Opini

Kerja Sama Nuklir Indonesia-Rusia : Peluang Emas Atau Jebakan Geopolitik?

Oleh: ROHIDIN, SH., MH., M.Si., Sultan Patrakusumah VIII – Trustee Guarantee Phoenix INA 18

Rencana kerja sama nuklir antara Indonesia dan Rusia kembali mencuat. Bagi sebagian pihak, langkah ini terlihat sebagai upaya berani menuju kemandirian energi nasional. Namun, banyak pula yang menilai bahwa kerja sama ini bisa menyeret Indonesia ke dalam pusaran konflik geopolitik global.

Pemerintah Indonesia Membuka Jalan untuk PLTN

Pemerintah telah menerbitkan Peraturan Pemerintah (PP) No. 52 Tahun 2022. Regulasi ini memberikan ruang kepada pelaku usaha untuk mengembangkan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) di Indonesia. Melalui kebijakan ini, Indonesia menunjukkan tekad untuk memanfaatkan nuklir sebagai sumber energi alternatif.

Langkah ini menandai perubahan penting. Selama bertahun-tahun, wacana nuklir hanya menjadi bahan diskusi tanpa implementasi nyata. Kini, arah kebijakan berubah. Pemerintah menyiapkan jalur hukum dan strategi pengembangan teknologi nuklir secara terbuka.

Sejak Era Sukarno, Indonesia Sudah Memimpikan Nuklir

Presiden pertama Republik Indonesia, Sukarno, memulai ambisi pengembangan nuklir pada akhir 1950-an. Ia membentuk Lembaga Tenaga Atom (LTA) yang dipimpin oleh G.A. Siwabessy. Melalui lembaga ini, pemerintah melakukan penelitian dan pengembangan energi nuklir.

Pada 1960, Indonesia menjalin kerja sama dengan Amerika Serikat melalui program Atoms for Peace. AS mengirimkan dana sebesar 350 ribu dolar serta 6 kilogram plutonium. Dengan bantuan itu, Indonesia membangun reaktor Triga Mark II di Bandung, yang mulai beroperasi pada 1965.

Meskipun berstatus reaktor riset, Triga Mark II menjadi simbol penting. Indonesia membuktikan kemampuan teknis dalam mengelola reaktor nuklir sejak lebih dari 50 tahun lalu.

Putin dan Prabowo Membuka Babak Baru Kerja Sama

Pertemuan antara Presiden Prabowo Subianto dan Presiden Vladimir Putin pada 19 Juni 2025 membuka ruang baru. Dalam pernyataan bersama di Istana Konstantinovsky, St. Petersburg, Putin menyatakan kesediaan Rusia untuk membantu pengembangan nuklir di Indonesia.

Putin menyebutkan bahwa Rusia terbuka untuk kerja sama nuklir di sektor kesehatan, pertanian, pelatihan, dan energi. Ia juga mengungkap bahwa lebih dari 500 warga Indonesia telah mengikuti pelatihan nuklir di Rusia.

Selain kerja sama teknologi, Rusia memperkuat hubungan diplomatik. Mereka membuka Konsulat Jenderal di Bali dan membuka kembali penerbangan langsung Moskow–Denpasar sejak Januari 2025. Ini menunjukkan pendekatan menyeluruh dalam membangun relasi bilateral.

Namun, Dunia Tidak Selalu Mendukung

Meskipun kerja sama ini tampak menjanjikan, 69% negara di dunia menolak langkah Indonesia menggandeng Rusia dalam proyek nuklir. Penolakan ini tidak datang tanpa alasan. Banyak negara mengkhawatirkan eskalasi ketegangan geopolitik dan potensi penyalahgunaan teknologi nuklir.

Sebagai contoh, negara seperti Iran dan Korea Utara menghadapi sanksi berat karena mengembangkan program nuklir. Bahkan ketika proyek mereka bersifat sipil, negara-negara Barat tetap menjatuhkan embargo ekonomi dan isolasi diplomatik.

Indonesia harus belajar dari pengalaman tersebut. Jika Indonesia tetap melangkah bersama Rusia, konsekuensinya bisa sangat besar. Negara-negara besar bisa menjatuhkan sanksi ekonomi, pemutusan kerja sama, hingga embargo teknologi tinggi.

Potensi Serangan Militer: Bukan Isu yang Berlebihan

Dalam konteks konflik global, isu nuklir seringkali memicu serangan militer. Israel pernah menyerang fasilitas nuklir Iran karena kecurigaan terhadap program senjata. Amerika Serikat juga menggunakan pesawat siluman B2 untuk menghancurkan titik-titik strategis Iran.

Indonesia memang memiliki kekuatan militer besar. Tercatat, ada lebih dari 800.000 personel militer aktif dan cadangan. Namun, jumlah saja tidak cukup. Indonesia belum memiliki pertahanan udara modern, sistem rudal jarak jauh, atau jet tempur generasi kelima.

Pertanyaannya, jika terjadi ancaman serangan seperti yang dialami Iran, apakah Indonesia siap? Apakah sistem pertahanan kita mampu menahan serangan udara presisi dari kekuatan militer besar?

Manfaat Nuklir Bagi Indonesia Tidak Bisa Dikesampingkan

Di sisi lain, potensi manfaat nuklir sangat besar. Indonesia menghadapi tantangan energi yang semakin kompleks. Ketergantungan pada energi fosil membuat negara rentan terhadap krisis pasokan dan fluktuasi harga global.

Dengan mengembangkan PLTN, Indonesia bisa:

  • Mengurangi ketergantungan pada energi fosil.
  • Menurunkan emisi karbon secara signifikan.
  • Memperkuat kemandirian energi nasional.
  • Menarik investasi sektor teknologi tinggi.

Selain itu, nuklir juga memiliki manfaat di sektor kesehatan dan pertanian, terutama dalam produksi radioisotop dan iradiasi pangan. Oleh karena itu, tidak adil jika kita hanya melihat aspek bahayanya saja.

Konteks Hukum Internasional Juga Perlu Diperhatikan

Indonesia telah meratifikasi Konvensi Keselamatan Nuklir. Negara juga berkewajiban menyampaikan laporan keselamatan ke badan internasional seperti IAEA. Pada tahun 2017, Kepala BAPETEN memaparkan komitmen tersebut dalam pertemuan ke-7 Konvensi Keselamatan Nuklir.

Dengan dasar hukum dan transparansi internasional, Indonesia sebenarnya memiliki posisi kuat. Namun, keterlibatan Rusia sebagai mitra strategis bisa menimbulkan resistensi global. Terlebih, Rusia sedang dalam konflik geopolitik dengan NATO dan negara Barat.

Kebijakan Harus Berdasar Kajian Strategis dan Diplomasi Aktif

Pemerintah tidak boleh mengambil keputusan besar ini hanya berdasarkan visi politik jangka pendek. Pengembangan nuklir harus melalui kajian teknis, akademik, dan diplomasi global yang matang.

Beberapa langkah penting meliputi:

  • Membentuk tim nasional lintas lembaga dan ahli.
  • Menjalin komunikasi terbuka dengan IAEA dan negara-negara sahabat.
  • Melibatkan masyarakat sipil dan akademisi dalam konsultasi publik.
  • Menyiapkan strategi mitigasi terhadap sanksi ekonomi dan politik.
  • Memastikan transparansi dan akuntabilitas penuh dalam pelaksanaan proyek.

Dengan pendekatan yang tepat, Indonesia bisa menjaga keseimbangan antara pengembangan teknologi dan kestabilan hubungan internasional.

Kesimpulan: Hati-hati dalam Melangkah, Tegas dalam Visi

Kerja sama Indonesia–Rusia dalam pengembangan nuklir adalah langkah besar yang menentukan masa depan bangsa. Jika berhasil, Indonesia bisa menjadi pemain penting di bidang energi global. Namun, jika gegabah, negara bisa terjebak dalam konflik yang tidak kita inginkan.

Pemerintah harus bijak, berpikir panjang, dan mengedepankan kepentingan nasional. Teknologi nuklir bukan hanya soal energi, tetapi juga menyangkut kedaulatan politik, ekonomi, dan keamanan nasional.

Oleh karena itu, keputusan ini bukan hanya milik pemerintah. Melainkan milik seluruh rakyat Indonesia. Dan kita semua harus turut serta dalam mengawalnya.

Redaksi

Leave a Comment

Recent Posts

Desa Cikasungka Siapkan Santunan 1.000 Paket dan 120 Perlengkapan Jenazah Sambut 10 Muharam

Cikasungka, Info Burinyay - Pemerintah Desa Cikasungka, Kecamatan Cikancung, Kabupaten Bandung, tengah mempersiapkan kegiatan sosial…

1 jam ago

Jabar Istimewa untuk Lansia: HLUN ke-29 dan Wisuda Sekolah Lansia ke-7 Berlangsung Meriah di Kabupaten Bandung

Soreang, Info Burinyay - Pemerintah Provinsi Jawa Barat dan Pemerintah Kabupaten Bandung kembali menegaskan komitmennya…

1 hari ago

Bupati Bandung Apresiasi Wisuda Sekolah Lansia ke-7 dan HLUN ke-29: Komitmen Mewujudkan Lansia Bahagia dan Sehat

Soreang, Info Burinyay– Bupati Bandung, Dr. H.M. Dadang Supriatna, S.Ip., M.Si., kembali menunjukkan perhatian serius…

1 hari ago

Wagub Erwan Setiawan Tegaskan Komitmen Jawa Barat Rawat Lansia lewat Program “Nyaah Ka Indung”

Soreang, Info Burinyay – Wakil Gubernur Jawa Barat, H. Erwan Setiawan, S.E., menyampaikan komitmen kuat…

1 hari ago

Temu Kangen Alumni SGPT–STM INSTRUKTOR Bandung Pererat Silaturahmi di Usia Senja

Bandung, Info Burinyay – Puluhan alumni lintas angkatan dari SGPT–STM INSTRUKTOR Bandung berkumpul dalam suasana…

1 hari ago

Sindiran Tajam Wagub Jabar Jadi Sorotan, IPS Nilai Ada Ketidakberesan dalam Kepemimpinan Dedi Mulyadi

Jakarta, Info Burinyay — Pernyataan bernada sindiran dari Wakil Gubernur Jawa Barat, Erwan Setiawan, terhadap…

1 hari ago

This website uses cookies.