Kepala SMPN 2 Bojongsoang, H. Euis Hasanah, Raih Penghargaan Guru Motivator Nasional

Soreang, Info Burinyay – Perayaan Hari Ulang Tahun ke-80 Republik Indonesia pada Minggu, 17 Agustus 2025, membawa kabar gembira bagi dunia pendidikan di Kabupaten Bandung. Di tengah suasana khidmat upacara di Lapangan Upakarti Soreang, H. Euis Hasanah, S.Pd., M.M.Pd., Kepala SMP Negeri 2 Bojongsoang sekaligus Ketua Komunitas Literasi Leksam Bedas, meraih penghargaan bergengsi Guru Motivator pada ajang Anugerah Literasi Indonesia 2025.

Bupati Bandung Kang DS menyerahkan penghargaan tersebut secara langsung setelah upacara kemerdekaan. Momen itu memperlihatkan komitmen kuat pemerintah daerah dalam mendorong gerakan literasi di Kabupaten Bandung.

Dengan wajah penuh haru, H. Euis Hasanah menyampaikan rasa syukur. “Saya mengucapkan alhamdulillah kepada Bapak Bupati Bandung Kang DS yang selalu merespons kegiatan literasi. Tahun ini saya berhasil meraih juara ke-2 tingkat nasional Guru Motivator Literasi yang diselenggarakan Forum Guru Menulis Indonesia (FGMMI),” ujarnya.

Ucapan tersebut tidak hanya menegaskan kebahagiaannya, tetapi juga menyoroti dukungan nyata dari kepemimpinan Kang DS. Berbagai kebijakan pendidikan yang beliau hadirkan mendorong para guru dan komunitas literasi untuk terus melahirkan karya.

Sebagai Ketua Leksam Bedas, H. Euis Hasanah mengajak masyarakat agar semakin mencintai literasi. Ia menekankan bahwa literasi membuka jalan bagi perubahan. Dengan suara tegas ia menyerukan, “Ayo berliterasi! Karena kalau kita berliterasi, artinya kita membuka jendela dunia.”

Riwayat prestasi H. Euis Hasanah pun memperkuat penghargaan yang ia terima tahun ini. Ia pernah dinobatkan sebagai “Kepala Sekolah Literat” dan “Kepala Sekolah Literasi.” Tahun lalu, ia juga dikenal sebagai penggerak literasi di Kabupaten Bandung dan Jawa Barat.

Selama masa kepemimpinan Bupati Kang DS, ia konsisten menerima penghargaan setiap bulan Agustus. Pencapaian tersebut menunjukkan sinergi yang erat antara pemerintah daerah, sekolah, dan komunitas literasi.

Ia juga mengingatkan pentingnya peran guru. Menurutnya, guru bukan hanya pengajar, tetapi juga motivator dan agen perubahan. Karena itu, ia mendorong guru-guru di Kabupaten Bandung untuk terus berinovasi dan menghadirkan karya yang bermanfaat bagi siswa.

Pesan tersebut sejalan dengan visi Kang DS yang menekankan pendidikan inklusif, partisipatif, dan berdaya saing. Literasi dalam pandangan mereka bukan sekadar kemampuan membaca, melainkan juga keterampilan memahami informasi, berpikir kritis, serta menciptakan ide kreatif.

Keberhasilan H. Euis Hasanah membuktikan bahwa Kabupaten Bandung mampu melahirkan figur inspiratif di tingkat nasional. Prestasi itu sekaligus menambah deretan kebanggaan daerah, terutama dalam bidang pendidikan dan literasi.

Penghargaan ini menghadirkan energi positif. Semua pihak, mulai dari pemerintah, sekolah, hingga komunitas, perlu bersatu menguatkan budaya literasi. Karena literasi tidak berhenti pada program formal, tetapi tumbuh sebagai gerakan bersama untuk membangun masa depan bangsa.

Dengan pencapaian ini, Kabupaten Bandung sekali lagi memperlihatkan bahwa semangat kemerdekaan terus hidup. Semangat itu bukan hanya terlihat dalam upacara seremonial, tetapi juga dalam langkah nyata membangun masyarakat yang cerdas, berkarakter, dan literat.