Bandung, info Burinyay — Sistem Penerimaan Murid Baru (SPMB) Tahap 1 untuk jenjang SMK di Jawa Barat berlangsung mulai 10 hingga 16 Juni 2025. Proses ini dilakukan secara daring melalui aplikasi Sapawarga dan laman resmi disdik.jabarprov.go.id. Sebagian besar masyarakat memanfaatkan kemudahan ini untuk mendaftarkan anak secara mandiri dari rumah.
Di SMK PU Negeri Bandung, pendaftar terbanyak berasal dari jalur mandiri online. Walau suasana sekolah belum terlihat ramai, data dari sistem menunjukkan jumlah pendaftar terus meningkat. Pihak sekolah tetap membuka layanan pendampingan bagi warga yang mengalami kendala teknis saat proses unggah berkas.
Kepala SMK PU Negeri Bandung, Asep Taryudin, S.Pd., M.Pd., menjelaskan bahwa operator sekolah hanya mendampingi masyarakat yang datang langsung. Mereka membantu melengkapi berkas dan mengunggahnya ke sistem.

“Kami menyediakan alat scan, jaringan internet stabil, dan staf teknis yang siap membantu. Kalau jumlah pendaftar melonjak, kami bisa menambah operator,” ucap Asep saat diwawancarai di sekolahnya, Rabu (11/6/2025).
SMK PU Negeri Bandung membuka empat jalur pendaftaran: Domisili Terdekat (10%), Afirmasi (30%), Mutasi (5%), dan Persiapan Kelas Industri (20%). Total daya tampung mencapai 11 rombongan belajar (rombel) dengan rincian:
- 3 rombel DPIB (Desain Pemodelan dan Informasi Bangunan)
- 2 rombel TITL (Teknik Instalasi Tenaga Listrik)
- 2 rombel TKRO (Teknik Kendaraan Ringan Otomotif)
- 2 rombel TM (Teknik Mesin)
- 1 rombel Geomatika
- 1 rombel TJKT (Teknik Jaringan Komputer dan Telekomunikasi)
Setiap jurusan memiliki karakter dan syarat khusus. Untuk memastikan kesesuaian peserta dengan program keahlian, sekolah akan mengadakan tes dan pemeriksaan fisik. Proses ini menjadi bagian penting dalam sistem pendidikan kejuruan.

Jurusan kelistrikan, misalnya, mensyaratkan kemampuan membedakan warna. Oleh karena itu, peserta jurusan TITL perlu menjalani tes buta warna. Selain itu, sekolah juga memeriksa kondisi fisik peserta seperti tato atau tindik. Hasilnya tidak menentukan kelulusan, namun menjadi bahan pertimbangan penempatan jurusan.
Calon siswa yang tidak memenuhi kriteria kesehatan atau minat jurusan akan diarahkan ke pilihan lain yang lebih sesuai. Pendekatan ini bertujuan menciptakan pembelajaran yang nyaman dan produktif sesuai potensi siswa.
“Kami tidak melarang peserta bertato atau bertindik. Tapi kami perlu memastikan bahwa mereka cocok dengan jurusan yang dipilih,” jelas Asep.
Pihak sekolah terus mengimbau orang tua agar tidak memaksakan pilihan jurusan. Sebab, pendidikan kejuruan sangat tergantung pada minat, bakat, dan kesiapan peserta. SMK PU Negeri Bandung ingin memastikan bahwa setiap siswa berkembang di jalur yang tepat.
Di sisi lain, Asep juga menyinggung soal ketenangan pelaksanaan tahun ini. Ia menyatakan bahwa sekolah bisa fokus melayani masyarakat tanpa tekanan dari pihak luar. Dukungan Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, serta komitmen Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat untuk menghindari praktik titipan sangat membantu proses seleksi.
“Kami bisa lebih tenang bekerja. Tidak ada tekanan, jadi kami lebih leluasa memberikan layanan terbaik,” tegasnya
Selama pelaksanaan tahap pertama, sekolah terus memantau jumlah pendaftar dan kesiapan fasilitas. Masyarakat yang masih kesulitan dipersilakan datang ke sekolah untuk mendapatkan bantuan. Tim operator siap melayani hingga hari terakhir pendaftaran.
Dengan semangat transparansi dan pelayanan, SMK PU Negeri Bandung berkomitmen menyukseskan SPMB tahun ini. Sekolah ingin menjaring calon siswa terbaik tanpa diskriminasi dan tekanan, sambil menjaga kualitas pendidikan berbasis industri yang selama ini telah menjadi ciri khasnya.