Info Burinyay
Peristiwa

Hama Mirip Patek Rusak 130 Hektar Sawah di Rancaekek, Petani Desak Pemerintah Bertindak

Hama Mirip Patek Rusak 130 Hektar Sawah di Rancaekek, Petani Desak Pemerintah Bertindak

Rancaekek, Info Burinyay Para petani di Kecamatan Rancaekek kini menghadapi kerugian besar setelah hama menyerang lahan pertanian mereka. Hama yang menyerupai patek itu menghancurkan lebih dari 130 hektar sawah di dua desa.

H. Ajat Sudrajat, anggota Kelompok Tani Sugih Mukti, mengungkapkan bahwa kerusakan terbesar terjadi di Desa Linggar. Di blok-blok seperti Lembang Gempol, Rancabogo, Taraju, Bongas, dan Ranca Sireum, lahan yang gagal panen mencapai lebih dari 100 hektar. Sementara itu, di Desa Jelegong Blok Pasir Puyuh, kerusakan menyentuh angka 30 hektar.

“Tanaman yang sudah kami rawat sejak awal habis terserang hama. Dalam waktu dua minggu, semuanya rusak,” kata H. Ajat saat ditemui di lahan pertanian.

Ia menjelaskan bahwa serangan terjadi secara cepat dan menyebar luas. Banyak petani kehilangan seluruh hasil panen. Mereka pun mulai mengalami kerugian ekonomi dalam jumlah besar. Selain itu, biaya tambahan untuk menyelamatkan tanaman pun membebani para petani.

Situasi ini memaksa kelompok tani untuk mengambil langkah bersama. Mereka mulai mengoordinasikan pendataan dan pemantauan. Namun, upaya itu belum cukup. Oleh karena itu, H. Ajat mendesak pemerintah daerah untuk segera turun tangan.

“Kami butuh perhatian dari Dinas Pertanian Kabupaten Bandung dan juga dari Provinsi Jawa Barat. Jangan tunggu lebih banyak sawah rusak,” tegasnya.

H. Ajat Sudrajat, anggota Kelompok Tani Sugih Mukti, saat di temuai awak media di lokasi, Rabu 30 April 2025

Saat ini, para petani hanya bisa mengandalkan pengetahuan sendiri dalam mengendalikan hama. Mereka mencoba berbagai cara, mulai dari penyemprotan hingga pengeringan lahan. Akan tetapi, tanpa bantuan teknis yang jelas, mereka sulit mencapai hasil maksimal.

Lebih lanjut, H. Ajat meminta agar pemerintah mengirim tim ahli untuk mengidentifikasi jenis hama. Petani butuh panduan yang tepat agar mereka bisa bertindak cepat dan akurat.

Baca Juga
Kantor ATR/BPN Kabupaten Bandung Bantu Korban Gempa di Desa Cihawuk

“Kalau salah obat atau salah perlakuan, lahan malah tambah rusak,” tambahnya.

Tak hanya itu, para petani juga memerlukan bantuan seperti benih baru, pestisida yang aman, dan pelatihan langsung di lapangan. Mereka ingin agar bencana pertanian ini tidak terus berulang pada musim tanam berikutnya.

Kelompok Tani Sugih Mukti juga mengimbau petani lain di Rancaekek agar meningkatkan kewaspadaan. Mereka mendorong petani untuk rutin memantau kondisi tanaman dan segera melapor jika melihat gejala hama.

Selain kerugian ekonomi, bencana ini juga memicu dampak sosial. Banyak keluarga petani mulai kesulitan memenuhi kebutuhan harian. Beberapa petani bahkan terpaksa mencari pinjaman demi menyambung hidup.

Karena itu, petani berharap pemerintah memberikan solusi nyata dan tidak hanya turun untuk pendataan. Mereka ingin melihat aksi nyata, seperti pengiriman bantuan dan pengendalian hama terpadu.

Jika tidak ada respons cepat, kerugian dipastikan akan semakin membesar. Para petani pun khawatir kehilangan semangat untuk melanjutkan usaha tani di musim berikutnya.

“Kami ini tulang punggung pangan. Tolong jangan abaikan,” pungkas H. Ajat dengan nada tegas.

Related posts

Leave a Comment

* By using this form you agree with the storage and handling of your data by this website.