Soft Opening Dapur Masto Bandung: Warisan Kuliner Nusantara Hadir di Dapur Masto

Sapto Winarno, SH., selaku Owner Dapur Masto. (photo-denjaya)

Bandung, Info Burinyay – Suasana hangat terasa sejak pagi di Dapur Masto, Jalan Terusan Buah Batu No. 51, Kota Bandung. Pada Sabtu, 11 Oktober 2025, Soft Opening Dapur Masto berlangsung penuh keakraban dan semangat.

Acara ini bukan sekadar pembukaan restoran baru. Lebih dari itu, kegiatan tersebut menjadi simbol kebangkitan kuliner lokal di tengah situasi ekonomi yang menantang. Dapur Masto hadir dengan konsep “Tradisi Wariaan Nusantara” yang memadukan cita rasa, budaya, dan kekeluargaan.

Di lokasi acara, aroma sambal dan rempah langsung menggoda indera. Menu yang disajikan beragam, mulai dari Penyetan Ayam Kampung, Rica-rica Bebek, hingga Gurame Tabur Cabe. Selain itu, tersedia pula berbagai olahan sambal khas yang menjadi daya tarik tersendiri.

Dalam sambutannya, Sapto Winarno, SH., selaku Owner Dapur Masto, menyampaikan rasa terima kasih kepada para pendukung usahanya.

“Saya berterima kasih kepada Wagub Jabar, Pak Erwan Setiawan, dan ayah saya yang telah menjadi motivator utama,” ucapnya.

Ia menegaskan bahwa Dapur Sapto lahir dari semangat untuk membangkitkan UMKM kuliner lokal.

“Kami ingin menjadi pelopor usaha kuliner yang mampu menggerakkan ekonomi masyarakat di Bandung dan Jawa Barat,” katanya penuh keyakinan.

Tak hanya itu, Sapto juga menyoroti pentingnya mempertahankan cita rasa khas Indonesia di tengah gempuran kuliner modern.

“Kami menghadirkan spesialisasi Penyetan Ayam Kampung, Rica-rica Bebek, dan Sambal Cikur yang autentik.
Mudah-mudahan masyarakat luas menyukainya,” lanjutnya.

Di sisi lain, dukungan dari berbagai tokoh turut menguatkan langkah Sapto. Subarkah Sugiana, Ketua Umum PKN, menyampaikan apresiasinya atas semangat sang sahabat.

“Semoga sukses selalu buat Pak Sapto. Rumah makannya harus terus ramai dan berkembang pesat,” katanya memberi semangat.

Sementara itu, Rachman Saputra, SE (Aa Aman), Sekretaris Bidang Seni dan Budaya Jabar Bangun Bangsa, menilai Dapur Masto membawa warna baru bagi kuliner Sunda dan Jawa.

“Alhamdulillah, sahabat saya Pak Sapto bersama Mang Dadan berhasil membuka Rumah Makan Masto.
Tong hilap mampir sateuacan tol Buah Batu,” ucapnya dengan gaya khas Sunda.

Kemudian, dari luar daerah, Triwarnoto sebagai perwakilan PWM Merbabu Jawa Tengah juga memberikan dukungan moral.

“Terima kasih atas undangannya. Semoga Resto Pak Sapto sukses selalu, barokah, dan amanah,” tuturnya singkat.

Tak kalah hangat, Nizam Nasution, kerabat dekat Sapto, menilai langkah ini sebagai wujud niat baik dan tekad besar.

“Saya yakin niat baik beliau membuka restoran ini akan membawa keberkahan. Semoga banyak pengunjung dan usaha ini membawa rezeki yang luas,” ujarnya.

Selain dukungan pribadi, Sapto juga mendapat apresiasi dari kalangan komunitas. Budi Santoso, sahabat lama, menilai Dapur Masto bukan sekadar tempat makan, tetapi juga tempat bersosialisasi.

“Tempat ini cocok untuk menikmati kuliner Nusantara sambil berkumpul bersama teman atau keluarga,” katanya.

Lebih lanjut, ia berharap Dapur Masto menjadi ruang bagi masyarakat untuk berbagi cerita dan mempererat silaturahmi.

“Insya Allah cocok untuk nongkrong santai sambil menikmati masakan khas Masto,” tambahnya.

Dari sisi religius, Ustad Encep Saepudin memberikan pesan spiritual sekaligus motivasi.

“Sukses selalu untuk Dapur Masto. Makanan Sunda dan Jawa yang dihadirkan di sini bisa mengangkat citra kuliner Bandung,” ujarnya.

Menurutnya, kehadiran Dapur Sapto mampu melestarikan makanan tradisional dan memperkuat identitas budaya lokal.

“Semoga cita rasa Nusantara tetap hidup di tengah masyarakat modern,” lanjutnya penuh doa.

Selain tokoh agama, seniman Esar Blus juga hadir memberikan pandangan positif.

“Konsepnya menarik dan fleksibel. Dapur Masto bisa menyesuaikan dengan berbagai selera masyarakat.
Pokoknya datang ke Bandung, jangan lupa mampir ke Dapur Masto Tea,” ujarnya santai.

Setelah sesi sambutan, para tamu menikmati hidangan khas sambil berdiskusi ringan tentang peluang usaha kuliner lokal. Suasana kekeluargaan tampak jelas dari tawa dan obrolan yang mengalir. Kemudian, beberapa tamu juga ikut mencicipi menu sambal cikur yang menjadi ciri khas utama restoran ini.

Tak hanya soal makanan, konsep interior Dapur Masto juga menarik perhatian. Ruangan bernuansa kayu dan ornamen etnik menciptakan atmosfer nyaman. Selain itu, musik tradisional Sunda yang mengalun lembut menambah kesan hangat dan santai.

Melalui acara ini, Dapur Sapto menunjukkan tekad untuk terus berinovasi di bidang kuliner. Sapto menegaskan komitmennya untuk membuka lapangan kerja bagi warga sekitar.

“Kami ingin usaha ini tumbuh bersama masyarakat. Semua elemen harus merasakan manfaatnya,” ujarnya optimis.

Dapur Masto tak hanya menawarkan rasa, tetapi juga nilai kebersamaan. Dengan dukungan para sahabat, tokoh, dan komunitas, usaha ini diharapkan menjadi ikon kuliner baru di Kota Bandung.

Kini, masyarakat memiliki satu lagi tempat untuk menikmati kelezatan khas Nusantara. Selain memanjakan lidah, Dapur Sapto juga menghadirkan pengalaman budaya dan kebersamaan yang tak terlupakan.

Sebagai penutup, Sapto menegaskan visinya.

“Dapur Masto bukan sekadar tempat makan, tapi tempat untuk merasakan jati diri kuliner Indonesia,” pungkasnya.

Dengan semangat kolaborasi dan cita rasa tradisi, Dapur Masto siap menjadi simbol baru kuliner Bandung yang membumi dan berkarakter.

Related posts

Kades Rosiman Luruskan Polemik dengan RW 13, Ajak Warga Jaga Kekompakan

Kang DS Gaspol Bareng Gubernur Jabar Bangun Flyover Bojongsoang

Ketua Pemuda Tani Kab. Bandung Luthfian Kurniansyah Nikahi Ine Nurajizah, Prosesi Seserahan Naik Traktor Jadi Sorotan