Khitanan Ananda Maha Senja Merah Multazam Meriahkan Suasana di Rancaekek, Rabu 09 Juli 2025. (photo-denjaya)
Rancaekek, Info Burinyay — Suasana haru dan penuh kebahagiaan menyelimuti keluarga besar Bapak Adv. Agus Gandara, SH., MH., M.Pd., yang menggelar acara khitanan bagi putra tercintanya, Ananda Maha Senja Merah Multazam. Bertempat di Jalan Neglasari, Desa Rancaekek Wetan, Kecamatan Rancaekek, Kabupaten Bandung, prosesi berlangsung dengan lancar dan penuh makna pada Rabu pagi, 10 Juli 2025.
Khitan, sebagai salah satu sunnah penting dalam ajaran Islam, menjadi momen istimewa dalam perjalanan spiritual dan sosial seorang anak laki-laki. Dalam hal ini, keluarga Agus Gandara menyambutnya dengan penuh rasa syukur dan doa-doa kebaikan dari berbagai tokoh masyarakat, pendidik, dan kerabat.
Camat Rancaekek, Ir. H. Diar Hadi Gusdinar, M.Si., hadir langsung untuk memberikan ucapan selamat. Beliau menyampaikan, “Syukur Alhamdulillah, hari ini Ananda Maha Senja Merah Multazam, atau yang biasa disapa Dik Ajam, telah menjalani khitan. Semoga kini semakin bersih lahir batin, sehat selalu, cerdas, serta berbakti kepada orang tua. Harapan kami, ia menjadi anak yang senantiasa menebar kebaikan dan taat beribadah kepada Allah SWT.”
Ucapan selamat juga datang dari berbagai kalangan profesional dan akademisi. Ajeng Komala, Founder Skye Digipreneur, menyatakan kegembiraannya atas pencapaian spiritual Ananda Maha. “Selamat kepada Maha Senja Merah Multazam. Semoga menjadi anak yang lebih soleh dan istiqamah dalam menunaikan sunnah,” ucapnya singkat namun penuh makna.
Sementara itu, Saeful Uyun, S.Pd., M.Hum., Kepala SMP Lab School UPI Cibiru, turut menyampaikan harapannya. Ia menyebut bahwa peristiwa khitan bukan hanya sebagai proses biologis, tetapi juga sebagai bagian dari pembentukan karakter. “Mudah-mudahan Ananda menjadi anak yang soleh, berbakti kepada orang tua, bangsa, dan negara. Semoga keberkahan menyertai keluarga Pak Agan selamanya,” ujar beliau.
Hal senada juga disampaikan oleh H. Suherman, Ketua Yayasan Bahti Busantara 666. Ia mendoakan agar Maha Senja tumbuh menjadi pribadi yang patuh kepada Allah, Rasul-Nya, serta kepada kedua orang tua. “Semoga ia menjadi anak yang bermanfaat bagi nusa, bangsa, dan agama,” tambahnya.
Dari dunia pendidikan lokal, H. Maman, Humas SMP Pasundan Rancaekek, tak ketinggalan menyampaikan kebahagiaannya. Ia menyampaikan bahwa khitan bukan hanya tradisi, tetapi simbol kesiapan menjadi insan dewasa. “Mudah-mudahan Maha Senja menjadi anak teladan, berguna bagi bangsa dan menjadi kebanggaan keluarga,” tuturnya.
Tokoh pendidikan Desa Jelegong, Lilis Haerani, menyampaikan harapannya dalam suasana akrab. Ia berkata, “Semoga Dede Ajam tumbuh menjadi anak yang soleh, panjang umur, serta diberkahi rezeki.”
Sementara itu, dari Kecamatan Cileunyi, H. Asep Muslimin, tokoh pendidikan setempat, turut hadir. Ia menyampaikan doa agar Maha Senja menjadi pribadi yang luhur dan taat. “Semoga selalu berbakti kepada orang tua, agama, dan bangsa,” ujarnya.
Sebagai tambahan, Imas Masitoh, Ketua Yayasan ABI, menyampaikan doa penyemangat bagi sang anak. “Selamat menjalani bentuk hidup yang baru. Semoga lekas pulih, jadi anak yang sehat dan soleh,” katanya penuh semangat.
Selain tokoh-tokoh tersebut, ucapan selamat juga datang dari keluarga besar almarhum Bapak Nano Iwa dan almarhumah Ibu Sumyati. Mereka menyampaikan harapan yang sama agar Ananda Maha Senja Merah Multazam tumbuh dalam keberkahan dan menjadi kebanggaan keluarga.
Acara ini tidak hanya menjadi momen spiritual, tetapi juga ajang silaturahmi yang menghangatkan relasi antarkeluarga dan masyarakat. Kehadiran berbagai tokoh dan ucapan doa menjadi simbol solidaritas serta harapan besar bagi masa depan Ananda Maha Senja Merah Multazam.
Melalui momentum ini, keluarga besar Agus Gandara menyampaikan rasa syukur dan terima kasih kepada semua pihak yang telah hadir, baik secara langsung maupun melalui doa dan ucapan. Harapannya, semangat khitan ini menjadi awal dari perjalanan panjang yang penuh nilai-nilai keislaman, tanggung jawab, serta cinta kasih.
Dengan berakhirnya acara ini, masyarakat Rancaekek kembali diingatkan bahwa setiap tahap dalam kehidupan anak memiliki nilai dan makna tersendiri. Dan melalui khitan, anak tidak hanya tumbuh secara fisik, tetapi juga spiritual dan sosial — menuju pribadi yang lebih matang, bertanggung jawab, serta bermartabat.
Oleh: Rohidin, SH., MH., M.Si., Sultan Patrakusumah VIII – Trustee Guarantee Phoenix INA 18 Ketahanan…
Oleh: ROHIDIN, SH., MH., M.Si., Sultan Patrakusumah VIII – Trustee Guarantee Phoenix INA 18 Hubungan…
Sumedang, Info Burinyay — Pemerintah Provinsi Jawa Barat terus mendorong peran aktif perguruan tinggi dalam…
Bandung, Info Burinyay - Rangkaian Reuni Emas Alumni Angkatan XI Tahun 1975 APDN Bandung resmi…
Bandung, Info Burinyay — Momen 50 tahun bukan hanya angka usia, tetapi juga bukti kebersamaan…
Bogor, Info Burinyay — Pemerintah Provinsi Jawa Barat menyatakan tekadnya untuk menjadi provinsi pelopor dalam…
This website uses cookies.
Leave a Comment