Bandung, Info Burinyay – Guang Ji Youth Community kembali menunjukkan aksi nyata melalui kegiatan Program Peduli Sosial (PPS) yang digelar pada Kamis, 1 Mei 2025. Puluhan mahasiswa dari berbagai universitas di Bandung turun langsung ke jalan untuk membagikan makanan kepada masyarakat kurang mampu.
Kegiatan ini berlangsung di markas komunitas Guang Ji di Jalan Ciumbuleuit Bukit Sastra No.110. Para relawan mulai berkumpul sejak pagi. Mereka langsung membagi tugas memasak, membungkus, hingga mendistribusikan makanan kepada warga yang hidup di jalanan.
Steven, Ketua Guang Ji Youth Community, menjelaskan bahwa PPS bertujuan menanamkan nilai empati dan cinta kasih di kalangan pemuda. Ia menegaskan pentingnya keterlibatan langsung dalam kegiatan sosial, bukan sekadar membicarakan kepedulian. “Kami ingin anak muda berani terjun dan memahami realitas sosial secara langsung,” ujarnya.

Menurut Steven, komunitasnya sudah rutin mengadakan kegiatan serupa. Mereka tidak hanya membagikan makanan, tetapi juga mengunjungi panti jompo dan memberikan bantuan kepada panti asuhan. “Kami ingin membentuk generasi muda yang peduli dan aktif memberi kontribusi,” tegasnya.
Tahun ini, PPS mengusung tema “Cinta Kasih.” Tema tersebut mencerminkan semangat berbagi tanpa memandang latar belakang. Steven berharap peserta dapat merasakan langsung kehangatan memberi dengan tulus. “Cinta kasih seharusnya tidak terbatas dalam lingkup pribadi. Nilai ini harus meluas hingga ranah sosial,” tambahnya.
Mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi ikut ambil bagian. Mereka berasal dari Universitas Katolik Parahyangan, Universitas Kristen Maranatha, BINUS Bandung, hingga One University. Setiap peserta menunjukkan semangat tinggi sejak awal kegiatan dimulai.
Lina, mahasiswi UNPAR, mengaku tergerak saat menerima informasi kegiatan dari media sosial. Ia segera mengajak beberapa teman untuk ikut serta. “Saya ingin melakukan sesuatu yang berdampak bagi orang lain, bukan hanya sibuk kuliah,” ujarnya.
Ibu Lilia, sukarelawan yang membantu di dapur, turut menyampaikan antusiasmenya. Ia setiap tahun ikut memasak untuk PPS. “Saya tidak bisa ikut turun ke jalan, tapi saya bisa membantu dari dapur,” katanya sambil membungkus makanan.
Derry Setiawan, Ketua Pelaksana PPS 2025, menyampaikan bahwa tahun ini mereka menargetkan 200 paket makanan. Ia dan timnya telah merancang rute distribusi secara cermat. Mereka akan menyasar titik-titik rawan di Kota Bandung seperti kawasan Jalan Soekarno-Hatta, Kebon Kawung, dan simpang Dago.
“Kami sudah petakan area distribusi agar bantuan tepat sasaran,” jelas Derry. Ia menambahkan bahwa para relawan dibagi menjadi beberapa tim kecil untuk mempercepat penyaluran.
Guang Ji Youth Community mengandalkan donasi dari anggota dan masyarakat umum. Mereka menggalang dana melalui kampanye media sosial. Tim komunikasi komunitas merancang poster digital, lalu menyebarkannya melalui Instagram dan WhatsApp.
Naga Wijaya, koordinator lapangan, menyatakan bahwa relawan tahun ini jauh lebih beragam. Menurutnya, banyak mahasiswa baru yang tertarik karena ingin melihat langsung kehidupan masyarakat marginal. “Mereka tidak sekadar datang. Mereka sungguh ingin belajar dan membantu,” ungkapnya.
Para relawan bekerja dengan antusias. Mereka membagi tugas berdasarkan kemampuan masing-masing. Beberapa bertugas di dapur, sebagian lainnya membungkus makanan, dan sisanya bersiap mengantar paket ke jalanan.
Vinny, relawan dari Universitas Kristen Maranatha, menyampaikan rasa harunya setelah membagikan makanan. Ia mengatakan bahwa kegiatan ini mengubah cara pandangnya terhadap kehidupan. “Saya melihat sendiri betapa banyak orang yang hidup dalam keterbatasan. Pengalaman ini membuka mata saya,” ucapnya.
Pukul 17.00, tim relawan mulai menyebar ke berbagai lokasi. Mereka menyapa para pemulung, pengamen, dan warga yang tinggal di kolong jembatan. Relawan membagikan makanan sambil mengucapkan kalimat penyemangat. Mereka juga memberikan masker dan air mineral dalam beberapa paket.
Derry merasa puas dengan jalannya kegiatan. Ia mengucapkan terima kasih kepada seluruh relawan dan donatur yang telah mendukung PPS 2025. “Kegiatan ini tidak akan berhasil tanpa kolaborasi dari banyak pihak,” tegasnya.
Steven pun memberikan apresiasi kepada semua pihak yang terlibat. Ia menyampaikan bahwa semangat berbagi tidak boleh berhenti di satu momentum saja. “Kami ingin menjadikan kegiatan ini sebagai budaya. Bukan hanya program tahunan, tetapi gaya hidup,” ujarnya.
Guang Ji Youth Community akan terus menyelenggarakan kegiatan sosial sepanjang tahun. Mereka berencana memperluas jangkauan bantuan dan melibatkan lebih banyak universitas. Menurut Steven, Bandung memiliki potensi besar dalam gerakan sosial berbasis pemuda.
“Kami percaya anak muda bisa jadi penggerak perubahan,” tambahnya. Komunitas ini akan kembali menggelar kegiatan serupa pada bulan Agustus mendatang dalam bentuk bakti sosial ke panti disabilitas.
PPS 2025 menunjukkan bahwa kerja kolaboratif anak muda mampu menciptakan dampak nyata. Melalui tindakan langsung, mereka menjembatani kepedulian dan kebutuhan di masyarakat.
Guang Ji Youth Community tidak hanya membagikan makanan, tetapi juga menyalakan harapan. Dengan cinta kasih sebagai dasar gerakan, komunitas ini terus berusaha menghadirkan perubahan yang berarti.