Istighosah Kubro dan Seminar Nasional Usulkan KH. Abbas Abdul Jamil sebagai Pahlawan Nasional, Sabtu (17/5/2025)
Cirebon, Info Burinyay – Ribuan warga tumpah ruah di Pendopo Kabupaten Cirebon, Sabtu (17/5), mengikuti kegiatan akbar bertajuk Istighosah Kubro dan Seminar Nasional. Acara ini menjadi momentum penting untuk mengusulkan KH. Abbas Abdul Jamil sebagai Pahlawan Nasional.
Sejak pagi hari, peserta dari berbagai daerah di Jawa Barat telah memadati lokasi. Mereka datang dengan semangat kebersamaan untuk mengenang jasa besar KH. Abbas. Kehadiran masyarakat yang sangat antusias mencerminkan kekaguman terhadap tokoh yang berperan dalam perjuangan kemerdekaan dan pendirian Nahdlatul Ulama (NU) di tanah Sunda.
Acara dimulai dengan istighosah dan doa bersama. Para ulama sepuh memimpin doa dengan penuh khidmat. Suasana religius menyelimuti pendopo saat ribuan jamaah bersatu dalam zikir dan permohonan kepada Allah SWT. Momen ini menjadi bentuk penghormatan terhadap perjuangan KH. Abbas dan para muassis NU.
Setelah itu, acara dilanjutkan dengan Seminar Nasional. Prof. Dr. KH. Asep Saifuddin Chalim, MA, Ketua Umum PP Pergunu, tampil sebagai pembicara utama. Ia mengajak seluruh peserta untuk merenungkan kembali peran besar para ulama dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia.
“KH. Abbas Abdul Jamil tidak hanya tokoh NU di Jawa Barat. Beliau juga pejuang sejati yang menggunakan pendekatan kultural dan spiritual dalam melawan penjajahan. Kongres NU ke-6 tahun 1931 di Cirebon menjadi bukti nyata perjuangannya,” tegas Prof. Asep dalam orasinya.
Lebih lanjut, Prof. Asep menekankan pentingnya menghargai peran ulama lokal dalam sejarah bangsa. Ia mendorong pemerintah pusat agar segera mengakui KH. Abbas sebagai Pahlawan Nasional. Menurutnya, pengakuan ini akan menguatkan nilai-nilai Islam Nusantara yang moderat, toleran, dan cinta tanah air.
Seminar tersebut menghadirkan sejumlah narasumber dari kalangan akademisi, sejarawan, dan budayawan. Mereka membedah kontribusi KH. Abbas dari berbagai perspektif. Salah satunya, kontribusi beliau dalam memperluas jaringan NU dan mempertahankan nilai-nilai keislaman di tengah tekanan kolonialisme.
Para pemateri sepakat bahwa KH. Abbas tidak hanya berdakwah di bidang keagamaan. Ia juga aktif dalam ranah sosial dan geopolitik. Di tengah pertarungan ideologis antara kelompok Islam tradisional dan gerakan sekuler, KH. Abbas tampil sebagai penyeimbang. Ia menjaga moral bangsa lewat nilai-nilai pesantren.
Tak hanya itu, KH. Abbas juga memimpin dakwah Islam yang menolak kekerasan. Ia menyebarkan nilai-nilai damai, persatuan, dan cinta Tanah Air. Pendekatannya membuat NU menjadi kekuatan sosial yang merangkul semua golongan. Perannya menjadikan NU sebagai kekuatan pemersatu umat, bukan pemecah.
Bupati Cirebon juga hadir dalam acara ini. Dalam sambutannya, ia menyatakan dukungan penuh terhadap usulan gelar Pahlawan Nasional bagi KH. Abbas. Ia menyebut bahwa pemerintah daerah akan segera mengumpulkan dokumen dan melengkapi administrasi sebagai langkah konkret mendukung usulan tersebut.
“Kami tidak hanya bangga sebagai bagian dari sejarah KH. Abbas. Kami juga bertanggung jawab untuk memperjuangkan pengakuan beliau secara nasional,” ujar Bupati Cirebon di hadapan ribuan peserta.
Dukungan terhadap usulan tersebut semakin nyata ketika para peserta menandatangani petisi bersama. Para tokoh NU, akademisi, dan masyarakat luas ikut serta dalam penandatanganan ini. Petisi tersebut akan menjadi bagian dari dokumen pendukung yang dikirimkan ke pemerintah pusat.
Menurut Ketua Panitia, Ustadz Ahmad Rofi’i, kegiatan ini bukan hanya acara seremonial. Ia menyebut bahwa istighosah dan seminar merupakan rangkaian awal dari gerakan kolektif memperjuangkan KH. Abbas ke tingkat nasional.
“Kami akan terus bergerak. Setelah ini, kami akan menyelenggarakan kegiatan lanjutan, termasuk pengumpulan testimoni sejarah dari para kiai sepuh,” ungkapnya dengan penuh semangat.
Salah satu peserta, Nyai Zainab dari Indramayu, juga menyampaikan harapannya. Ia menyebut bahwa sudah saatnya negara mengenang jasa ulama yang telah membela bangsa melalui jalan dakwah dan pendidikan.
“Beliau bukan hanya pejuang agama, tetapi juga pejuang kemerdekaan. Sudah sepantasnya KH. Abbas mendapatkan tempat terhormat sebagai Pahlawan Nasional,” tuturnya.
Acara ditutup dengan pembacaan shalawat dan doa penutup yang dipimpin oleh KH. Munir dari Pondok Pesantren Buntet. Para peserta tampak haru saat melantunkan salawat bersama. Mereka meninggalkan pendopo dengan membawa semangat baru untuk melanjutkan perjuangan moral yang ditinggalkan KH. Abbas.
Melalui kegiatan ini, masyarakat Cirebon dan Jawa Barat ingin menegaskan bahwa sejarah tidak boleh melupakan tokoh lokal yang memberi kontribusi besar. KH. Abbas adalah simbol perjuangan Islam moderat, dan sosok yang mampu menyatukan keislaman dengan keindonesiaan.
Dengan semakin kuatnya dukungan dari berbagai kalangan, besar harapan agar pemerintah pusat segera merespons usulan ini. Warga berharap agar KH. Abbas Abdul Jamil segera mendapatkan gelar Pahlawan Nasional sebagai bentuk penghargaan atas jasa, pengabdian, dan perjuangannya yang luar biasa.
Rancabali, Info Burinyay - Liburan panjang kembali menghidupkan sektor pariwisata di wilayah Bandung Selatan. Para…
Ciparay, Info Burinyay – Sebanyak 33 anak mengikuti tasyakuran khitanan massal di Pondok Pesantren Al…
Ciwidey, Info Burinyay — Pemerintah Desa Panyocokan, Kecamatan Ciwidey, Kabupaten Bandung, terus meningkatkan pembangunan infrastruktur…
Bandung, Info Burinyay — Para Guru Bimbingan Konseling (BK) dari berbagai SMA di Kota Bandung…
Oleh: Sultan Patrakusumah VIII Trust of Guarantee Phoenix INA-18 Tasikmalaya - Dalam beberapa bulan terakhir,…
Rancaekek, Info Burinyay – Jajaran Polsek Rancaekek mengambil langkah tegas untuk meningkatkan disiplin dan keamanan…
This website uses cookies.
Leave a Comment