Insiden Laser Di Laut Merah Babak Baru Ketegangan Tiongkok-Jerman dan Gelombang Regional Global. (photo-ilustrasi-ai)
Oleh: ROHIDIN, SH., MH., M.Si., Sultan Patrakusumah VIII – Trustee Guarantee Phoenix INA 18
Hubungan antara Tiongkok dan Jerman kembali memanas. Ketegangan meningkat setelah insiden penargetan laser terhadap pesawat pengintai Jerman di Laut Merah. Dalam konteks global yang semakin tidak stabil, insiden ini memunculkan pertanyaan mendalam tentang arah diplomasi dan keamanan internasional.
Tiongkok dan Jerman telah mengalami dinamika hubungan yang panjang. Di masa kolonial, Jerman menyewa wilayah di Shandong, termasuk Qingdao dan Yantai. Setelah kekalahan di Perang Dunia I, Jerman kehilangan semua wilayah itu.
Meski begitu, hubungan bilateral mereka kembali tumbuh. Pada 1920-an hingga 1930-an, penasihat militer Jerman melatih tentara Kuomintang. Namun, ketika Hitler beraliansi dengan Jepang, kerja sama ini memudar.
Setelah Perang Dunia II, Jerman terpecah. Jerman Barat mendukung Amerika dan menentang komunisme, termasuk Republik Rakyat Tiongkok (RRT). Sebaliknya, Jerman Timur justru menjalin kerja sama dengan Beijing. Setelah reunifikasi Jerman pada 1990, hubungan kedua negara masuk fase baru, dengan dominasi kerja sama ekonomi.
Pada 2 Juli 2025, pesawat pengintai militer Jerman mendekati frigat Angkatan Laut Tiongkok di Laut Merah. Tiba-tiba, kapal perang Tiongkok menembakkan sinar laser ke arah pesawat tersebut. Awak pesawat segera mengalihkan arah dan kembali ke Jibouti.
Jerman langsung memanggil Duta Besar Tiongkok di Berlin. Kementerian Pertahanan menegaskan bahwa tindakan itu membahayakan personel dan mengganggu operasi resmi Uni Eropa. Pesawat tersebut bagian dari misi Operasi Aspides, yang bertujuan melindungi kapal sipil dari serangan milisi Houthi Yaman.
Insiden ini bukan peristiwa sepele. Aksi penggunaan senjata laser bukan hanya gangguan teknis. Ia juga menunjukkan sikap agresif terhadap kekuatan Barat yang sedang beroperasi di zona rawan.
Penggunaan laser dalam operasi militer telah menimbulkan keprihatinan luas. Meskipun belum banyak perjanjian internasional yang mengatur senjata ini, prinsip dasar hukum internasional tetap berlaku. Negara harus menghormati kedaulatan negara lain dan menjunjung tinggi hukum perang.
Jika terbukti sengaja menyerang, Tiongkok bisa melanggar Piagam PBB, terutama pasal tentang larangan penggunaan kekuatan di luar konteks pembelaan diri. Terlebih, Tiongkok tidak memberikan peringatan atau komunikasi terlebih dahulu kepada pesawat pengintai Jerman tersebut.
Laut Merah menjadi kawasan strategis yang diperebutkan banyak negara. Jalur pelayaran ini menghubungkan Eropa dan Asia, dengan nilai ekonomi yang luar biasa besar. Karena itu, Uni Eropa membentuk misi keamanan untuk menjaganya.
Jerman mengirim kapal perang, pesawat patroli, dan 700 personel untuk mendukung misi ini. Di sisi lain, Tiongkok memperluas operasi maritimnya di kawasan ini sebagai bagian dari program Belt and Road Initiative. Mereka ingin melindungi investasi dan jalur logistiknya dari ancaman eksternal.
Namun, kehadiran militer Tiongkok di wilayah operasi Eropa tentu menimbulkan ketegangan. Interaksi di lapangan bisa berubah menjadi konfrontasi nyata jika komunikasi dan koordinasi gagal dilakukan.
Mengapa Tiongkok menggunakan laser? Jawabannya terletak pada efisiensi dan sifat senyap dari senjata ini. Laser tidak menimbulkan suara, sulit dideteksi radar, dan bisa menyerang sistem optik serta sensor dengan akurasi tinggi.
Laser berdaya tinggi bahkan bisa merusak kamera, membutakan awak pesawat, atau menghancurkan komponen vital. Meskipun belum diketahui secara pasti jenis laser yang digunakan, insiden ini membuktikan bahwa senjata energi terarah kini menjadi alat provokasi yang efektif.
Jerman tentu akan menanggapi ancaman ini dengan serius. NATO dan Uni Eropa mungkin mendorong penguatan sistem perlindungan sensor dan memperketat prosedur komunikasi antar militer.
Insiden ini tidak terjadi dalam ruang kosong. Di saat yang hampir bersamaan, konflik lama antara Turki dan Yunani kembali mencuat. Keduanya bersaing di Laut Aegea dan Mediterania Timur, memperebutkan zona ekonomi eksklusif, hak pengeboran gas, serta status Siprus.
Empat faktor utama menyulut ketegangan:
Situasi di Laut Aegea dan Laut Merah memperlihatkan pola global: negara-negara kuat berlomba menunjukkan kekuasaan di laut terbuka. Diplomasi hanya efektif jika didukung kekuatan militer dan kesadaran geopolitik yang matang.
Indonesia harus mencermati perkembangan ini dengan cermat. Kawasan Laut Natuna Utara juga rawan klaim sepihak dari Tiongkok. Kita tidak boleh menganggap remeh penggunaan teknologi seperti laser di wilayah maritim.
Langkah antisipatif perlu segera dilakukan. Pemerintah harus meningkatkan kapabilitas sistem deteksi dan pertahanan udara. Di sisi diplomasi, Indonesia harus aktif mendorong norma internasional tentang batas penggunaan senjata energi non-konvensional.
Kita juga perlu menjalin kolaborasi lebih kuat dengan negara-negara ASEAN dan mitra global. Keamanan laut harus menjadi prioritas strategis dalam agenda nasional.
Serangan laser terhadap pesawat Jerman bukan sekadar aksi sepihak. Ia menjadi simbol dari dunia baru yang kita hadapi: penuh kecanggihan teknologi, tetapi miskin komunikasi. Setiap tindakan militer kini bisa menyalakan bara konflik internasional.
Dunia sedang berubah. Dari diplomasi terbuka menuju konflik senyap. Tugas kita adalah membangun jembatan stabilitas, bukan menyalakan sumbu ketegangan. Karena dalam dunia yang dikendalikan cahaya, bayangan konflik bisa menyebar ke mana saja—dan kapan saja.
Oleh: Rohidin, SH., MH., M.Si., Sultan Patrakusumah VIII – Trustee Guarantee Phoenix INA 18 Ketahanan…
Rancaekek, Info Burinyay — Suasana haru dan penuh kebahagiaan menyelimuti keluarga besar Bapak Adv. Agus…
Sumedang, Info Burinyay — Pemerintah Provinsi Jawa Barat terus mendorong peran aktif perguruan tinggi dalam…
Bandung, Info Burinyay - Rangkaian Reuni Emas Alumni Angkatan XI Tahun 1975 APDN Bandung resmi…
Bandung, Info Burinyay — Momen 50 tahun bukan hanya angka usia, tetapi juga bukti kebersamaan…
Bogor, Info Burinyay — Pemerintah Provinsi Jawa Barat menyatakan tekadnya untuk menjadi provinsi pelopor dalam…
This website uses cookies.
Leave a Comment