Kawah Putih Tetap Jadi Primadona Wisata Bandung Selatan saat Libur Panjang

Rancabali, Info Burinyay – Liburan panjang kembali menghidupkan sektor pariwisata di wilayah Bandung Selatan. Para wisatawan memadati berbagai objek wisata alam yang menawarkan kesejukan dan keindahan panorama. Di antara beragam destinasi yang tersedia, Kawah Putih tetap menjadi pilihan utama bagi ribuan pelancong.

Setiap hari, ribuan orang mengunjungi Kawah Putih untuk menikmati pemandangan eksotis dari kawah belerang yang unik. Udara sejuk dan suasana alami menjadi daya tarik utama. Banyak pengunjung datang bersama keluarga atau rombongan, baik dari dalam maupun luar kota.

Menurut Site Manager Kawah Putih, Budi Kamal, jumlah kunjungan saat libur panjang cukup tinggi. Ia menjelaskan bahwa pada hari puncak liburan, jumlah pengunjung mencapai 3.000 orang dalam satu hari. Walau demikian, pihak pengelola tetap mampu menjaga ketertiban dan kenyamanan di lokasi.

“Alhamdulillah, kemarin cukup ramai. Hari ini lebih landai. Kemarin itu mencapai sekitar 3.000 orang dalam sehari,” jelas Budi melalui sambungan telepon pada Minggu, 8 Juni 2025.

Ia menambahkan, pengelola telah menyiapkan berbagai layanan agar para pengunjung merasa nyaman. Tim lapangan dikerahkan secara penuh untuk membantu wisatawan selama berada di kawasan. Selain itu, fasilitas umum terus diperbaiki dan diperluas untuk mendukung kenyamanan.

Selain pemandangan utama dari kawah, pengunjung juga dapat menikmati dua wahana unggulan. Salah satunya adalah Jembatan Apung, yang mengapung di atas permukaan danau belerang. Wahana ini memberikan pengalaman unik bagi wisatawan. Namun, sebagian besar pengunjung justru lebih tertarik menikmati suasana alami di sekitar kawah.

“Kalau saya lihat, pengunjung masih lebih banyak mengejar suasana. Jembatan Apung memang ada, tapi peminatnya belum signifikan,” terang Budi.

Wahana lain yang menarik perhatian adalah Sunan Ibu, sebuah area dengan pemandangan yang menawan dan sudut foto yang estetis. Banyak wisatawan memanfaatkannya untuk berfoto atau sekadar menikmati ketenangan alam. Spot ini terletak di bagian atas, dan menghadap langsung ke permukaan kawah.

Budi optimistis, Kawah Putih masih menjadi magnet utama wisata alam di Bandung Selatan. Ia mengajak wisatawan untuk terus datang dan menikmati keindahan alam yang tersedia. Menurutnya, peningkatan jumlah kunjungan juga membawa dampak positif bagi masyarakat sekitar.

Faktor harga juga memengaruhi antusiasme wisatawan. Tiket masuk tetap terjangkau meskipun terjadi lonjakan pengunjung saat liburan. Untuk satu orang, tarif masuk sebesar Rp 31.000. Jika menggunakan kendaraan wisata ontang-anting, pengunjung hanya perlu menambah Rp 32.000 untuk perjalanan pulang-pergi.

“Tarif masih sama. Tidak ada kenaikan harga. Kami tetap berkomitmen memberi akses wisata yang terjangkau,” tegas Budi.

Bagi wisatawan yang membawa mobil pribadi, pengelola menyediakan jalur sampai ke area atas. Tarif yang dikenakan sebesar Rp 179.000 per kendaraan. Namun, sepeda motor tidak diperkenankan naik ke atas. Pengguna motor harus memarkir kendaraannya di bawah dan melanjutkan perjalanan dengan kendaraan wisata.

Selain menikmati keindahan, pengunjung juga diminta menjaga keselamatan dan kesehatan. Udara belerang bisa berdampak negatif bagi penderita penyakit tertentu. Oleh karena itu, pengelola memberi peringatan khusus kepada wisatawan yang memiliki asma atau gangguan pernapasan.

“Pertama, jaga kondisi tubuh. Kedua, berhati-hatilah selama di jalan. Ketiga, bagi yang punya riwayat asma, sebaiknya tidak masuk ke area kawah,” ujar Budi mengingatkan.

Untuk menjamin kelancaran, pengelola bekerja sama dengan pihak keamanan dan petugas kebersihan. Mereka memastikan setiap sudut kawasan tetap bersih dan tertib. Tempat sampah disediakan di beberapa titik agar pengunjung tidak membuang sampah sembarangan.

Warga sekitar pun turut berkontribusi dalam mendukung sektor wisata. Banyak di antara mereka membuka warung, menyewakan jaket, atau menawarkan jasa foto. Kehadiran wisatawan mendorong pertumbuhan ekonomi lokal dan menciptakan peluang kerja bagi masyarakat.

“Alhamdulillah, wisatawan yang datang membawa rezeki buat kami. Dagangan kami jadi cepat habis,” ungkap seorang pedagang di area parkir bawah.

Pemerintah Kabupaten Bandung juga terus mendorong pengembangan destinasi ini. Perbaikan infrastruktur, seperti jalan dan penunjuk arah, dilakukan secara berkala. Dinas Pariwisata berkoordinasi dengan pengelola untuk menyusun rencana jangka panjang yang berkelanjutan.

Dengan adanya perbaikan dan pengembangan berkelanjutan, Kawah Putih tidak hanya menjadi tempat berlibur, tetapi juga menjadi contoh wisata alam yang tertib dan lestari. Pengelola juga mulai menerapkan pendekatan ramah lingkungan demi menjaga ekosistem yang ada.

Budi dan timnya mengajak masyarakat untuk menikmati keindahan alam dengan tetap menjaga etika. Ia mengimbau semua pihak agar tidak merusak fasilitas, tidak menginjak tanaman liar, serta tetap menghargai sesama pengunjung.

Kawah Putih menjadi ruang terbuka yang memberi kedamaian bagi siapa saja yang datang. Dari pagi hingga sore, wisatawan dapat merasakan nuansa alami yang tidak ditemukan di kota. Kabut tipis, langit cerah, dan air belerang yang tenang menciptakan suasana magis.

Bagi yang belum pernah datang, inilah saat yang tepat untuk merencanakan perjalanan ke Kawah Putih. Suasana sejuk dan pemandangan indah akan menyambut siapa pun yang berkunjung. Liburan di alam terbuka menjadi pilihan tepat untuk menyegarkan kembali semangat setelah hari-hari yang padat.