Bandung, Info Burinyay — Sebanyak 117 kader Ormas MKGR Jabar onton bareng Film Lyora pada 07 Agustus 2025 di Studio 7 XX1 TSM Bandung.
H. Bambang Hermanto selaku Ketua DPD Ormas MKGR Jawa Barat beserta Sekretaris dan para pengurus DPD Ormas MKGR Jabar bersama sama nonton bareng film drama keluarga LYORA di Cinema XXI Trans Studio Mall, Kota Bandung. Hadir bersama 117 kader MKGR dari berbagai wilayah Jawa Barat.
Bambang Hermanto membuka kegiatan dengan menekankan pentingnya edukasi publik terkait isu infertilitas. Ia menyatakan bahwa LYORA bukan sekadar hiburan, tetapi media edukatif yang menyentuh hati dan membangkitkan kesadaran sosial. Menurutnya, masyarakat perlu memahami bahwa infertilitas bukanlah aib, melainkan masalah kesehatan yang bisa ditangani.
Film LYORA dibintangi oleh Marsha Timothy dan Darius Sinathrya. Keduanya memerankan pasangan Meutya dan Fajrie yang berjuang menghadapi ujian tak kunjung hadirnya buah hati. Kisah yang mereka perankan menyentuh berbagai lapisan emosi penonton.
Film tersebut menceritakan Menkominfo Meutya Hafid, yang dalam film berperan sebagai tokoh utama. Meutya hadir sebagai kader MKGR sekaligus kader Partai Golkar. Kehadirannya memperkuat relevansi pesan film yang sarat makna dan nilai keluarga.
Dalam sesi pertanyaan, Bambang menyampaikan lima pesan penting dari film tersebut. Pertama, ia menegaskan bahwa infertilitas adalah kondisi medis. Oleh karena itu, masyarakat perlu mencari solusi kesehatan, bukan menghakimi atau mengucilkan.
Kedua, ia mendorong pasangan yang berjuang mendapatkan keturunan untuk tetap semangat. WHO mencatat satu dari enam orang di dunia mengalami masalah infertilitas. Data ini menunjukkan bahwa perjuangan tersebut umum dan tidak perlu disembunyikan.
Pesan ketiga menyoroti pentingnya menghapus stigma terhadap perempuan. Bambang menjelaskan bahwa infertilitas bisa dialami laki-laki maupun perempuan. Ia menolak anggapan lama yang selalu menyalahkan pihak perempuan dalam urusan keturunan.
Keempat, Bambang meminta pemerintah memperluas akses layanan kesehatan reproduksi. Ia mengusulkan agar cek kesuburan masuk dalam program BPJS Kesehatan. Menurutnya, layanan ini harus tersedia untuk seluruh lapisan masyarakat, baik di kota maupun di desa.
Kelima, menyampaikan bahwa selalu ada harapan bagi para pejuang garis dua. Film LYORA, katanya, mampu menyampaikan optimisme dengan cara yang halus namun mengena. Ia percaya bahwa harapan dan kesabaran menjadi kunci dalam setiap perjuangan hidup.
Kegiatan ini tidak hanya mempererat silaturahmi antaranggota MKGR. Lebih dari itu, acara ini juga menjadi ruang dialog dan refleksi bersama. Para peserta terlihat antusias mengikuti jalannya film dan mendiskusikan pesan-pesan penting di dalamnya.
Bambang Hermanto mengapresiasi para kader yang hadir. Ia berkomitmen untuk terus mendorong program-program edukatif di internal organisasi. Menurutnya, MKGR memiliki tanggung jawab moral untuk membangun kesadaran sosial secara konsisten.
Melalui kegiatan seperti ini, MKGR ingin memperkuat nilai-nilai kekeluargaan, solidaritas, dan kepedulian terhadap sesama. Kita yakin, gerakan kecil yang konsisten akan memberi dampak besar bagi perubahan masyarakat.
Ia menutup kegiatan dengan ajakan untuk menyebarkan semangat empati dan pengertian. Baginya, LYORA bukan hanya film, tetapi juga cermin perjuangan banyak keluarga yang tak terlihat oleh publik.
Sekretaris DPD MKGR Jabar, Iman Safei, S.Pd., M.Pd., menyampaikan apresiasi atas pelaksanaan kegiatan ini. Ia mewakili Ketua DPD MKGR Jabar, menyatakan bahwa film ini sarat makna dan pelajaran hidup.
“Meski penuh air mata, penuh keprihatinan, akhirnya berbuah kebahagiaan. *Lyora* lahir dari perjuangan panjang. Ini adalah simbol bahwa para pejuang garis dua tidak sendiri. Banyak di antara kita yang senasib dan bisa saling menguatkan,” ujar Iman.
Lebih lanjut, Iman juga menyinggung pentingnya peran BPJS dalam mendukung layanan kesehatan masyarakat, khususnya kesehatan reproduksi. Ia menilai bahwa harapan akan selalu ada, dan tugas masyarakat serta negara adalah menjaga semangat itu tetap menyala.
Sementara itu, pengurus MKGR Jabar lainnya, Yosi Wihara, S.E., menyatakan bahwa film *Lyora* sangat inspiratif, terutama bagi keluarga muda.
“Ini menjadi cermin untuk kita semua. Anak adalah titipan Tuhan. Kita harus rawat, jaga, dan syukuri. Tidak semua orang diberikan karunia anak. Maka perjuangan mendapatkannya pun harus dihargai,” tutur Yosi.
Hj. Neneng Cucu Sadiah, S.Pd., M.M., turut memberikan pandangan serupa. Ia menyampaikan rasa haru dan penghargaan atas perjuangan Meutya Fajrie yang digambarkan dalam film.
“Berulang kali mengalami keguguran, namun tetap bertahan. Perjuangan seorang ibu sangat berat. Saya apresiasi perfilman Indonesia, semoga terus maju dan bisa menembus pasar internasional,” ujarnya.
Dadan Himawan, S.T., M.M., selaku Ketua MKGR Kota Bandung, melihat film ini sebagai gambaran ideal tentang kekuatan dan keindahan relasi suami-istri dalam menghadapi ujian hidup.
“Film ini menunjukkan bahwa keluarga yang kuat lahir dari kesabaran dan dukungan emosional yang saling menguatkan. Semoga keluarga-keluarga di MKGR semakin solid dan harmonis,” ucap Dadan.
Kegiatan nobar ini ditutup dengan penuh kehangatan dan rasa syukur. Bambang Hermanto mengucapkan terima kasih kepada seluruh kader yang hadir dan berkomitmen untuk terus mendorong kegiatan edukatif dan inspiratif seperti ini.
Menurutnya, MKGR memiliki tanggung jawab moral untuk terus membangun kesadaran sosial di tengah masyarakat. Ia percaya, gerakan kecil yang dilakukan secara konsisten akan berdampak besar bagi perubahan bangsa.
“Kita ingin bangun kesadaran bersama. Lewat film seperti *Lyora*, kita belajar untuk lebih peka, lebih empatik. Ini adalah bagian dari perjuangan kita sebagai organisasi yang mengedepankan nilai gotong royong dan kekeluargaan,” pungkas Bambang.
Sebagai penutup, ia mengajak seluruh peserta untuk menyebarkan semangat empati dan pengertian di lingkungan masing-masing. Baginya, film *Lyora* bukan hanya kisah fiksi. Film ini adalah potret nyata dari perjuangan yang dialami banyak keluarga di Indonesia.
Dengan semangat solidaritas yang tinggi, MKGR Jabar akan terus menjadi pelopor dalam menyuarakan nilai-nilai kemanusiaan dan membangun masyarakat yang lebih inklusif, sehat, dan penuh harapan.