CEO SMP Skye Digipreneur, Adv. Agus Gandara, SH., MH., M.Pd., saat menegaskan Komitmennya untuk Pendidikan Wirausaha Enam Tahun di Skye Digipreneur, Kamis 16 Mei 2025.
Skye Treasure Hunt Part 4 Jadi Puncak Simulasi Program Basic Digipreneur
Rancaekek, Info Burinyay — CEO SMP Skye Digipreneur, Adv. Agus Gandara, SH., MH., M.Pd., menegaskan komitmennya dalam membentuk pengusaha muda sejak usia sekolah. Komitmen tersebut ia sampaikan saat membuka kegiatan Skye Treasure Hunt Part 4 pada Kamis, 15 Mei 2025. Acara berlangsung di halaman Gedung Pendidikan Skye Digipreneur, Jalan Walini No.24, Desa Bojongloa, Kecamatan Rancaekek, Kabupaten Bandung.
Menurutnya, kegiatan tersebut menjadi bagian akhir dari pelaksanaan mata pelajaran Basic Digipreneur. Para siswa melaksanakan simulasi nyata sebagai bentuk praktik pembelajaran bisnis. Mereka menampilkan proyek-proyek bisnis hasil rancangan sendiri, mulai dari produksi hingga penjualan.
“Kegiatan ini bukan sekadar permainan. Ini bagian dari evaluasi nyata, bagaimana siswa mengelola bisnisnya sendiri,” ujar Adv. Agus Gandara.
Ia menegaskan bahwa program Basic Digipreneur tidak berdiri sendiri. Program ini menjadi bagian dari sistem pendidikan enam tahun yang dirancang secara berkelanjutan. Tiga tahun siswa belajar di SMP Skye, lalu bisa melanjutkan ke SMK Skye dengan pendekatan wirausaha yang lebih dalam.
“Konsepnya enam tahun. Tiga tahun di SMP, tiga tahun di SMK. Ini agar mereka matang sebagai calon pengusaha,” tegasnya.
Meskipun demikian, Agus menekankan bahwa kelanjutan ke SMK Skye bukan suatu kewajiban. Ia menyadari setiap anak memiliki cita-cita dan jalur yang berbeda. Karena itu, pihak sekolah memberikan bekal maksimal di setiap jenjang.
“Kami siapkan ilmunya sejak SMP. Kalau mereka lanjut ke SMK, itu ideal. Tapi kalau pun tidak, pondasinya sudah kuat,” katanya.
Dalam kegiatan tersebut, para tamu dan orang tua siswa menyaksikan langsung pameran bisnis siswa. Mereka melihat bagaimana para siswa merancang konsep, memproduksi barang, memasarkan produk, dan menghitung keuntungan. Setiap kelompok siswa tampil percaya diri mempresentasikan bisnisnya.
“Silakan Ayah Bunda lihat sendiri. Anak-anak sudah menjalankan bisnis, bukan simulasi semata,” ucap Agus di hadapan para tamu.
Lebih lanjut, ia memaparkan tiga visi besar yang menjadi pedoman di Skye Digipreneur. Menurutnya, siswa harus tumbuh sebagai insan cerdas secara ilmu, insan bertakwa secara spiritual, dan insan wirausaha secara praktik.
“Cerdas saja tidak cukup. Takwa dan semangat usaha juga penting. Tiga hal ini kami bangun bersamaan,” ujarnya.
Agus menyebut, sejumlah siswa SMP Skye telah menunjukkan pencapaian bisnis yang luar biasa. Bahkan, ada yang mampu meraih penghasilan hingga Rp24 juta per bulan. Ia juga menyebut nama seorang alumni yang kini menjabat sebagai direktur di Madura dan telah meraih omzet miliaran rupiah sejak usia SMP.
“Nanti Coach Widya sampaikan datanya. Ada siswa kami yang omzet bulanannya sampai Rp24 juta. Bahkan ada yang Rp6 miliar,” ungkapnya.
Ia menuturkan, salah satu siswa tersebut kini tengah bersiap melanjutkan pendidikan ke Fakultas Kedokteran. Meski telah sukses secara finansial, semangat belajar siswa tersebut tidak luntur.
“Sudah punya penghasilan miliaran, tapi tetap ingin kuliah. Inilah semangat yang kami dorong,” tambahnya.
Agus juga menggarisbawahi pentingnya peran lingkungan dalam membentuk karakter siswa. Ia menyampaikan bahwa sekolah terus mengkaji dan mengembangkan pendekatan agar semangat wirausaha bisa menular ke setiap angkatan berikutnya.
“Kami terus pelajari pola-pola yang berhasil. Kami ingin keberhasilan ini berlanjut ke adik-adik angkatan mereka,” ujarnya.
Selain fokus pada aspek bisnis, Skye Digipreneur juga menanamkan nilai religius secara kuat. Setiap siswa dibimbing untuk terus meningkatkan kualitas ibadah dan akhlak.
“Sukses itu harus lengkap. Selain kaya, anak-anak kami juga harus bertakwa,” tegasnya.
Ia meyakini bahwa generasi muda bisa menjadi pemimpin masa depan yang sukses bila diberi ruang dan pembinaan yang tepat. Karena itu, sekolah terus berinovasi dalam menyusun kurikulum dan pendekatan pembelajaran.
“Skye ini sekolah baru, usianya empat tahun. Tapi kami tidak berhenti belajar dan memperbaiki sistem,” jelas Agus.
Ia berharap model pendidikan wirausaha seperti di Skye Digipreneur dapat menjadi contoh bagi sekolah lain. Menurutnya, Indonesia membutuhkan lebih banyak pengusaha muda yang memiliki integritas dan visi jangka panjang.
“Kita butuh pengusaha-pengusaha yang bukan hanya pintar dagang, tapi juga punya etika dan semangat berbagi,” ujarnya.
Kegiatan Skye Treasure Hunt Part 4 berlangsung meriah. Para siswa tampak antusias mengikuti setiap tantangan yang disusun oleh panitia. Selain menampilkan bisnis, mereka juga mengikuti simulasi distribusi produk, pitching investor, hingga lomba kecepatan penjualan.
“Anak-anak bukan hanya belajar dari buku. Mereka belajar dari pasar. Belajar dari pengalaman langsung,” pungkas Agus.
Melalui pendekatan pendidikan semacam ini, Skye Digipreneur membuktikan bahwa wirausaha bukanlah hal yang mustahil bagi siswa usia SMP. Dengan bimbingan tepat, semangat kuat, dan strategi terencana, mereka bisa menjadi pengusaha sejak muda. Dan bukan sekadar pengusaha biasa, tetapi pengusaha yang berkarakter, berilmu, dan bertakwa.
Rancabali, Info Burinyay - Liburan panjang kembali menghidupkan sektor pariwisata di wilayah Bandung Selatan. Para…
Ciparay, Info Burinyay – Sebanyak 33 anak mengikuti tasyakuran khitanan massal di Pondok Pesantren Al…
Ciwidey, Info Burinyay — Pemerintah Desa Panyocokan, Kecamatan Ciwidey, Kabupaten Bandung, terus meningkatkan pembangunan infrastruktur…
Bandung, Info Burinyay — Para Guru Bimbingan Konseling (BK) dari berbagai SMA di Kota Bandung…
Oleh: Sultan Patrakusumah VIII Trust of Guarantee Phoenix INA-18 Tasikmalaya - Dalam beberapa bulan terakhir,…
Rancaekek, Info Burinyay – Jajaran Polsek Rancaekek mengambil langkah tegas untuk meningkatkan disiplin dan keamanan…
This website uses cookies.
Leave a Comment