Ratusan Warga Antusias Hadiri Bakti Sosial Cek Kesehatan Gratis di Desa Citeureup

Dayeuhkolot, Info Burinyay – Ratusan warga dari lima RW di Desa Citeureup, Kecamatan Dayeuh Kolot, Kabupaten Bandung, antusias menghadiri kegiatan bakti sosial berupa cek kesehatan gratis. Acara ini berlangsung di Kampung Lamajang Peuntas pada Kamis, 28 Agustus 2025, dalam rangka memperingati HUT ke-80 Republik Indonesia.

Kegiatan bakti sosial ini terselenggara berkat kolaborasi berbagai pihak, yaitu Aman Indonesia The Asian Muslim Action Network, Rumah Sakit Immanuel, Perhimpunan Remaja Masjid Desa Citeureup, dan Gereja Kristen Pasundan Dayeuh Kolot. Sinergi lintas iman dan profesi ini menjadi bukti nyata pentingnya kebersamaan dalam membangun kesehatan dan keharmonisan masyarakat.

Co-Manajer Women Lead Community Resilience Aman Indonesia, Ihah Solihah, menyampaikan rasa terima kasih kepada seluruh pihak yang telah mendukung. Ia menegaskan bahwa kerja sama tersebut tidak berhenti pada kegiatan ini saja. Menurutnya, kolaborasi ini harus terus berlanjut agar mampu memperkuat partisipasi perempuan, membangun perdamaian, serta menjaga ruang kebersamaan lintas iman di tingkat lokal.

Selain itu, Ihah menambahkan bahwa Aman Indonesia sebagai lembaga yang mendapat mandat dari Dewan Keamanan PBB memiliki tanggung jawab untuk memperkuat perdamaian di masyarakat. Oleh karena itu, kegiatan bakti sosial ini bukan hanya soal layanan kesehatan. Lebih jauh, kegiatan ini juga menjadi ruang perjumpaan, aksi kemanusiaan, serta fondasi untuk menegakkan keberagaman dan keadilan sosial secara setara.

Dalam pelaksanaan bakti sosial, tenaga medis yang terlibat terdiri atas lima dokter, enam perawat, dan enam apoteker. Mereka melayani masyarakat dengan penuh dedikasi. Kuota peserta pemeriksaan kesehatan kali ini mencapai 200 orang, sehingga warga dari RW 1, RW 5, RW 11, RW 16, dan RW 17 bisa mendapatkan layanan secara merata.

Pada kesempatan itu, dr. Erma Charlotte M. dari RS Immanuel Bandung mengungkapkan bahwa banyak warga yang diperiksa mengalami hipertensi dan infeksi saluran pernapasan. Menurutnya, sebagian besar pasien jarang memeriksakan diri ke puskesmas karena jarak dan keterbatasan akses. Ia menilai antusiasme masyarakat sangat tinggi, terutama dari kalangan lansia. Dr. Erma juga menegaskan bahwa pasien hipertensi harus berobat teratur. Obat yang diberikan dalam baksos ini hanya bersifat sementara, sehingga warga diharapkan melanjutkan pengobatan secara kontinu.

Pdt. Cliff E. Kasakeyan dari Gereja Kristen Pasundan Dayeuh Kolot juga menyampaikan pandangannya. Ia berharap gereja dapat hadir secara nyata dan membawa dampak positif di tengah masyarakat. Menurutnya, kerja sama lintas iman ini adalah wujud nyata perdamaian. Ia juga menegaskan bahwa dengan masyarakat yang sehat, maka tercipta kesejahteraan bersama.

Di sisi lain, tokoh masyarakat Desa Citeureup, H. Tri Rahmanto, menyampaikan apresiasi terhadap kegiatan ini. Ia menilai baksos pengobatan gratis bukan hanya menjadi program sementara. Harapannya, kegiatan ini bisa terus berlanjut dan merambah wilayah lain di Kabupaten Bandung. Dengan demikian, manfaatnya semakin luas dirasakan masyarakat.

Menambahkan harapan serupa, Plt Ketua PWI Kabupaten Bandung, H. Asep Syahrial, mendorong agar pemerintah daerah turut mengagendakan program baksos secara lebih besar. Ia mengapresiasi dukungan Aman Indonesia, GKP, dan RS Immanuel, serta berharap segera ada audiensi dengan Bupati Bandung. Menurutnya, kolaborasi bersama Polri dan pemerintah kabupaten akan memperkuat jangkauan kegiatan sosial, sehingga manfaatnya bisa dirasakan masyarakat luas, tidak hanya di Lamajang.

Kegiatan ini juga memiliki makna simbolis karena bertepatan dengan momentum ulang tahun Rumah Sakit Immanuel. Kehadiran Prima, yang selama ini konsisten mendukung program sosial di Desa Citeureup, semakin memperkuat keberlanjutan program kolaboratif ini. Dengan adanya kerja sama tersebut, berbagai pihak percaya bahwa kegiatan sosial berbasis kebersamaan bisa menjadi teladan bagi wilayah lain.

Lebih jauh, sejak tahun 2023 Aman Indonesia sudah memulai berbagai inisiatif di Desa Citeureup. Program yang dirintis diawali dengan dialog lintas komunitas, lalu berlanjut pada perancangan kegiatan bersama. Seiring waktu, momentum ini semakin berkembang menjadi aksi nyata yang menyatukan masyarakat dari latar belakang berbeda.

Dengan adanya kegiatan bakti sosial ini, masyarakat tidak hanya mendapatkan manfaat kesehatan. Lebih dari itu, mereka juga merasakan hadirnya solidaritas, kebersamaan, dan semangat gotong royong yang kental. Karena itu, semua pihak berharap acara serupa bisa terus dilaksanakan secara rutin.

Melalui sinergi ini, Desa Citeureup membuktikan bahwa kolaborasi lintas iman, lintas profesi, dan lintas komunitas dapat menciptakan harmoni yang kokoh. Tidak hanya sekadar merayakan hari kemerdekaan, kegiatan ini sekaligus menjadi perayaan atas nilai-nilai kemanusiaan dan perdamaian.