Sekolah Kehidupan Hadirkan Warung Ikhlas dan Tujuh Ilmu Penjernih Hati Perjalanan Menuju Hidup Bermakna, Sabtu 2 Agustus 2025. (photo-red)
Soreang, Info Burinyay — Ratusan peserta memenuhi aula Hotel Antik di Jalan Raya Soreang-Cipatik, Kecamatan Soreang, Kabupaten Bandung, Sabtu pagi. Mereka mengikuti kegiatan Sekolah Kehidupan (SKH), sebuah program pembinaan akhlak dan spiritualitas yang terus berkembang pesat di masyarakat.
Para peserta belajar memahami tujuh nilai utama dalam hidup. Mereka menyelami ilmu sabar, ikhlas, dzikir, shalat khusyu, tawakal, syukur, dan berperasaan baik serta waspada. Tim pengajar menyusun kurikulum pembelajaran secara bertahap agar lebih mudah dipraktikkan dalam kehidupan.
Ir. Suharjono Kasirun Sonowirono, ST, MT, IPM, selaku Koordinator SKH Kota Bandung, membuka kegiatan dengan semangat. Ia menjelaskan bahwa hidup membutuhkan ilmu, bukan hanya untuk profesi, tapi juga untuk keselamatan dunia dan akhirat.
“Kita sering lupa bahwa hidup butuh ilmu hati. Sekolah Kehidupan membimbing kita untuk belajar ikhlas, sabar, dan khusyu. Kita juga belajar menyambungkan hati kepada Allah,” jelas Suharjono di hadapan para peserta.
Ia menambahkan bahwa SKH memiliki tiga tingkatan. Peserta memulai dari tingkat basic, lalu berlanjut ke intermediate, hingga mencapai advance.
Pada tingkat basic, para peserta mengenal tujuh ilmu penjernih hati. Mereka belajar mengamalkan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan pribadi, sosial, dan spiritual. Murid-murid senior menyampaikan materi di tingkat ini dengan arahan langsung dari tim pengajar.
Setelah itu, peserta melangkah ke tingkat intermediate, di mana mereka memperkuat karakter melalui latihan rutin. Nilai-nilai seperti ikhlas dan sabar menjadi sikap otomatis, bukan hanya teori.
“Pada tahap ini, sabar dan ikhlas bukan lagi sesuatu yang kita pikirkan. Keduanya tumbuh menjadi karakter bawaan,” ujar Suharjono.
Di tingkat advance, peserta mendapatkan pembelajaran langsung dari Bapak Guru Anton Basuki, perumus tujuh ilmu penjernih hati. Ia menyampaikan materi secara mendalam agar peserta mampu menerapkan ajaran secara konsisten.
Materi pertama bertema “Mengubah Paradigma Hidup”. Kang Tris, perwakilan dari Divisi Litbang SKH, membimbing sesi ini. Ia mengajak peserta merenungkan makna hidup dan tujuan hakiki manusia.
“Banyak orang menganggap bahagia itu saat keinginan tercapai. Padahal, keinginan tak pernah habis. Allah mengajarkan bahwa bahagia itu mengikuti jalan-Nya,” kata Kang Tris.
Ia menjelaskan bahwa SKH mengacu pada Al-Qur’an. Dalam prosesnya, para peserta mengganti paradigma duniawi dengan kesadaran untuk bertakwa dan hidup lurus. Mereka memahami bahwa hati bersih menjadi kunci untuk mencapai ketenangan dan kebahagiaan sejati.
Setelah memahami paradigma, peserta mendalami dua ilmu penting: sabar dan ikhlas. Keduanya menjadi dasar utama dalam menghadapi persoalan hidup.
“Masalah tak akan berhenti, tapi kita bisa menghadapinya dengan sabar dan ikhlas. Inilah jalan orang-orang yang dekat kepada Allah,” lanjut Kang Tris.
Di sela kegiatan, panitia memperkenalkan Warung Ikhlas Tebar Berkah. Program ini menjadi laboratorium praktik bagi para alumni SKH. Mereka belajar mengamalkan tujuh ilmu penjernih hati melalui kegiatan berbagi makanan kepada sesama.
Suharjono menyebut Warung Ikhlas sebagai sarana pelatihan karakter yang nyata. Alumni menjalankan warung ini tanpa pamrih dan dengan niat tulus membantu masyarakat yang membutuhkan.
“Warung Ikhlas mengajarkan kita untuk memberi dengan hati. Kita tidak sekadar bicara ikhlas, tapi benar-benar menjalaninya,” tegasnya.
Warung ini tidak memungut bayaran. Para relawan menyajikan makanan kepada siapapun yang membutuhkan, sesuai ajaran dalam Surat Al-Ma’un.
Beberapa peserta menyampaikan pengalaman mereka setelah mengikuti SKH. Yuliani, warga Gandasoli Indah, Katapang, mengaku lebih memahami makna sabar dan ikhlas.
“Saya baru sadar bahwa masalah adalah bentuk kasih sayang Allah. Masalah membuat kita lebih dekat kepada-Nya,” ujar Yuliani dengan mata berkaca-kaca.
Ia berharap SKH bisa terus berlanjut dan menjangkau lebih banyak orang.
Agus Sukaryanto, peserta dari Katapang, juga membagikan pengalamannya. Ia menganggap SKH sebagai sarana penting dalam membentuk pribadi yang tangguh dan tenang.
“Manfaatnya sangat besar. Kita jadi lebih siap menghadapi hidup. Saya ingin melanjutkan ke tingkat berikutnya,” katanya.
Keduanya menilai bahwa SKH tidak hanya memberikan teori, tetapi juga mengubah cara pandang terhadap hidup.
Di akhir sesi, para peserta dan pengajar menyampaikan harapan mereka. Mereka ingin agar Sekolah Kehidupan terus berkembang, menjangkau lebih luas, dan membentuk masyarakat yang berakhlak baik.
Suharjono menegaskan bahwa perbaikan moral tidak harus melalui jalur politik. Ia percaya bahwa perubahan karakter bisa menciptakan dampak sosial yang luas.
“Ketika kita memperbaiki akhlak kepada Allah, maka akhlak kepada sesama juga membaik. Dari diri sendiri, lalu lingkungan, dan akhirnya berdampak pada bangsa,” ucapnya.
Ia mengajak seluruh peserta untuk menjadi agen perubahan. SKH akan terus hadir sebagai gerakan moral dan spiritual yang menyentuh hati masyarakat.
Kegiatan di Soreang ini berakhir dengan doa bersama dan komitmen untuk terus belajar. Para peserta sepakat membentuk komunitas belajar berkelanjutan. Mereka berjanji akan menerapkan tujuh ilmu penjernih hati dalam kehidupan sehari-hari.
Dengan semangat yang terus menyala, Sekolah Kehidupan siap melangkah lebih jauh. Program ini tak hanya menebarkan nilai-nilai ketakwaan, tapi juga mengokohkan fondasi moral masyarakat modern.
Jakarta, Info Burinyay — Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Pusat melakukan audiensi dengan Wakil Kepala Badan…
Ciwidey, Info Burinyay — Anggota DPR RI Fraksi PAN, Ahmad Najib Qodratulloh, membuka Gebyar Expo…
Kutawaringin, Info Burinyay – Desa Cilame, Kecamatan Kutawaringin, menjadi saksi bangkitnya budaya dan kekuatan ekonomi…
Ciwidey, Info Burinyay - Warga Desa Rawabogo, Kecamatan Ciwidey, Kabupaten Bandung Tengah, mengeluhkan lambatnya penerbitan…
Pacet, Info Burinyay — Untuk membekali siswa dengan motivasi dan panduan karier masa depan, MA…
Soreang, Info Burinyay - Pemerintah Kabupaten Bandung mendukung penuh kebijakan Balai Besar Penjaminan Mutu Pendidikan…
This website uses cookies.
Leave a Comment