Kegiatan Masyarakat

PWI dan PRIMA Sinergi Bersihkan Saluran Air, Cegah Banjir di SMPN 1 Dayeuhkolot

Dayeuh Kolot, Info Burinyay – Kolaborasi antara Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kabupaten Bandung dan Perhimpunan Remaja Masjid (PRIMA) kembali hadir dalam aksi nyata. Pada Sabtu, 5 Juli 2025, mereka membersihkan saluran air di belakang SMPN 1 Dayeuhkolot, Desa Citeureup, Kecamatan Dayeuhkolot.

Saluran tersebut selama ini sering menyebabkan genangan air di lingkungan sekolah. Saat hujan turun deras, air meluap karena tersumbat dan tanggul tidak lagi kuat menahan tekanan. Akibatnya, proses belajar siswa terganggu.

Ketua PWI Kabupaten Bandung, H. Asep Syahrial (Awing), menegaskan bahwa timnya ingin hadir bukan sekadar meliput, tetapi ikut turun langsung menyelesaikan masalah lingkungan.

“Kami bersama PRIMA menargetkan titik penyumbatan utama. Air yang meluap ke sekolah harus dihentikan. Kami bergerak karena kami peduli,” tegas Awing.

Ia menggarisbawahi bahwa sinergi antara PWI dan PRIMA bukan bersifat insidental. Kedua organisasi berkomitmen melanjutkan aksi-aksi sosial untuk membantu masyarakat.

“Kegiatan ini bukan yang terakhir. Kami akan terus bergerak bersama PRIMA. Tujuan kami sama: membantu warga dan menjaga lingkungan,” tambahnya.

Di sisi lain, PRIMA mengerahkan relawan untuk melakukan normalisasi saluran air. Tri Rahmanto, sesepuh PRIMA, menyampaikan bahwa titik di belakang sekolah menjadi fokus utama karena dampaknya paling besar.

“Kami menyusuri jalur air yang tersumbat, lalu kami angkat lumpur dan sampah yang menumpuk. Jika aliran lancar, banjir tidak akan terjadi,” jelas Tri.

Ia juga mendorong warga dan pihak sekolah untuk menjaga kebersihan setelah kegiatan ini selesai. Menurutnya, tanggung jawab memelihara lingkungan harus melibatkan semua pihak.

“Kami sudah mulai. Sekarang saatnya warga ikut menjaga. Kalau kita hanya mengandalkan organisasi, masalah akan kembali muncul,” ujar Tri.

Dari unsur pemerintah desa, Asep Priatna menjelaskan bahwa PRIMA telah lama mendampingi berbagai kegiatan penanggulangan banjir. Mereka tidak hanya fokus pada sekolah, tetapi juga membersihkan sungai dan selokan di RW 01 dan wilayah lainnya.

“PRIMA aktif di berbagai titik rawan banjir. Kami melihat hasil nyatanya. Warga juga mulai peduli dan ikut bergerak,” kata Asep.

Ia menyebut pentingnya kolaborasi antara organisasi, desa, dan masyarakat. Menurutnya, masalah banjir tidak bisa ditangani oleh satu pihak saja.

“Kalau semua elemen turun tangan, hasilnya akan maksimal. Sungai seperti Cigede, Cipalasari, dan Cikapundung melintasi desa kami. Setiap hujan, air kiriman masuk. Ini bukan tugas satu orang, tapi tanggung jawab bersama,” tegasnya.

Anggota Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Citeureup, Sri Sabdo, menyoroti kondisi teknis yang memperburuk situasi. Ia menyatakan bahwa jembatan terlalu rendah dan pintu air terlalu sempit. Hal itu menyebabkan aliran air tertahan.

“Kami butuh peninggian jembatan dan pelebaran pintu air. Air dari RW 5 dan RW 16 sering tertahan di titik ini. Kami sudah ajukan pengerukan ke BBWS,” jelasnya.

Sri juga berharap pemerintah kabupaten mempercepat pengerjaan infrastruktur. Ia menilai bahwa inisiatif warga harus dibarengi dengan solusi struktural agar hasilnya optimal.

Kepala SMPN 1 Dayeuhkolot, Ujang Juhana, S.Pd., M.Pd., menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu. Ia menyebut kolaborasi ini sangat membantu sekolah yang kerap dilanda banjir.

“Kami sangat terbantu. Sebelum dibersihkan, setiap hujan halaman sekolah langsung tergenang. Dengan adanya kerja bakti ini, kami lebih tenang. Kami akan ikut menjaga lingkungan,” ujar Ujang.

Ia juga meminta guru dan siswa ikut berperan aktif. Ia percaya bahwa lingkungan yang bersih akan menciptakan suasana belajar yang lebih nyaman.

Kegiatan ini menjadi tindak lanjut dari peninjauan Bupati Bandung, H. Dadang Supriatna. Sebelumnya, Bupati mengunjungi wilayah banjir dan mendorong partisipasi aktif warga. PRIMA dan PWI merespons cepat dengan aksi lapangan.

Selain membersihkan saluran, mereka juga membangun semangat gotong royong. Kolaborasi seperti ini memberi dampak langsung dan mendorong kesadaran bersama.

Kini, warga Citeureup tidak lagi sekadar berharap bantuan datang dari luar. Mereka sudah memulai gerakan perubahan dari dalam. Kolaborasi PWI dan PRIMA menjadi bukti bahwa solusi bisa dimulai dari aksi kecil yang dilakukan bersama.

Jika kolaborasi ini terus berjalan dan didukung oleh seluruh pihak, permasalahan banjir dapat ditangani secara bertahap. Kuncinya adalah kebersamaan, komitmen, dan kepedulian yang terus tumbuh.

Den Jaya Lalana

Wartawan Info Burinyay

Leave a Comment

Recent Posts

Pendidikan adalah Tanggung Jawab Bersama: Rizky Prasetya Handani Serukan Kepedulian Kolektif untuk Masa Depan Anak Bangsa

Bandung, Info Burinyay — Pendidikan memegang peranan penting dalam membentuk masa depan bangsa. Karena itu,…

8 jam ago

Kerja Sama Nuklir Indonesia-Rusia : Peluang Emas Atau Jebakan Geopolitik?

Oleh: ROHIDIN, SH., MH., M.Si., Sultan Patrakusumah VIII – Trustee Guarantee Phoenix INA 18 Rencana…

1 hari ago

Desa Cikasungka Siapkan Santunan 1.000 Paket dan 120 Perlengkapan Jenazah Sambut 10 Muharam

Cikasungka, Info Burinyay - Pemerintah Desa Cikasungka, Kecamatan Cikancung, Kabupaten Bandung, tengah mempersiapkan kegiatan sosial…

1 hari ago

Jabar Istimewa untuk Lansia: HLUN ke-29 dan Wisuda Sekolah Lansia ke-7 Berlangsung Meriah di Kabupaten Bandung

Soreang, Info Burinyay - Pemerintah Provinsi Jawa Barat dan Pemerintah Kabupaten Bandung kembali menegaskan komitmennya…

2 hari ago

Bupati Bandung Apresiasi Wisuda Sekolah Lansia ke-7 dan HLUN ke-29: Komitmen Mewujudkan Lansia Bahagia dan Sehat

Soreang, Info Burinyay– Bupati Bandung, Dr. H.M. Dadang Supriatna, S.Ip., M.Si., kembali menunjukkan perhatian serius…

2 hari ago

Wagub Erwan Setiawan Tegaskan Komitmen Jawa Barat Rawat Lansia lewat Program “Nyaah Ka Indung”

Soreang, Info Burinyay – Wakil Gubernur Jawa Barat, H. Erwan Setiawan, S.E., menyampaikan komitmen kuat…

2 hari ago

This website uses cookies.