Cucun Ahmad Syamsurizal Resmikan SPPG dan Buka Festival Pencak Silat di Kabupaten Bandung

Cucun Ahmad Syamsurizal Resmikan SPPG dan Buka Festival Pencak Silat di Kabupaten Bandung. (photo-denjaya)

Pacet, Info Burinyay – Lapangan Panca Regency, Desa Nagrak, Kecamatan Pacet, Kabupaten Bandung, Senin 15 September 2025, menjadi pusat perhatian ribuan warga. Mereka datang untuk mengikuti peresmian Sentra Pemberdayaan Pangan dan Gizi (SPPG) sekaligus menyaksikan Festival Pencak Silat Indonesia. Kehadiran Wakil Ketua DPR RI, Dr. H. Cucun Ahmad Syamsurizal, M.Ap., memberikan nuansa berbeda karena ia menekankan pentingnya sinergi dalam memperkuat ketahanan pangan sekaligus melestarikan budaya.

Dalam sambutannya, Cucun menegaskan bahwa program SPPG tidak hanya berhenti pada penyaluran bantuan pangan. Ia menilai kualitas gizi setiap bantuan harus terukur dengan baik agar manfaatnya nyata. Oleh karena itu, ia meminta agar anak-anak tetap memperoleh susu sebagai sumber kalsium. Selain itu, ia juga mengingatkan agar vitamin C dan zat penting lainnya selalu tersedia.

Lebih lanjut, ia menekankan pentingnya pemenuhan gizi bagi ibu hamil. Menurutnya, gizi sejak awal kehamilan menentukan kualitas generasi mendatang. Dengan demikian, jika gizi ibu hamil terjaga, anak-anak akan lahir sehat dan lebih kuat.

Ia juga menilai inisiatif Menteri Pertahanan sekaligus Presiden terpilih Prabowo Subianto sangat tepat. Program ini, menurutnya, membuktikan bahwa Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara dapat langsung dirasakan oleh masyarakat. Selanjutnya, ia menyampaikan optimisme bahwa target 30 juta penerima pada tahun ini bisa tercapai, paling lambat November atau Desember.

Selain itu, Cucun menekankan pentingnya fungsi pengawasan DPR. Ia ingin memastikan kementerian dan Badan Gizi Nasional benar-benar bekerja cepat. Menurutnya, anggaran sudah tersedia dan Presiden telah menunjukkan spirit yang luar biasa. Oleh karena itu, implementasi tidak boleh tertahan oleh prosedur yang rumit.

Selanjutnya, ia mengajak seluruh elemen di Kabupaten Bandung untuk bersinergi. Kolaborasi antara pemerintah pusat, daerah, dan masyarakat harus terjalin agar program berjalan lancar. Dengan sinergi itu, manfaat program akan lebih terasa oleh rakyat secara langsung.

Pada kesempatan yang sama, ia menyoroti peran ahli gizi. Ia menolak pandangan bahwa ahli gizi hanya bertugas mencicipi makanan di akhir proses. Sebaliknya, mereka harus terlibat sejak pemilihan bahan pangan. Jika bahan tidak layak, ahli gizi harus berani melarang penggunaannya. Dengan demikian, kualitas pangan bisa benar-benar terjaga.

Sementara itu, ia mendukung penuh rencana Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung yang akan mengadakan pelatihan khusus untuk ahli gizi. Menurutnya, pelatihan tersebut dapat menjadi model nasional. Selanjutnya, ia berjanji akan menyampaikan hasilnya dalam rapat dengan Kepala BGN. Ia berharap Kabupaten Bandung bisa menjadi proyek percontohan bagi daerah lain di Indonesia.

Tidak hanya bicara soal gizi, acara ini juga menyuguhkan Festival Pencak Silat Indonesia. Atraksi puluhan pesilat dari berbagai perguruan menambah semarak suasana. Dengan adanya festival ini, masyarakat tidak hanya mendapatkan edukasi gizi, tetapi juga hiburan budaya yang membangkitkan rasa bangga.

Akhirnya, peresmian SPPG dan festival budaya ini menandai momentum penting bagi Kabupaten Bandung. Melalui kerja sama yang solid, program gizi nasional dapat berjalan bersamaan dengan pelestarian budaya. Oleh karena itu, sinergi lintas sektor diharapkan mampu melahirkan generasi sehat, cerdas, dan berkarakter.

Related posts

Rapat Pleno DPD Golkar Jabar Dinilai Tidak Demokratis, Peserta Layangkan Protes

Komisi I DPRD Jabar Soroti Persoalan Sampah, TPA Bukan Solusi Jangka Panjang

Pemkab Bandung Usulkan Dua Raperda Penyertaan Modal ke DPRD, Fokus pada Penguatan BPR Kerta Raharja dan Dukungan UMKM