Gubernur Jawa Barat H. Dedi Mulyadi
Bandung, Info Burinyay — Gubernur Jawa Barat, H. Dedi Mulyadi, menyampaikan rasa hormat dan terima kasih yang tinggi kepada Presiden Republik Indonesia, Bapak Prabowo Subianto. Ia memuji sikap tegas Presiden yang langsung memerangi praktik premanisme, khususnya yang sering menggunakan kedok organisasi masyarakat (ormas).
Menurut Gubernur Dedi, langkah Presiden sangat berani dan tepat sasaran. Kebijakan ini secara langsung memberikan rasa aman serta kenyamanan kepada masyarakat luas. “Ini langkah luar biasa. Masyarakat bisa kembali merasa tenang dan para pelaku usaha pun tak lagi terintimidasi,” ujar Dedi melalui akun media sosial resminya.
Ia juga menyoroti dukungan kuat dari para pejabat tinggi seperti Menko Polhukam, Menteri Dalam Negeri, Panglima TNI, dan Kapolri. Kolaborasi lintas lembaga ini, menurutnya, mempercepat pemulihan keamanan di tingkat akar rumput. Karena itu, ia menyambut baik sinergi antara pemerintah pusat dan daerah dalam menyikapi fenomena premanisme.
Lebih lanjut, Dedi menjelaskan bahwa banyak pelaku usaha mengalami tekanan dari pihak-pihak yang mengaku sebagai bagian dari ormas. Mereka kerap diminta memberikan uang, pekerjaan, bahkan hasil produksi. Namun, para pengusaha ini tidak berani melapor karena takut akan risiko yang mengintai. “Mereka lebih memilih diam. Tapi setiap hari, mereka harus memberikan konsesi dalam bentuk apapun,” ungkapnya.
Situasi ini, lanjut Dedi, berpotensi mengganggu iklim usaha nasional. Karena itulah, pemerintah perlu hadir dengan pendekatan persuasif. Para pengusaha harus merasa aman dan percaya diri untuk bersuara jujur mengenai kondisi di lapangan.
Selain itu, Gubernur Dedi menyatakan bahwa kebijakan Presiden Prabowo sejalan dengan program yang telah lama diterapkan di Jawa Barat. Pemprov Jabar sejak awal sudah membentuk Satgas Anti-Premanisme di berbagai daerah. Kini, ia siap menyelaraskan langkah tersebut dengan kebijakan nasional yang lebih luas.
“Selama ini kami telah melakukan upaya nyata. Kini tinggal disinergikan dengan program pusat,” jelasnya.
Menurutnya, premanisme muncul karena banyak orang enggan bekerja keras namun ingin cepat mendapatkan uang. “Ada yang hanya duduk, nongkrong, lalu tiba-tiba datang ke tempat usaha untuk meminta uang. Ini pola pikir yang harus diubah,” tegas Dedi.
Menanggapi masalah tersebut, Gubernur Dedi merancang solusi pembinaan bagi pelaku premanisme. Mulai bulan Juni hingga bulan-bulan berikutnya, ia akan mengumpulkan para pelaku dan memberi mereka pelatihan di barak militer. Setelah itu, mereka akan dilibatkan dalam berbagai proyek pembangunan yang dikerjakan oleh Pemerintah Provinsi Jawa Barat.
Mereka akan membangun jalan, irigasi, jembatan, sekolah, serta rumah untuk masyarakat kurang mampu. “Mereka harus sadar bahwa uang datang dari keringat, bukan dari memeras orang lain,” ujarnya dengan tegas.
Program ini bukan hanya menjadi solusi atas gangguan keamanan, tetapi juga membuka jalan baru bagi para mantan pelaku premanisme untuk berkontribusi positif dalam pembangunan daerah.
Gubernur Dedi menutup pernyataannya dengan semangat kebangsaan dan harapan besar. “Salam untuk semuanya. Sehat selalu. Indonesia Maju, Jawa Barat Istimewa.”
Dengan kebijakan yang terintegrasi antara pusat dan daerah, Jawa Barat bersiap menjadi provinsi yang aman, produktif, dan bebas dari praktik premanisme.
Rancabali, Info Burinyay - Liburan panjang kembali menghidupkan sektor pariwisata di wilayah Bandung Selatan. Para…
Ciparay, Info Burinyay – Sebanyak 33 anak mengikuti tasyakuran khitanan massal di Pondok Pesantren Al…
Ciwidey, Info Burinyay — Pemerintah Desa Panyocokan, Kecamatan Ciwidey, Kabupaten Bandung, terus meningkatkan pembangunan infrastruktur…
Bandung, Info Burinyay — Para Guru Bimbingan Konseling (BK) dari berbagai SMA di Kota Bandung…
Oleh: Sultan Patrakusumah VIII Trust of Guarantee Phoenix INA-18 Tasikmalaya - Dalam beberapa bulan terakhir,…
Rancaekek, Info Burinyay – Jajaran Polsek Rancaekek mengambil langkah tegas untuk meningkatkan disiplin dan keamanan…
This website uses cookies.
Leave a Comment