Info Burinyay
Pendidikan

Dinas Pendidikan Kabupaten Bandung Gelar Karya PKBM Berbasis Kewirausahaan

Dinas Pendidikan Kabupaten Bandung Gelar Karya PKBM Berbasis Kewirausahaan sebagai Transformasi Pendidikan Nonformal, Selasa 30 September 2025. (photo-lee)

Soreang, Info Burinyay – Dinas Pendidikan Kabupaten Bandung menggelar Gelar Karya Hasil Kegiatan Pemberdayaan Warga Belajar PKBM berbasis kewirausahaan di Dome Bale Rame, Jalan Al Fathu, Soreang, Selasa (30/9/2025). Kegiatan ini menegaskan peran pendidikan nonformal sebagai ruang transformasi dalam menghadapi tantangan global.

Sebanyak 72 PKBM berpartisipasi dengan menampilkan karya kreatif dan produk unggulan. Kehadiran ribuan warga belajar, tutor, serta masyarakat umum membuat suasana acara meriah. Lebih dari itu, kegiatan ini menumbuhkan semangat kemandirian ekonomi sekaligus memperkuat identitas lokal.

Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Bandung, Asep Kusumah, S.Sos., M.Si., menyampaikan bahwa kegiatan ini mendukung visi dan misi pemerintah daerah.

“Hari ini kita menindaklanjuti kebijakan Kabupaten Bandung, khususnya dalam peningkatan akses pendidikan nonformal. Gelar karya ini menghadirkan 72 PKBM dengan karya dan produk kewirausahaan warga belajar,” ungkapnya.

Asep menekankan, langkah tersebut tidak hanya menyediakan ruang belajar, tetapi juga membekali keterampilan hidup.

“Warga belajar tidak cukup hanya mengantongi ijazah. Mereka juga harus memiliki life skill untuk berwirausaha. Produk yang ditampilkan variatif, dan sebagian sudah masuk pasar offline maupun online,” jelasnya.

Selain itu, ia mengungkapkan rencana Dinas Pendidikan untuk menampilkan produk PKBM secara permanen.

“Kami akan mengumpulkan seluruh produk PKBM di dinas. Nantinya, pihak luar yang membutuhkan bisa langsung berkomunikasi dengan kami,” tambahnya.

Lebih lanjut, Asep menyoroti keunikan tema setiap PKBM. Ada yang mengangkat budaya, kesenian, hingga pemberdayaan anak disabilitas.

“PKBM Hidayah Bojongsoang menampilkan karya anak-anak disabilitas. Ini luar biasa. Jadi inspirasi bahwa akses pendidikan bisa dirasakan semua kalangan,” ujarnya penuh bangga.

Sementara itu, Ketua Panitia sekaligus Kabid Pendidikan Nonformal (PNF), Agus Deni, M.Pd., menegaskan fokus acara ini.

“Kami menekankan pergerakan kewirausahaan. Harapannya setiap warga PKBM memiliki penghasilan. Tahun ini, 72 lembaga yang mendapat dukungan Pemda menampilkan produk khas daerah masing-masing,” katanya.

Ia menambahkan, produk yang dipamerkan sangat beragam. Sebagai contoh, daerah yang kaya singkong mengolah bahan itu menjadi produk inovatif agar menarik pasar.

“Dengan cara itu, PKBM bisa memperoleh tambahan penghasilan. Lebih penting lagi, warga belajar merasakan manfaat ekonomi secara langsung,” jelasnya.

Selain memperkuat ekonomi, lanjut Agus, pameran ini juga menumbuhkan rasa percaya diri warga belajar untuk bersaing di tengah masyarakat.

Ketua Forum Komunikasi PKBM (FK-PKBM) Kabupaten Bandung, H. Furqon Nulhakim, S.Ag., M.Pd., menjelaskan skala kegiatan tahun ini.

“Acara ini diikuti 2000 peserta, terdiri dari warga belajar dan tutor. Forum PKBM juga sudah membentuk koperasi konsumen sejahtera FK-PKBM Kabupaten Bandung,” tuturnya.

Menurut Furqon, koperasi itu akan menjadi modal awal perkembangan PKBM di masa depan. Karena itu, ia optimistis wadah ekonomi kolektif ini mampu memperkuat keberlanjutan pendidikan nonformal.

Agar karya PKBM terukur, panitia menghadirkan tim juri. Ketua Juri Kewirausahaan, Euis Nurjanah, S.Pd., MM.Pd., menjelaskan aspek penilaian.

“Kami menilai kesesuaian tema, kebersihan, kerapihan, tata letak, serta inovasi. Setelah berkeliling, saya melihat semua karya keren dan luar biasa. PKBM itu hebat, kreatif semua,” ungkapnya penuh semangat.

Dengan penilaian itu, peserta bukan hanya terpacu berkreasi, tetapi juga terdorong menjaga kualitas produk agar mampu bersaing di pasar yang lebih luas.

Berbagai produk menarik hadir dalam pameran ini. Kepala PKBM Al-Firdaus Pasirjambu, Muhamad Jimli Fatihin, menuturkan bahwa pihaknya mengandalkan olahan susu.

“Kami hadirkan yogurt dengan berbagai rasa. Yang paling diminati adalah yogurt stroberi. Selain itu, ada puding susu dan susu goreng,” ujarnya.

Sementara itu, perwakilan PKBM Atarbiah Arjasari, Atikah, membawa produk khas berbahan lokal.

“Kami menampilkan kremes dari ubi, kembang gedang dari pepaya muda, dan burayot dari tepung beras. Pemasarannya masih lokal, biasanya untuk hajatan di sekitar lingkungan sekolah,” katanya.

Dengan ragam produk ini, warga belajar tidak hanya mengembangkan keterampilan, tetapi juga memperkuat identitas kuliner daerah.

Kegiatan Gelar Karya PKBM Kabupaten Bandung memperlihatkan bahwa pendidikan nonformal mampu bertransformasi menjadi ruang kreatif sekaligus pemberdayaan ekonomi. Melalui karya nyata, warga belajar tidak hanya mendapatkan ilmu, tetapi juga keterampilan yang langsung bisa diterapkan.

Lebih dari itu, acara ini menunjukkan sinergi antara pemerintah, tutor, warga belajar, dan masyarakat. Dengan transisi dari pendidikan akademis ke keterampilan hidup, PKBM membuktikan diri sebagai ujung tombak pendidikan inklusif.

“Acara ini bukan sekadar pameran. Ini bukti bahwa PKBM berkontribusi besar bagi kemandirian masyarakat,” tegas Asep Kusumah menutup sambutannya.

Dengan menampilkan 72 PKBM, melibatkan 2000 peserta, dan menghadirkan ratusan karya kreatif, kegiatan ini mempertegas peran PKBM sebagai motor inovasi pendidikan nonformal. Dukungan pemerintah daerah, semangat warga belajar, dan keberadaan koperasi menjadi fondasi kokoh menghadapi tantangan global.

Pada akhirnya, Gelar Karya PKBM berbasis kewirausahaan memberi pesan penting: pendidikan nonformal bukan jalan alternatif, melainkan strategi utama menuju kemandirian masyarakat Kabupaten Bandung.

Related posts

Leave a Comment

* By using this form you agree with the storage and handling of your data by this website.