Rancaekek, Info Burinyay – Halaman Masjid Jami Al Ikhlas, Perumahan Rancaekek Permai 2, Desa Jelegong, Kecamatan Rancaekek, Kabupaten Bandung, dipenuhi jamaah pada Sabtu malam, 4 Oktober 2025. Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) Al Ikhlas menggelar peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW 1447 H dengan penuh kekhidmatan.
Acara berlangsung meriah karena DKM menghadirkan Daway (Dakwah Wayang) bersama Ustadz Randam Juniarsyah, M.Ag., dari Pondok Pesantren Mahasiswa Al Ihsan Cibiru Bandung. Selain tausiyah, sejumlah tokoh agama, tokoh masyarakat, hingga pemuda ikut menyampaikan pesan penting tentang makna Maulid.
Ustadz Randam Juniarsyah mengawali tausiyah dengan menekankan makna peringatan Maulid. Ia menegaskan bahwa umat Islam harus merasa bahagia dengan kelahiran Nabi Muhammad SAW.
“Makna dari memperingati Maulid Nabi bukan hanya mengenang kelahiran Nabi. Kita berbahagia karena beliau berjuang luar biasa menyampaikan Islam hingga kita mengenal kebenaran,” ucapnya.
Ia juga mengajak jamaah untuk meneladani Rasulullah dalam keseharian. “Mari kita istiqomahkan kebenaran yang disampaikan Nabi. Beliau jadi teladan bagi kita. Maka kita pun harus menjadi teladan untuk lingkungan sekitar,” tegasnya.
Selain itu, ia menekankan pentingnya kebersamaan. “Nabi tidak berdakwah sendirian. Beliau mendapat dukungan sahabat dan keluarga. Kita juga harus tetap kompak dalam kebaikan. Walau ada yang menolak, tetaplah istiqomah,” pesannya.
Ketua DKM Al Ikhlas, Ustadz Teppy Ariansyah, menegaskan pentingnya ukhuwah dalam peringatan Maulid. Ia menilai masyarakat perlu memperkuat kebersamaan.
“Makna Maulid sekarang lebih kepada ukhuwah. Kita ingin menghadirkan kedamaian dan persatuan, khususnya bagi warga Permai, serta umat Islam di seluruh dunia,” jelasnya.
Ia menambahkan bahwa manusia tengah menghadapi banyak ujian. Karena itu, DKM berupaya menghadirkan suasana bahagia. “Kami berharap dengan kelahiran Nabi Muhammad SAW, kita lebih bersatu, lebih saling menyapa, dan lebih damai,” ujarnya.
Tokoh agama Kecamatan Rancaekek, Ustadz Momon, S.S., juga menyampaikan pesan. Ia menekankan bahwa Maulid harus memperkuat cinta kepada Rasulullah.
“Maulid Nabi ini bukti cinta kita kepada Rasulullah. Beliau bahkan lebih mencintai umatnya daripada dirinya sendiri. Warga Permai 2 harus bersinergi meningkatkan silaturahmi,” tuturnya.
Abah Wahyudin, tokoh agama lainnya, ikut memberikan pandangan. Ia menekankan pentingnya akhlak mulia. “Mudah-mudahan acara ini menjadikan kita orang-orang terbaik, terutama yang berakhlakul karimah. Semoga Allah memberikan berkah dan keselamatan,” ujarnya.
Tokoh agama Permai 2, Ustadz Nunu Aripin, juga menekankan implementasi akhlak Rasulullah. “Makna Maulid adalah bagaimana kita menghidupkan akhlak Nabi dalam keseharian. Semoga kita mampu meneladani beliau,” katanya.
Tokoh masyarakat Permai 2, Tete Sopian atau Tyo, mengapresiasi kekompakan warga. Ia menegaskan bahwa dukungan masyarakat menjadi kunci sukses acara.
“Semoga di Permai ini ada kebersatuan, kekompakan, dan kesepakatan untuk mendukung Maulid. Mudah-mudahan acara berikutnya lebih sukses, lebih berkah, dan lebih baik,” harapnya.
Sementara itu, tokoh seni Kecamatan Rancaekek, Abah Wasri, menilai seni dan agama harus berjalan bersama. “Seni tanpa agama akan kehilangan arah. Tetapi seni yang berpadu dengan agama, seperti Maulid Nabi, justru akan memperkuat budaya,” ungkapnya.
Tokoh pemuda Permai 2, Asep Sulaeman, S.Pd., mengingatkan generasi muda agar menjadikan Rasulullah sebagai teladan. Ia menilai tantangan globalisasi menuntut pemuda untuk tetap berpegang pada nilai agama.
“Dengan memperingati Maulid, kita menjadikan Rasulullah sebagai panutan. Generasi muda harus selalu mengingat syiar Nabi agar tidak kehilangan arah,” jelasnya.
Ia juga menambahkan, keteladanan Rasulullah menjadi pengingat penting. “Jangan pernah lupakan Nabi Muhammad SAW. Beliau teladan terbaik sepanjang masa,” tegasnya.
Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW 1447 H di Rancaekek Permai 2 menghadirkan suasana penuh syukur. Jamaah mengikuti tausiyah, menikmati dakwah seni wayang, dan mendengarkan pesan tokoh agama serta masyarakat dengan khidmat.
Melalui peringatan ini, warga menunjukkan semangat kebersamaan. Mereka berkomitmen menjaga ukhuwah, memperkuat persatuan, serta menghidupkan akhlak Nabi dalam kehidupan sehari-hari.
Acara ini juga membuktikan bahwa Maulid Nabi bukan hanya ritual tahunan. Lebih dari itu, Maulid menjadi momentum untuk menanamkan cinta kepada Rasulullah, mempererat silaturahmi, dan menumbuhkan semangat persatuan di tengah masyarakat.