Jatinangor, Info Burinyay – Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) kembali menorehkan catatan prestasi penting dalam dunia pendidikan tinggi kepamongprajaan di Indonesia. Hari ini, sebanyak 1.305 lulusan resmi dikukuhkan dalam Sidang Senat Terbuka Wisuda IPDN Tahun 2025. Acara ini turut dihadiri langsung oleh Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia, Muhammad Tito Karnavian, yang memberikan apresiasi tinggi terhadap peran strategis IPDN sebagai pusat lahirnya pemikir di bidang ilmu pemerintahan.
Dalam sambutannya, Mendagri menegaskan bahwa IPDN memiliki posisi vital dalam mencetak aparatur sipil negara (ASN) profesional. “IPDN merupakan tempat lahirnya ASN profesional yang bisa menjalankan pemerintahan yang efektif dan efisien,” ujar Tito. Ia menambahkan bahwa kemampuan untuk mengelola pemerintahan secara ilmiah dan berlandaskan data akan menjadi kunci bagi ASN untuk bertahan dan berkembang di tengah tantangan global saat ini.
Seiring waktu, eksistensi IPDN semakin menunjukkan dampak nyata. “Hingga tahun ini, IPDN telah menghasilkan sebanyak 34.278 alumni dari berbagai jenjang, mulai dari Program Sarjana Terapan, Magister, Doktor, hingga Program Profesi Kepamongprajaan,” lanjut Mendagri. Dengan bertambahnya lulusan tahun ini, maka kekuatan sistem pemerintahan di berbagai daerah dipastikan akan semakin solid.
Lebih lanjut, Mendagri juga mengingatkan pentingnya berpikir ilmiah dalam merumuskan kebijakan publik. Ia mengutip pemikiran Joseph Mayone Stycos, “If theory without policy is for academics then policy without theory is for gamblers.” Dengan kata lain, teori tanpa implementasi hanyalah wacana. Sebaliknya, kebijakan tanpa dasar ilmiah atau data sama halnya dengan perjudian. Oleh karena itu, ia menegaskan bahwa kombinasi teori, data, dan implementasi adalah fondasi utama kebijakan publik yang efektif.
Sidang Senat Terbuka ini juga menjadi momentum penting bagi Rektor IPDN, Dr. Halilul Khairi, M.Si, untuk memaparkan capaian akademik yang membanggakan. Ia menjelaskan bahwa jumlah wisudawan tahun ini mencakup:
- 1.110 orang dari Program Sarjana Terapan Ilmu Pemerintahan,
- 81 orang dari Program Magister Terapan Ilmu Pemerintahan,
- 56 orang dari Program Doktor Ilmu Pemerintahan, dan
- 58 orang dari Program Profesi Kepamongprajaan.
Sebagai bentuk apresiasi terhadap capaian akademik luar biasa, IPDN memberikan penghargaan Kartika Astha Brata kepada wisudawan terbaik Program Sarjana Terapan, yaitu Suwandi asal pendaftaran Sulawesi Tenggara. Sementara itu, 9 wisudawan lainnya juga dianugerahi penghargaan Kartika Sapta Abdi Praja, yang meliputi:
- Denesha Putri Patricia Naseer (DKI Jakarta),
- Ya Hanna Erviana (Jawa Tengah),
- Ni Luh Gede Gita Putri Prita Sari (Bali),
- Muhammad Irfan Kurniawan (Jawa Timur),
- Kadek Agus Yuda Permana (Bali),
- I Gede Bayu Adi Prabawa (Bali),
- M. Sultthan Muna Akbarsyah (Aceh),
- Stevan Sandro Tua Sagala (Jawa Barat), dan
- Raiden A.N. Fuy (Nusa Tenggara Timur).
Selain dari Program Sarjana Terapan, IPDN juga menetapkan wisudawan terbaik dari jenjang Magister, Doktor, dan Profesi Kepamongprajaan. Mereka adalah:
- Dr. Jufrirahman, M.Si – Sekda Provinsi Sulawesi Selatan (IPK 3,869),
- Rihkal Jauhri Salendra, S.STP., M.Tr.IP – ASN Kabupaten Sangihe (IPK 3,962), dan
- Tinla Tina Saprinawati, S.Sos., M.Si., AKp – ASN Kabupaten Garut (IPK 3,89).
Ketiganya dinilai berhasil menunjukkan prestasi akademik luar biasa, sekaligus membuktikan bahwa pengembangan kapasitas ASN di IPDN tidak hanya menyasar pada lulusan baru, tetapi juga kalangan profesional aktif di pemerintahan.
“Semoga para lulusan dapat menerapkan ilmu yang diperoleh dengan sebaik-baiknya. Saya berharap mereka dapat bermanfaat bagi bangsa, negara, dan masyarakat,” ujar Rektor IPDN dalam penutupannya. Ia juga menekankan pentingnya menjaga nama baik almamater dengan menjunjung tinggi nilai-nilai akademik, etika, dan integritas.
Melalui kegiatan wisuda ini, IPDN kembali menegaskan perannya sebagai institusi pendidikan tinggi strategis yang tidak hanya mencetak lulusan dengan gelar akademik, tetapi juga membentuk karakter kepemimpinan dan integritas ASN. Dalam konteks pembangunan nasional, keberadaan lulusan IPDN yang tersebar di berbagai pelosok Indonesia menjadi modal utama dalam memperkuat sistem birokrasi yang adaptif, akuntabel, dan berbasis data.
Dengan demikian, IPDN tidak hanya mencetak birokrat. Lembaga ini telah menjadi pabrik pemikir pemerintahan yang berkontribusi nyata dalam tata kelola negara. Ke depan, keberhasilan IPDN akan semakin tergantung pada kemampuannya menjaga kualitas pendidikan serta komitmen para alumni dalam mengimplementasikan ilmu yang diperoleh demi kemajuan bangsa.