Bandung, Info Burinyay — Para Guru Bimbingan Konseling (BK) dari berbagai SMA di Kota Bandung mengikuti seminar bertema “Peran Strategis Guru BK dalam Mengarahkan Minat Karir Siswa Menuju Sekolah Kedinasan” yang berlangsung di Hotel Novotel, Jalan Cihampelas No. 23, Kota Bandung. Acara ini berlangsung di ruang Solon, dan menghadirkan tokoh-tokoh pendidikan yang berkomitmen dalam mengembangkan potensi siswa.
Musyawarah Guru Bimbingan Konseling (MGBK) Kota Bandung memprakarsai kegiatan ini sebagai bentuk nyata perhatian terhadap arah karir siswa. Syam Ahmad, S.Pd., selaku Ketua MGBK, menyambut langsung para peserta. Ia menekankan pentingnya peran guru BK dalam membangun semangat siswa untuk meraih cita-cita melalui jalur pendidikan kedinasan.
Syam menjelaskan bahwa para guru BK memiliki akses dan kedekatan dengan siswa, sehingga dapat mengenali minat dan kemampuan mereka sejak dini. Oleh karena itu, guru BK harus aktif mengarahkan siswa menuju pilihan karir yang tepat.
Kegiatan ini juga mempertemukan guru BK dengan mitra bimbingan belajar seperti Kelas Taruna. Lembaga ini dikenal karena programnya yang membantu siswa mempersiapkan diri menghadapi seleksi masuk sekolah kedinasan, TNI, dan Polri.
H. Sahrul Gunawan, S.E., M.Ag., sebagai Founder Kelas Taruna, memaparkan bahwa pihaknya tidak bekerja sendiri. Ia mengajak guru BK untuk berkolaborasi membimbing siswa secara intensif.
“Kami ingin para guru BK menjadi bagian dari pendampingan. Mereka bisa mensosialisasikan program kami secara langsung ke siswa, terutama dalam menghadapi seleksi masuk sekolah kedinasan, TNI, atau Polri,” ujar Sahrul.
Ia juga mengingatkan siswa agar memiliki visi yang jelas. Dalam dunia yang semakin terdigitalisasi, keterampilan dan keahlian justru menjadi kunci utama keberhasilan.
“Teknologi kini menggantikan banyak tenaga manusia. Maka, kalian harus punya skill dan arah karir yang jelas. Terus belajar dan tingkatkan kemampuan kalian,” tambahnya dengan semangat.
Imam Safei, S.Pd., M.Pd., Direktur Program RumahTaruna.com, juga menyampaikan pentingnya edukasi karir sejak sekolah menengah. Ia menyatakan bahwa Rumah Taruna menjalin kemitraan dengan MGBK untuk mendorong program minat karir yang berkelanjutan.
“Kami berharap guru BK bisa memperkuat program karir di sekolah masing-masing. Kami ingin siswa memiliki berbagai opsi setelah lulus — bisa kuliah, bekerja, menjadi abdi negara, atau berwirausaha,” kata Imam.
Menurutnya, kolaborasi dengan guru BK memungkinkan program bimbingan karir menjangkau lebih banyak siswa. Dengan begitu, siswa dapat mengambil keputusan karir berdasarkan pemahaman dan bimbingan yang tepat.
Seminar ini juga mengundang pihak perguruan tinggi. Dr. Lilis Suwandari, S.Pd., M.M.Pd., selaku Wakil Dekan III Universitas Islam Nusantara (Uninus), memuji inisiatif ini. Ia menyatakan dukungan penuh dari pihak Uninus bagi siswa-siswa binaan guru BK yang hadir di seminar.
“Uninus siap memberikan kesempatan bagi siswa yang telah dibimbing para guru BK hari ini. Kami terbuka untuk kerja sama lebih lanjut agar siswa bisa melanjutkan pendidikan dengan dukungan yang tepat,” jelas Lilis.
Selain narasumber utama, beberapa guru BK peserta seminar menyampaikan apresiasi dan harapannya. Rini Rahmawati, S.Psi., M.M., guru BK dari SMAN 16 Bandung, merasa tertarik dengan fleksibilitas konsep bimbel dari Kelas Taruna.
“Saya melihat program ini sangat memungkinkan untuk diterapkan di sekolah. Saya berharap bisa menyampaikan ini ke siswa dan mengajak mereka bergabung. Kami juga siap membuka kerja sama ke depan,” ujarnya antusias.
Sementara itu, Rosleny dari SMAN 8 Bandung menyebut bahwa seminar ini membuka wawasan baru. Ia menjelaskan bahwa banyak siswa di sekolahnya mulai tertarik pada jalur kedinasan, tetapi masih minim informasi atau akses bimbingan.
“Banyak siswa kami sudah punya minat ke kedinasan sejak kelas 10. Tapi bimbingan khusus masih jarang. Saya berencana mengundang Kelas Taruna ke sekolah, agar siswa bisa mendapat penjelasan langsung. Ini penting agar guru BK bisa menyalurkan minat siswa dengan tepat,” tutur Rosleny.
Ia juga menekankan bahwa guru BK punya tanggung jawab untuk melayani kebutuhan siswa. Jika siswa tertarik ke jalur kedinasan, maka guru BK harus siap memberi informasi, bimbingan, dan akses yang memadai.
Seminar ini membuktikan bahwa kolaborasi antara guru, lembaga bimbingan belajar, dan perguruan tinggi mampu menciptakan ekosistem pendidikan karir yang solid. Setiap pihak memegang peran penting dalam menyiapkan generasi muda menghadapi tantangan masa depan.
Para peserta seminar menyepakati bahwa arah karir siswa perlu dibentuk sejak dini. Guru BK tidak hanya menjadi pendamping, tetapi juga motor penggerak yang mampu membuka jalan menuju kesuksesan siswa.
Ke depan, kegiatan serupa diharapkan terus berlanjut dengan jangkauan yang lebih luas. Selain memberikan informasi, seminar ini juga memperkuat jejaring antara guru, praktisi pendidikan, dan institusi pendidikan tinggi.
Dengan demikian, siswa memiliki lebih banyak pilihan untuk meraih masa depan. Mereka dapat memilih jalur yang sesuai dengan potensi diri, baik itu sebagai aparatur negara, profesional, maupun wirausahawan yang berkontribusi untuk negeri.