Oleh: Rohidin, SH., MH., M.Si. Sultan Patrakusumah VIII Trust of Guarantee Phoenix Ina 18
Tasikmalaya, Info Burinyay – Geopolitik dunia terus mengalami perubahan besar, terutama ketika memasuki fase baru yang penuh dengan ketegangan global. Sejarah mencatat bahwa Perang Dunia II dimulai oleh tindakan agresif Nazi Jerman di bawah Adolf Hitler. Pada tahun 1939, Jerman menyerbu Cekoslowakia dan mengamankan aset penting untuk memperkuat angkatan bersenjatanya. Sementara itu, Inggris dan Prancis berusaha melindungi Polandia melalui jaminan keamanan. Namun, meskipun ada upaya tersebut, Hitler tetap melancarkan invasi pada September 1939. Langkah ini akhirnya mendorong Inggris dan Prancis untuk menyatakan perang terhadap Jerman, yang menandai dimulainya Perang Dunia II.
Ancaman Baru: Perang Dunia III
Dalam beberapa dekade terakhir, kekhawatiran tentang ancaman Perang Dunia III semakin meningkat. Jamie Dimon, CEO JPMorgan, menyatakan bahwa dunia telah memasuki fase awal Perang Dunia III. Menurutnya, konflik yang terjadi di Ukraina dan Timur Tengah saat ini berpotensi memicu perang global. Selain itu, Dimon mengingatkan bahwa Rusia, Korea Utara, dan Iran membentuk apa yang disebutnya sebagai “poros jahat.” Ketiga negara ini, ditambah China, memiliki potensi untuk melemahkan stabilitas internasional, khususnya lembaga-lembaga seperti NATO.
Tidak hanya itu, Dimon juga menyoroti risiko yang timbul dari struktur keuangan global yang dinilai rapuh. Ia menegaskan bahwa jika situasi ini dibiarkan, dampaknya akan sangat merugikan, terutama bagi negara-negara yang tergantung pada stabilitas ekonomi internasional. Oleh karena itu, dunia perlu mengambil tindakan nyata untuk mengatasi tantangan ini.
Pentingnya Ukraina dalam Stabilitas Global
Salah satu isu krusial dalam geopolitik saat ini adalah konflik di Ukraina. Sejarawan Timothy Snyder menyatakan, “Jika Ukraina menyerah, atau jika kita menyerahkan Ukraina, maka ini adalah perang Rusia yang berbeda di masa depan.” Dengan kata lain, dukungan terhadap Ukraina tidak hanya berkaitan dengan kepentingan regional, tetapi juga melibatkan upaya menjaga keseimbangan kekuatan global.
Di sisi lain, perang di Ukraina menjadi simbol penting bagi banyak negara yang berjuang melawan dominasi kekuatan besar. Oleh sebab itu, keberlanjutan dukungan internasional terhadap Ukraina menjadi semakin relevan untuk memastikan stabilitas geopolitik di kawasan Eropa Timur dan sekitarnya.
BRICS dan Tantangan Ekonomi
Selain konflik militer, isu ekonomi global juga memegang peranan penting. Blok BRICS—yang terdiri dari Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan—berupaya mengurangi dominasi dolar Amerika Serikat (USD). Namun demikian, banyak tantangan yang harus dihadapi untuk merealisasikan tujuan tersebut. Dalam konteks ini, upaya BRICS untuk menggeser USD sebagai mata uang utama dunia membutuhkan kekuatan ekonomi dan politik yang luar biasa.
Lebih jauh lagi, mantan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, telah menyampaikan peringatan keras terhadap langkah-langkah yang membatasi peran USD. Ia menganggap setiap ancaman terhadap dominasi dolar sebagai langkah yang berbahaya. Akibatnya, Amerika Serikat diperkirakan tidak akan tinggal diam dan akan terus memperkuat posisinya dalam ekonomi global.
Ketegangan di Timur Tengah
Sementara itu, konflik di Timur Tengah menjadi isu yang tidak kalah pentingnya. Pada 7 Oktober 2023, perang antara Israel dan Hamas pecah, yang kemudian meluas hingga Lebanon. Situasi ini semakin memanas setelah Iran, salah satu kekuatan regional utama, turut terlibat. Dengan demikian, ketegangan di kawasan tersebut menciptakan tantangan baru bagi stabilitas global.
Selain itu, penggulingan Presiden Suriah, Bashar al-Assad, menambah kompleksitas di Timur Tengah. Banyak pengamat politik berpendapat bahwa Amerika Serikat memainkan peran penting dalam memanaskan situasi ini. Di satu sisi, langkah tersebut dapat dilihat sebagai strategi geopolitik untuk mempertahankan pengaruhnya. Di sisi lain, hal ini juga memunculkan risiko eskalasi konflik yang lebih besar.
Kesimpulan
Dalam menghadapi tantangan geopolitik saat ini, dunia berada di persimpangan yang sangat penting. Konflik di Ukraina, ketegangan di Timur Tengah, serta dinamika ekonomi global melalui BRICS menjadi elemen utama yang memengaruhi masa depan dunia. Dengan demikian, diperlukan langkah-langkah strategis untuk mengatasi ancaman-ancaman ini.
Lebih dari itu, upaya menjaga stabilitas global tidak hanya menjadi tanggung jawab negara-negara besar tetapi juga seluruh komunitas internasional. Oleh sebab itu, kerja sama dan dialog yang konstruktif menjadi kunci untuk mencegah eskalasi konflik yang lebih besar di masa depan.