Soreang, Info Burinyai — Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kabupaten Bandung mengadakan Seminar Kehumasan pada Senin, 20 Mei 2025. Kegiatan ini menyatukan puluhan peserta dari berbagai instansi, termasuk rumah sakit, dinas pemerintah, dan organisasi masyarakat.
Salah satu peserta aktif dalam kegiatan ini adalah Elisa Apriyanti, S.KM., perwakilan dari Promosi Kesehatan Rumah Sakit (PKRS) RSUD Bedas Kertasari. Ia menyampaikan kesan positif setelah mengikuti seluruh rangkaian acara.
“Alhamdulillah, seminar ini sangat bermanfaat. Saya bekerja di bidang kehumasan di RSUD Bedas Kertasari. Banyak materi yang langsung bisa saya praktikkan,” ujarnya.
Menurut Elisa, strategi kehumasan yang disampaikan para narasumber sangat relevan dengan kondisi di lapangan. Ia merasa lebih siap menghadapi tantangan komunikasi, baik internal maupun eksternal.
Elisa menilai peran humas semakin penting di rumah sakit. Ia bertugas membangun citra positif RSUD Bedas Kertasari, terutama sebagai fasilitas kesehatan baru di wilayah selatan Kabupaten Bandung.
“Dengan seminar ini, saya makin paham pentingnya komunikasi dua arah. Masyarakat butuh informasi yang jelas, dan humas bertugas menyampaikannya secara tepat,” jelasnya.
Ia juga menambahkan bahwa kehadiran RSUD Bedas Kertasari sangat membantu masyarakat di daerah terpencil. Sebelumnya, warga harus menempuh jarak cukup jauh ke Majalaya, Soreang, atau bahkan ke Garut.
Kini, RSUD Bedas Kertasari mampu melayani masyarakat setempat dengan lebih cepat dan dekat. Bahkan, rumah sakit ini sudah mulai melakukan berbagai jenis operasi dasar.

R. Nita Lusnitaningsih, rekan Elisa dari tim PKRS, juga menyampaikan apresiasi yang sama. Ia merasa seminar ini membuka wawasan baru dalam mengelola hubungan antara rumah sakit dan media.
“Ilmu yang kami dapat sangat aplikatif. Kami jadi lebih tahu bagaimana merespons komplain, menyusun pesan, dan berinteraksi dengan wartawan,” ujarnya.
Menurut Nita, humas di rumah sakit harus responsif, cepat tanggap, dan komunikatif. Ia menilai seminar ini berhasil memberi panduan praktis dalam menjalankan fungsi tersebut.
“Alhamdulillah, saya sangat mengapresiasi PWI. Kegiatannya benar-benar Bedas pisan,” tambahnya sambil tersenyum.

PWI Kabupaten Bandung menyusun seminar ini sebagai bentuk kontribusi terhadap penguatan kapasitas komunikasi publik. Mereka menghadirkan narasumber berpengalaman yang menyampaikan materi secara langsung dan interaktif.
Selama acara berlangsung, peserta tidak hanya menyimak, tetapi juga berdiskusi. Mereka bertukar pengalaman seputar tantangan humas, termasuk saat menghadapi media atau menangani krisis komunikasi.
Suasana berlangsung dinamis. Peserta merasa lebih percaya diri setelah memahami teknik komunikasi yang strategis, persuasif, dan solutif.
Elisa juga menyinggung peningkatan layanan di RSUD Bedas Kertasari. Ia menyebut, rumah sakit terus berbenah agar mampu menjawab kebutuhan kesehatan warga Kertasari dan sekitarnya.
“Pelayanan sudah mulai lengkap. Kami melayani pasien dari berbagai desa. Operasi kecil sudah rutin kami lakukan,” terangnya.
RSUD Bedas Kertasari berdiri sebagai rumah sakit tipe D. Meski masih baru, rumah sakit ini terus meningkatkan fasilitas, termasuk laboratorium, IGD, dan layanan rawat inap.
Letaknya yang strategis membuat rumah sakit ini menjadi pilihan utama warga. Aksesnya jauh lebih mudah dibanding rumah sakit di pusat kabupaten.
Nita dan Elisa berharap seminar seperti ini bisa berlanjut. Menurut mereka, pelatihan seperti ini membantu petugas humas bekerja lebih profesional dan adaptif.
Mereka juga menyarankan agar seminar ke depan menjangkau wilayah yang lebih luas, termasuk kecamatan dan desa. Dengan begitu, para pelaku kehumasan di daerah bisa turut belajar dan berbagi praktik baik.
“Semoga ke depan bisa lebih sering digelar. Kami siap ikut lagi dan mengajak lebih banyak peserta,” kata Elisa menutup wawancara.