuk pemerintah, dapat terus mendukung dan memperkuat upaya persatuan dan kesatuan. Melalui kegiatan seni budaya seperti ini, nilai-nilai kebersamaan dapat terus dipupuk, sehingga keharmonisan sosial tetap terjaga.
Acara ini menjadi momentum berharga bagi masyarakat Pacira untuk mempererat persaudaraan serta menjaga warisan budaya yang telah diwariskan oleh leluhur. Harapannya, kegiatan serupa dapat terus diselenggarakan di masa mendatang, sehingga nilai-nilai persatuan dan kesatuan semakin kokoh di tengah kehidupan bermasyarakat.