Info Burinyay
Peristiwa

Gebyar Pembenihan 2024, Dr. Suwandi: Fokus pada Inovasi Pangan

Direktur Jenderal Tanaman Pangan, Dr. Ir. Suwandi, M.Si., saat menyampaikan pidato sambutanya pada Gebyar Pembenihan Tanaman Pangan Nasional IX 2024 dan Bandung Bedas Coffee Festival, Sabtu 27 July 2024.

Soreang, Info Burinyay Kementerian Pertanian RI, bersama Pemerintah Provinsi Jawa Barat dan Pemerintah Kabupaten Bandung, menggelar Gebyar Pembenihan Tanaman Pangan Nasional IX 2024 serta Bandung Bedas Coffee Festival (BBCF). Acara ini berlangsung selama tiga hari, hingga 30 Juli 2024, di Kawasan PLUT, Taman Kaulinan Lembur, dan Gedung Budaya Soreang (GBS). Ribuan pelaku usaha, petani, serta masyarakat turut berpartisipasi.

Direktur Jenderal Tanaman Pangan, Dr. Ir. Suwandi, M.Si., menyatakan bahwa acara ini mendukung arahan Menteri Pertanian, Pak Andi Amran Suleman, dan Wakil Menteri Pertanian.

“Kita menuju swasembada pangan untuk menjadi lumbung pangan dunia,” ujarnya.

Lebih lanjut, Dr. Suwandi menjelaskan bahwa peran benih sangat penting dalam berbagai program, seperti perluasan areal tanam, optimasi lahan, dan intensifikasi pertanaman.

Tujuan acara ini adalah untuk mempercepat pertukaran informasi tentang hasil perbenihan dan memberikan peluang bagi investor serta pelaku usaha. Oleh karena itu, diharapkan acara ini mendorong inovasi dan pengembangan industri benih di Indonesia. Setiap harinya, peserta yang hadir diharapkan mencapai 5-10 ribu orang. Mereka dapat melihat berbagai display, pameran, dan demonstrasi plot (demplot) yang menampilkan 104 varietas padi unggul.

Bandung, yang terletak di ketinggian sekitar 700 meter di atas permukaan laut, memiliki tantangan tersendiri dalam budidaya padi. Varietas padi untuk dataran rendah membutuhkan waktu tanam lebih lama di sini. Biasanya, padi memerlukan 100 hari untuk panen, tetapi di Bandung bisa memakan waktu hingga 115 hari. Oleh karena itu, adaptasi varietas terhadap kondisi geografis yang berbeda menjadi sangat penting.

Selain padi, terdapat display berbagai varietas tanaman lainnya, termasuk jagung (34 varietas), kedelai (10 varietas), kacang tanah, kacang hijau, ubi kayu, ubi jalar, sorgum, porang, serta tanaman pangan lokal khas Jawa Barat seperti talas dan hanjeli. Keberagaman ini menunjukkan kekayaan sumber daya genetik tanaman pangan di Indonesia, yang perlu dikembangkan untuk ketahanan pangan nasional.

Di sisi lain, Wakil Menteri Pertanian dan jajaran juga meninjau 179 display benih, produk sarana produksi, dan alat mesin pertanian. Display ini menampilkan inovasi teknologi yang dapat membantu petani meningkatkan produktivitas dan efisiensi. Oleh sebab itu, acara ini menjadi ajang bagi pelaku usaha untuk memperkenalkan produk-produk baru kepada pasar, serta membuka peluang kerja sama dengan pemerintah dan sektor swasta lainnya.

BBCF, yang diselenggarakan bersamaan dengan Gebyar Pembenihan, turut mempromosikan kopi lokal Bandung, yang semakin dikenal di kancah nasional dan internasional. Dengan demikian, Dr. Suwandi berharap acara ini dapat mendorong pertukaran informasi antara peneliti, petani, dan pelaku usaha. Ini diharapkan dapat meningkatkan inovasi dan adopsi teknologi baru di sektor pertanian.

Secara keseluruhan, Gebyar Pembenihan Tanaman Pangan Nasional IX dan Bandung Bedas Coffee Festival ini bukan hanya sekadar pameran. Acara ini juga menjadi wadah untuk mendorong pengembangan sektor pertanian dan perbenihan di Indonesia, demi mencapai swasembada pangan yang berkelanjutan.

Related posts

Leave a Comment

* By using this form you agree with the storage and handling of your data by this website.