Ciwidey, Info Burinyay – Pemerintah Kecamatan Ciwidey melaksanakan kegiatan Monitoring dan Evaluasi (Monev) ke Desa Lebakmuncang pada Senin, 14 Juli 2025. Tim mengecek langsung pelaksanaan Dana Desa (DD) tahap pertama tahun anggaran 2025. Mereka menilai pelaksanaan kegiatan berjalan sesuai aturan dan sasaran program.
Camat Ciwidey, H. Nardi Sunardi, SE., M.Si, memimpin langsung kunjungan ini. Ia menjelaskan bahwa Desa Lebakmuncang menjadi desa keempat yang dikunjungi. Sebelumnya, tim telah mengunjungi Desa Rawabogo, Panyocokan, dan Nengkelan.
“Hari ini kami turun langsung ke lapangan dan memeriksa dua dari sembilan titik pembangunan. Kami juga memeriksa laporan administrasi. Hasilnya sangat baik,” jelas Camat Nardi.
Ia menilai progres fisik mencapai sekitar 70 persen. Meski dana baru cair satu bulan sebelumnya, pemerintah desa sudah mampu menyusun perencanaan dan menjalankan program dengan cepat dan tertib.
“Desa-desa sebelumnya bahkan sudah hampir tuntas 100 persen. Ini menunjukkan kinerja yang baik dari semua perangkat desa,” tambahnya.
Ketua Tim Monev Kecamatan, H. Aam Rahmat, S.Sos., M.Si, menyampaikan bahwa Monev tidak hanya berfungsi sebagai pengawasan, tetapi juga sebagai pembinaan. Tim memfokuskan perhatian pada pelaksanaan kegiatan fisik, pemberdayaan masyarakat, dan pengelolaan administrasi keuangan.
“Kami mengecek sejauh mana desa melaksanakan kegiatan dengan prinsip transparansi dan akuntabilitas. Kami juga memberi arahan agar pengelolaan anggaran lebih baik dan bermanfaat bagi warga,” tegasnya.
Kepala Desa Lebakmuncang, Imas Musopah, menjelaskan bahwa dana desa tahap pertama sebesar Rp675.112.000 dialokasikan untuk pembangunan sembilan titik. Beberapa proyek prioritas mencakup jalan usaha tani di RW 10, posyandu di RW 12, dan sanggar budaya di RW 01.
“Kami juga membangun jalan gang, jembatan kecil, dan TPT di kawasan wisata RW 25. Untuk jalan tani di RW 13, panjangnya 250 meter dengan lebar 3 meter dan tinggi 15 cm,” jelas Imas.
Hingga minggu lalu, pihak desa telah menyelesaikan sekitar 75 persen pekerjaan. Imas menyebut kendala utama terletak pada pengadaan bahan material seperti sprit dan pasir cor.
“Sebagian pekerjaan sempat tertunda karena kami menunggu pengiriman delapan truk. Tapi kami pastikan semua selesai secepatnya,” tambahnya.
Imas juga mengajak warga ikut menjaga fasilitas yang sudah dibangun. Ia berharap pembangunan ini dapat meningkatkan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) melalui kemudahan akses, peningkatan ekonomi, serta pelayanan kesehatan dan pendidikan.
“Kami minta warga menjaga kebersihan lingkungan. Jangan buang sampah sembarangan, agar infrastruktur tetap terawat,” pesannya.
Di sektor ekonomi, BUMDes Lebakmuncang juga ikut memanfaatkan Dana Desa. Iwan Nursidiq, Ketua BUMDes, menjelaskan bahwa pihaknya mengembangkan program peternakan kambing perah.
“Dari dana 20 persen untuk ketahanan pangan, kami belikan 22 kambing pada termin pertama. Lokasinya di RW 4. Nanti pada termin kedua, kami beli lagi 12 ekor,” katanya.
Ia menambahkan bahwa program ini memberdayakan pemuda lokal. Mereka terlibat mulai dari pencarian rumput hingga merawat kambing. Hasil produksi susu pun sudah memiliki pasar lokal.
“Kami tidak hanya memanfaatkan dana desa. Kami juga membangun unit usaha lain agar BUMDes mandiri dan bisa menyerap tenaga kerja desa,” jelas Iwan.
Ketua RW 10 Kampung Cibadak, Engkus Koswara, menyampaikan rasa syukurnya atas pembangunan jalan tani yang menghubungkan wilayahnya ke Desa Rawabogo. Ia menyebut jalan tersebut sangat penting bagi aktivitas pertanian.
“Dulu jalannya becek dan licin. Sekarang petani lebih mudah membawa hasil panen. Kami sangat terbantu dan berterima kasih,” ujarnya.
Menurut Engkus, jalan ini menjadi urat nadi ekonomi warga. Ia berharap pembangunan serupa bisa terus berlanjut di titik-titik lain yang membutuhkan.
Kegiatan Monev ini mendapat apresiasi dari banyak pihak. Tim tidak hanya menilai hasil pembangunan, tetapi juga memberikan saran dan pembinaan langsung. Pemerintah kecamatan ingin memastikan setiap desa bisa menggunakan anggaran secara efisien dan akuntabel.
Kunjungan ke Desa Lebakmuncang membuktikan bahwa kolaborasi antara pemerintah kecamatan, desa, dan masyarakat mampu mendorong pembangunan desa yang berkelanjutan. Jika tata kelola berjalan baik, Dana Desa bisa menjadi fondasi kuat untuk membangun desa mandiri, transparan, dan sejahtera.