Baleendah, Info Burinyay — Tokoh pemuda Kelurahan Baleendah, Andri Suhendar, menyampaikan apresiasi atas terselenggaranya kegiatan konsolidasi komunikasi dan silaturahmi Ketua RW se-Kelurahan Baleendah pada Minggu, 18 Mei 2025. Menurutnya, forum seperti ini sangat penting untuk membangun sinergi antarlembaga dalam mendorong kemajuan wilayah.
Namun demikian, Andri menilai pelaksanaan forum tersebut belum sepenuhnya menyentuh akar persoalan di masyarakat. Salah satu hal yang ia soroti secara serius ialah keberadaan Koperasi Merah Putih (KMP). Ia menegaskan bahwa pengelolaan KMP saat ini tidak melibatkan para Ketua RW secara utuh.
“RW hanya menerima surat pemberitahuan di awal. Tapi, mereka tidak diajak berdiskusi dalam proses pembentukan. Ini sangat disayangkan,” tegas Andri saat diwawancarai Info Burinyay.
Ia menambahkan, transparansi dan partisipasi publik seharusnya menjadi pondasi dalam pengelolaan koperasi. Terlebih lagi, koperasi tersebut membawa nama Merah Putih dan diklaim sebagai milik rakyat.
Selain itu, Andri mengingatkan bahwa Presiden RI telah menekankan pentingnya koperasi sebagai lembaga yang mengakomodasi kepentingan rakyat secara universal. Oleh karena itu, ia menuntut agar KMP membuka ruang keterlibatan secara menyeluruh, bukan sekadar formalitas administratif.
“Kalau koperasi tidak membuka diri, maka tujuannya tidak akan tercapai. Padahal ini seharusnya menjadi solusi ekonomi masyarakat,” ujarnya.
Sementara itu, Andri juga menyoroti pelayanan publik di lingkungan Kelurahan Baleendah. Ia berharap seluruh aparatur bekerja lebih profesional dan responsif terhadap kebutuhan warga. Ia mengutip jargon Gubernur Jawa Barat, bahwa pelayanan publik harus rancinges atau sigap.
“Perangkat kelurahan harus bekerja cepat dan tepat. Jangan membuat warga menunggu lama hanya untuk layanan dasar,” katanya.
Menurut Andri, kelurahan memiliki kedudukan sebagai unit kerja pemerintah daerah. Karena itu, setiap perangkat wajib memahami tugas pokok dan fungsi sesuai regulasi. Ia juga meminta agar aparatur bekerja dengan kesadaran bahwa mereka digaji dari hasil jerih payah masyarakat.
“Masyarakat sudah membayar pajak. Maka, para aparat harus memberikan layanan terbaik, tanpa alasan,” lanjutnya.
Di sisi lain, ia menilai masih ada intrik internal di antara lembaga kelurahan yang membuat saluran komunikasi menjadi buntu. Ia pun mendorong semua pihak untuk menyingkirkan kepentingan pribadi dan membuka ruang komunikasi seluas-luasnya.
“Masyarakat harus bisa menyampaikan aspirasi tanpa hambatan. Jika tidak, lembaga hanya akan berjalan di tempat,” ungkapnya.
Sebagai tokoh muda, Andri juga mengajak para pemuda Baleendah agar ikut mengawasi jalannya pemerintahan di tingkat kelurahan. Ia percaya, pemuda memiliki energi dan keberanian untuk menyuarakan kebenaran secara konstruktif.
“Kalau pemuda diam, maka kesalahan akan terus terjadi. Kita tidak boleh membiarkan itu,” seru Andri.
Lebih lanjut, ia mengajak seluruh Ketua RW, tokoh masyarakat, dan warga untuk mengawal jalannya Koperasi Merah Putih. Menurutnya, koperasi hanya akan berhasil jika terbuka terhadap evaluasi dan siap melibatkan semua unsur masyarakat.
“Oleh sebab itu, mari kita dorong keterbukaan dan partisipasi. Jangan jadikan KMP hanya milik segelintir orang,” tutupnya.
Dengan semangat kolaborasi, transparansi, dan tanggung jawab sosial, Andri meyakini Baleendah akan menjadi wilayah yang lebih solid, adil, dan sejahtera. Ia pun berharap, hasil dari forum konsolidasi ini bukan sekadar wacana, tetapi diwujudkan dalam tindakan nyata.