Info Burinyay
Peristiwa

PPRI Jawa Barat Dorong Kejayaan Rempah dan Peningkatan Kesejahteraan Petani

Perkumpulan Petani Rempah Indonesia (PPRI) Jawa Barat, bersama masyarakat Desa Batu Nunggul, Kecamatan Darmaraja, melaksanakan kegiatan penanaman pohon konservasi, Selasa 24 Desember 2024

Darmaraja, Info Burinyay – Ketua Perkumpulan Petani Rempah Indonesia (PPRI) Jawa Barat, H. Haris Benyamin, SE. Ak, QIA., mengungkapkan kebahagiaannya atas terlaksananya perjalanan selama lima jam dari Pangalengan menuju Lahan Konservasi Batununggul, Desa Sukaratu, Kecamatan Darmaraja. Di lokasi tersebut, PPRI bersama masyarakat setempat melaksanakan kegiatan penanaman pohon konservasi. Jenis pohon yang ditanam meliputi kemiri sunan, durian, alpukat, petai, dan berbagai pohon konservasi lainnya.

Paguyuban HIMBAR BUANA SUMEDANG (anggota Tim Koordinasi Pengelolaan Sumber Daya Air) TKPSDA WS Cimanuk Cisanggarung berkewajiban ikut mendorong untuk pemanfaatan atau pengelolaan kawasan  untuk dijadikan lahan konservasi alam yang berbasis pemberdayaan masyarakat terpadu yang  selaras sesuai fungsinya.

Kepala UPTB Unit Pelaksana Waduk Jatigede, Kapolsek, Danramil, dan Camat setempat turut hadir mendukung inisiatif tersebut. Setelah penanaman, H. Haris Benjamin berdiskusi dengan berbagai pihak untuk memaparkan visi besar PPRI, yaitu mengembalikan kejayaan rempah-rempah Indonesia sambil meningkatkan kesejahteraan petani.

“Kami bersyukur dapat melibatkan banyak pihak dalam kegiatan ini. Penanaman pohon ini menjadi langkah konservasi sekaligus strategi untuk meningkatkan nilai ekonomis lahan-lahan kritis di kawasan Jatigede. Kami mendorong penerapan sistem tumpangsari, yaitu menanam rempah-rempah di sela-sela tanaman konservasi, karena nilai ekonominya yang lebih tinggi,” jelas H. Haris Benjamin.

Mendorong Solusi Pasar bagi Petani Rempah

H. Haris Benjamin menekankan pentingnya memberikan solusi terkait pemasaran hasil rempah. Banyak petani mengalami kesulitan memasarkan hasil panen mereka, dan trauma masa lalu membuat sebagian besar petani ragu untuk memulai usaha rempah karena khawatir pasar tidak tersedia.

“Kami di PPRI tidak hanya memberikan saran, tetapi juga solusi konkret terkait pemasaran. Sebagai bagian dari Dewan Rempah Kejayaan Indonesia (DRKI), kami menghubungkan petani dengan jaringan pengusaha rempah nasional dan internasional. Dengan demikian, petani dapat memastikan hasil panennya memiliki pasar yang jelas,” ungkapnya.

Baca Juga
Resmi Dilantik! H. Indra Mustika Targetkan Kursus & Pelatihan Lebih Berkualitas

Lebih lanjut, H. Haris Benjamin mengimbau agar DRKI memberikan perhatian khusus kepada PPRI sebagai jembatan antara petani dan pasar. “Kami tidak ingin petani dirugikan oleh praktik perantara yang mengambil keuntungan besar, sehingga harga yang diterima petani menjadi sangat rendah. DRKI harus menjadi solusi nyata dengan menyerap hasil panen petani langsung dengan harga yang adil,” tambahnya.

Kolaborasi dengan Pemerintah dan Masyarakat

Berbagai pihak, termasuk pemerintah daerah, memberikan dukungan antusias terhadap kegiatan ini. Dalam diskusi bersama Camat dan Kapolsek, PPRI membahas rencana jangka panjang untuk mengaktifkan alokasi dana desa yang akan digunakan mendukung pengembangan rempah-rempah. H. Haris Benjamin menegaskan pentingnya membimbing petani untuk menanam rempah-rempah yang memiliki nilai ekonomis tinggi.

“Kami memastikan bahwa setiap langkah yang diambil memiliki dampak positif. Petani tidak hanya menanam rempah, tetapi juga memilih jenis rempah yang sesuai dengan kebutuhan pasar. Langkah ini memberikan keuntungan maksimal dan mengurangi kerugian akibat salah tanam,” jelasnya.

Pengembangan Ketahanan Pangan dan Energi

Selain fokus pada rempah, PPRI juga menjalankan program ketahanan pangan. H. Haris Benjamin menjelaskan bahwa mereka sedang mengembangkan sistem pertanian padi dengan target hasil panen hingga 20 ton per hektar. Selain itu, PPRI mendorong peternakan ayam sebagai salah satu solusi peningkatan pendapatan petani.

“Kami menunjukkan kepada masyarakat bahwa dengan memanfaatkan 11 ekor ayam secara optimal, mereka dapat menghasilkan keuntungan signifikan dalam tiga tahun. Kami juga memberikan panduan terkait pengelolaan pakan, seperti menggunakan fermentasi sampah organik. Hal ini memudahkan petani untuk menghasilkan pakan berkualitas tanpa biaya besar,” paparnya.

Untuk mendukung peternakan domba, PPRI memperkenalkan metode silase. Metode ini membantu petani memanfaatkan pakan dengan lebih efisien, sekaligus meningkatkan produktivitas ternak. Pendekatan ini menjadi bagian dari strategi besar PPRI dalam mendukung ketahanan pangan dan kesejahteraan petani di Jawa Barat.

Baca Juga
Cawagub Jawa Barat H. Erwan Setiawan Resmikan Minimarket Uninus dan Hadiri Istighosah Rutin Civitas Akademika

Proyek Laboratorium Rempah Jatigede

Untuk mendukung keberlanjutan program ini, H. Haris Benjamin mengajukan proyek besar di Jatigede yang mencakup laboratorium rempah, ketahanan pangan, dan energi. Proyek ini telah diajukan ke tingkat pemerintah provinsi dan Bappenas untuk mendapatkan dukungan penuh. Menurutnya, proyek ini dirancang untuk mendukung visi pemerintah dalam mencapai Nawacita.

“Laboratorium ini akan menjadi pusat inovasi untuk rempah-rempah, ketahanan pangan, dan energi. Kami berharap proyek ini tidak hanya membantu petani, tetapi juga menjadi model pembangunan berkelanjutan yang dapat diterapkan di daerah lain,” katanya.

H. Haris Benjamin menggandeng Prof. Rudy, seorang ahli di bidang teknologi, dan Kang Uus, pakar peternakan, untuk memastikan setiap program yang dijalankan memiliki dasar keilmuan yang kuat. Kehadiran mereka diharapkan dapat memberikan solusi inovatif bagi pengembangan pertanian dan peternakan di kawasan Jatigede.

Optimisme untuk Masa Depan

Dengan semangat kolaborasi dan dukungan dari berbagai pihak, PPRI optimis dapat membawa perubahan besar bagi petani rempah di Jawa Barat. Penanaman pohon konservasi dan rempah-rempah di Jatigede menjadi langkah awal yang menggembirakan.

“Kami percaya bahwa dengan sinergi antara pemerintah, masyarakat, dan PPRI, kejayaan rempah Indonesia dapat terwujud kembali. Tidak hanya itu, kesejahteraan petani juga akan meningkat seiring dengan terwujudnya pasar yang adil dan berkelanjutan,” tutup H. Haris Benjamin.

Dengan keberhasilan program ini, PPRI mengajak seluruh pihak untuk terus mendukung upaya konservasi, pengembangan rempah, dan ketahanan pangan demi masa depan yang lebih baik bagi Indonesia.

Related posts

Leave a Comment

* By using this form you agree with the storage and handling of your data by this website.