Rancaekek, Info Burinyay – Semangat melestarikan seni bela diri tradisional kembali menggelora di Kabupaten Bandung. Festival Kejuaraan Pencak Silat Seni Tradisi CPPS (Cahaya Purnama Panghibur Sangawulung) Cup ke-2 Tahun 2025 digelar di lapangan olahraga Kampus SMP-SMK Skye Digipreneur, Jalan Walini No.24, Desa Bojongloa, Kecamatan Rancaekek, pada Sabtu (11/10/2025).
Kegiatan antarperguruan dan pelajar se-Jawa Barat ini mengangkat tema “Miara Seni Tradisi, Ngaronjatkeun Sajatining Diri, Ngawujudkeun Ajaran Wiwitan Jawa Barat.” Tema tersebut menegaskan tekad untuk menjaga seni tradisi, meningkatkan karakter, dan memperkuat nilai-nilai luhur budaya Sunda.
Acara resmi dibuka oleh Kabid Olahraga Rekreasi dan Prestasi (Orekjar) Dispora Kabupaten Bandung, H. Haris Maulana. Dalam sambutannya, ia menekankan pentingnya kegiatan semacam ini sebagai wadah pembinaan atlet muda dan pelestarian warisan budaya.
“Saya mewakili Dinas Pemuda dan Olahraga Kabupaten Bandung menyambut baik pelaksanaan Festival Kejuaraan Pencak Silat Seni Tradisi CPPS Cup ke-2 ini,” kata Haris.
Ia menilai ajang ini dapat menjadi sarana menemukan bibit atlet berpotensi yang siap bersaing di level daerah maupun nasional.
“Kami berharap kegiatan ini melahirkan atlet-atlet pencak silat dari Kabupaten Bandung yang mampu berprestasi di Jawa Barat dan nasional. Target kami pada Porda 2026 adalah 100 medali emas, dan pencak silat bisa berperan besar untuk mencapainya,” ujar Haris menambahkan.
Haris mengingatkan seluruh peserta untuk menjunjung tinggi nilai-nilai sportivitas.
“Selamat bertanding, raih prestasi, dan jaga persaudaraan. Kejuaraan ini bukan hanya soal kemenangan, tetapi juga proses pembelajaran dan penghargaan terhadap seni tradisi,” ujarnya.
Sementara itu, Wakil Sekretaris KONI Kabupaten Bandung, H. Tendi Ihsana, menyebut ajang ini sangat berperan dalam pembinaan cabang olahraga pencak silat. Ia menilai, kompetisi tradisional seperti ini menjadi dasar munculnya potensi besar di kelas TGR (Tunggal, Ganda, Regu).
“Kegiatan ini sangat membantu pembinaan pencak silat di daerah. Dari ajang seni tradisi seperti ini muncul kelas TGR yang potensial,” ucap Tendi.
Ia juga menyebut Kecamatan Rancaekek telah menyumbang enam atlet dalam babak kualifikasi Porprov Jawa Barat 2026.
“Enam atlet dari Rancaekek telah lolos babak kualifikasi. Kami berharap mereka membawa pulang medali dan berkontribusi pada target 100 medali KONI Kabupaten Bandung,” katanya.
Menurut Tendi, pelatihan yang berkelanjutan menjadi kunci keberhasilan pembinaan atlet muda. Ia menegaskan, kegiatan seperti CPPS Cup dapat menjaga semangat juang sekaligus menanamkan rasa cinta terhadap seni bela diri asli Indonesia.
Ketua Pelaksana CPPS Cup ke-2, Abah Deni Rais, menyampaikan rasa syukurnya atas suksesnya kegiatan ini. Ia mengucapkan terima kasih kepada pihak sekolah Skye Digipreneur yang telah menyediakan tempat dan fasilitas lengkap untuk acara tersebut.
“Terima kasih kepada pihak Sekolah Skye Digipreneur yang sudah menyediakan sarana dan prasarana. Tahun ini CPPS Cup ke-2 kembali digelar di sekolah ini setelah tahun sebelumnya diadakan di Dome,” ujar Abah Deni.
Ia menjelaskan, minat peserta tahun ini sangat tinggi. Lebih dari 300 peserta mendaftar, namun hanya 168 yang bisa tampil karena jadwal beberapa perguruan berbenturan dengan kegiatan lain.
“Peserta datang dari berbagai daerah di Jawa Barat. Mereka berkompetisi di kategori usia dini, remaja, dan dewasa, baik putra maupun putri,” jelasnya.
Menurut Abah Deni, semangat para peserta sangat luar biasa. Meskipun beberapa tim mundur, antusiasme penonton dan pelatih tetap tinggi sejak pagi hingga sore.
“Saya berpesan kepada para atlet, jangan mudah menyerah. Bagi yang sudah juara, pertahankan prestasimu. Bagi yang belum, terus berlatih dan berusaha,” ujarnya memberi semangat.
Ajang Silaturahmi dan Pelestarian Budaya
Selain menjadi ajang kompetisi, kegiatan ini juga mempererat silaturahmi antarperguruan dan memperkuat kebanggaan terhadap budaya Sunda. Pencak silat tidak hanya mengajarkan teknik bela diri, tetapi juga nilai-nilai kesopanan, disiplin, dan keseimbangan jiwa.
Melalui ajang ini, Kabupaten Bandung berkomitmen menjaga keberlanjutan seni tradisi sebagai bagian dari pembinaan karakter generasi muda.
Suasana kegiatan berlangsung meriah. Para penonton menyaksikan pertunjukan seni pencak silat tradisional, musik sunda, serta penghargaan untuk para juara di setiap kategori.
“Kami ingin kejuaraan ini menjadi agenda tahunan. Selain membina atlet, acara ini juga menjaga warisan budaya agar tidak hilang oleh zaman,” ungkap Abah Deni.
Kegiatan CPPS Cup ke-2 ini menjadi bukti nyata bahwa kolaborasi antara pemerintah, KONI, sekolah, dan masyarakat dapat melahirkan prestasi sekaligus melestarikan seni budaya daerah.
H. Haris Maulana menegaskan kembali komitmen pemerintah daerah untuk terus mendukung kegiatan serupa.
“Pencak silat bukan hanya olahraga, tapi filosofi hidup. Ia mengajarkan keseimbangan antara raga dan jiwa. Mari kita rawat bersama seni tradisi ini agar terus hidup di tengah modernitas,” tutup Haris.
Festival CPPS Cup ke-2 2025 tidak hanya melahirkan atlet berprestasi, tetapi juga menumbuhkan kesadaran baru bahwa seni tradisi adalah kekuatan moral bangsa. Dengan semangat kebersamaan, Kabupaten Bandung melangkah pasti menjaga warisan leluhur sekaligus mempersiapkan generasi muda menuju prestasi yang lebih tinggi.