Garut, Info Burinyay — Universitas Garut terus memperkuat kiprah pengabdian kepada masyarakat melalui Lembaga Pengabdian Kepada Masyarakat (LPM). Kali ini, kampus tersebut menghadirkan Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH) di kawasan Curug 7 Cimanganten, Desa Padamulya, Kecamatan Pasirwangi, Kabupaten Garut.
Program ini berjalan melalui skema BIMA pada Pengabdian Kemitraan Masyarakat (PKM) yang mendapat dukungan penuh dari Kemendiktisaintek. Dengan demikian, kegiatan ini menjadi wujud nyata sinergi antara dunia pendidikan tinggi dan program nasional energi bersih.
Kegiatan tersebut dipimpin oleh Ir. Ade Rukmana, M.T., bersama Helfy Susilawati, M.T., dan Dani Adiatma, S.Par., MM.Par.. Selain itu, tim juga melibatkan mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Garut: Ardi Fadillah, Arip Budiman, Farhan Wahyu Nugraha, dan M. Ihsan. Melalui kolaborasi lintas unsur ini, Universitas Garut berupaya memperkuat keterlibatan akademisi dan mahasiswa dalam aksi nyata di lapangan.
Menurut Ade Rukmana, potensi Curug 7 Cimanganten sangat besar untuk pengembangan energi mikrohidro.
“Debit air di kawasan ini stabil sepanjang tahun, sehingga lokasi ini sangat ideal untuk pembangkit mikrohidro,” ujar Ade di sela kegiatan.
Lebih lanjut ia menjelaskan bahwa pemanfaatan energi air juga sekaligus memperkuat konsep wisata edukatif berbasis konservasi lingkungan.
Kemudian, tim merancang turbin buatan lokal dengan diameter berbeda agar sesuai dengan kondisi arus air di tiap titik.
“Turbin ini menghasilkan tegangan 220 volt dan daya maksimum 0,5 kilowatt,” jelas Ade.
Energi tersebut kini dimanfaatkan untuk penerangan jalur wisata, fasilitas umum, dan kebutuhan listrik masyarakat sekitar. Dengan cara itu, warga dapat merasakan langsung manfaat energi terbarukan.
Setelah tahap survei dan sosialisasi, tim memulai pembangunan sistem PLTMH. Mereka juga menggabungkan kegiatan teknis dengan pelatihan dan pendampingan warga.
“Warga kami libatkan sejak awal agar mereka mampu mengoperasikan dan merawat sistem ini secara mandiri,” tambah Ade.
Dengan demikian, program ini tidak hanya membangun infrastruktur, tetapi juga membangun kapasitas masyarakat.
Selanjutnya, LPM Universitas Garut melakukan evaluasi dan pemantauan berkelanjutan. Langkah ini penting agar sistem tetap berfungsi optimal. Selain itu, pendekatan partisipatif membuat masyarakat lebih sadar terhadap pentingnya energi bersih dan kelestarian sumber air.
“Melalui pendampingan terus-menerus, warga menjadi lebih peduli terhadap lingkungan,” ujar Ade.
Di sisi lain, pemerintah desa memberikan dukungan penuh terhadap inovasi tersebut.
“Kami bangga Curug 7 Cimanganten kini punya daya tarik baru lewat eduwisata energi,” kata salah satu perangkat Desa Padamulya.
Dengan adanya PLTMH, kawasan wisata semakin ramai dan memberi peluang ekonomi bagi masyarakat sekitar.
Sementara itu, dukungan Kemendiktisaintek memperkuat semangat tim untuk mengembangkan inovasi serupa di daerah lain. Menurut Ade, pemerintah terus mendorong kampus agar berperan aktif dalam pencapaian target net zero emission.
“Kami berterima kasih atas kepercayaan dan dukungan kementerian. Kolaborasi ini membuktikan bahwa riset dan pengabdian bisa memberi hasil konkret,” ujarnya.
Lebih lanjut, LPM Universitas Garut memainkan peran strategis dalam mengintegrasikan riset, teknologi, dan pengabdian masyarakat. Lembaga ini terus mendorong penerapan teknologi sederhana, advokasi kebijakan energi, serta penguatan kapasitas warga desa. Dengan semangat itu, kampus ingin menjadikan ilmu pengetahuan sebagai solusi langsung bagi kebutuhan masyarakat.
Kini, PLTMH Curug 7 Cimanganten menjadi bukti bahwa kerja sama antara akademisi, pemerintah, dan masyarakat mampu menghasilkan perubahan nyata. Ade berharap inovasi tersebut dapat diterapkan di wilayah lain yang memiliki potensi air melimpah.
“Tujuan kami sederhana, masyarakat bisa mandiri energi sekaligus menjaga alamnya,” tegas Ade.
Oleh karena itu, Universitas Garut akan terus memperluas program serupa sebagai bagian dari komitmen menuju masa depan hijau dan berkelanjutan.