Sesi pelatihan menulis kreatif di SMPN 3 Turi Sleman, narasumber dari Komunitas Bacaan Media memberikan motivasi di depan ratusan siswa dengan tema “Menulis Itu Asyik! Aku Pasti Bisa, Kamis 16 Oktober 2025. (photo-asa)
Yogyakarta, Info Burinyay – Suasana di Barak Pengungsian Girikerto, Sleman, Yogyakarta, terasa berbeda pada Kamis (16/10). Ratusan siswa SMP Negeri 3 Turi berkumpul dengan antusias mengikuti Pelatihan Menulis Kreatif bertema “Menulis Itu Seru!” yang diinisiasi oleh Komunitas Bacaan Media.
Pelatihan ini bertujuan menumbuhkan minat menulis sejak dini dan membentuk kemampuan berpikir kritis di kalangan pelajar. Sekolah ingin agar menulis menjadi kebiasaan positif dan sarana berekspresi bagi siswa.
Sebanyak 379 siswa mengikuti pelatihan dengan semangat tinggi. Para guru dan staf sekolah mendukung penuh kegiatan ini agar berjalan lancar. Kepala SMPN 3 Turi, Widayati, S.Pd., M.Pd., M.Psi., membuka acara dengan sambutan penuh semangat.
“Menulis adalah keterampilan penting yang mendukung kesuksesan siswa di masa depan. Kegiatan ini melatih kemampuan teknis sekaligus menumbuhkan kepercayaan diri dan kreativitas,” ujar Widayati dalam sambutannya.
Ia menambahkan bahwa kegiatan literasi seperti ini menjadi cara efektif untuk melatih keberanian siswa dalam mengungkapkan ide. Sekolah berkomitmen menjadikan budaya menulis sebagai bagian dari pembelajaran.
Sesi pertama menghadirkan narasumber Dr. Siti Nur Azizah, S.E.I., M.E.I., yang membawakan materi “Menulis Itu Seru!” dengan gaya santai dan komunikatif. Ia mengajak siswa menikmati proses menulis sebagai cara mengenal diri dan menyalurkan imajinasi.
“Menulis itu tidak harus sempurna. Yang penting, berani mulai dan jujur pada ide sendiri,” kata Siti Nur Azizah. Ia mencontohkan beberapa penulis muda Indonesia yang sukses karena konsisten menulis dari hal sederhana.
Setelah sesi pertama, suasana pelatihan semakin hidup. Para relawan Komunitas Bacaan Media memandu ice breaking yang mengundang tawa. Kegiatan ini menciptakan suasana santai dan memperkuat kebersamaan peserta.
Pelatihan kemudian berlanjut ke sesi praktik menulis bebas bersama Wahyu Wibowo, S.Pd., M.Pd., M.E. Ia memimpin delapan relawan Komunitas Bacaan Media yang berperan sebagai fasilitator, moderator, dan tim dokumentasi.
Relawan tersebut antara lain Aqidatul Islamiyah, Fauzia Kamila Hayati, Azza Ibraisama Ersyada, Dicky Faldy Prayoga, Asa Hafsa Nabela, Taufikur Rohman, Ratih Farhani Avisya, dan Eka Winaria. Mereka membimbing peserta untuk menulis cerita pendek dengan tema bebas.
Siswa menulis dengan penuh semangat. Sebagian langsung menuliskan ide mereka, sementara yang lain berpikir sejenak sebelum menuangkan gagasan. Semua menikmati prosesnya tanpa tekanan.
“Tujuan kegiatan ini bukan mencari siapa yang terbaik, tetapi membangkitkan keberanian untuk mulai menulis,” tegas Wahyu Wibowo. Ia menekankan bahwa menulis adalah proses yang membangun karakter dan ketekunan.
Beberapa siswa kemudian membacakan hasil karyanya di depan teman-teman. Setiap tulisan mendapat tepuk tangan meriah. Momen ini menumbuhkan rasa percaya diri dan kebanggaan di antara peserta.
Panitia memberikan penghargaan simbolis kepada beberapa karya terpilih. Penghargaan tersebut menjadi bentuk apresiasi atas semangat dan kreativitas siswa selama pelatihan.
Pelatihan menulis ini tidak hanya mengajarkan teknik, tetapi juga mengubah cara pandang siswa terhadap literasi. Mereka kini melihat menulis sebagai aktivitas yang menyenangkan dan bermakna.
Banyak siswa mengaku ingin melanjutkan kebiasaan menulis di rumah. Mereka berencana menulis di buku harian, membuat cerpen, atau mencoba blog pribadi untuk menyalurkan ide.
Kepala sekolah menyampaikan rasa bangganya atas antusiasme peserta. “Kegiatan ini sangat bermanfaat karena melatih keberanian dan kreativitas siswa. Kami berharap semangat literasi ini tumbuh menjadi budaya positif di sekolah,” tutur Widayati.
Komunitas Bacaan Media juga menegaskan komitmennya mendukung program literasi di sekolah-sekolah. Mereka berencana melanjutkan kegiatan serupa di berbagai daerah untuk memperluas dampak positifnya.
“Kami ingin menumbuhkan kebiasaan menulis di kalangan pelajar. Menulis bisa menjadi jembatan untuk berpikir kritis dan mengenal diri sendiri,” ungkap salah satu perwakilan Komunitas Bacaan Media.
Menjelang penutupan, pihak sekolah menyampaikan apresiasi kepada seluruh relawan dan panitia. Kolaborasi antara sekolah dan komunitas literasi dianggap sebagai langkah strategis untuk memperkuat budaya baca dan tulis di kalangan generasi muda.
“Langkah kecil hari ini bisa menjadi awal lahirnya banyak penulis muda berbakat dari SMPN 3 Turi dan sekolah lain di Indonesia,” ujar perwakilan panitia dengan optimis.
Pelatihan di Barak Pengungsian Girikerto ini membuktikan bahwa semangat literasi bisa tumbuh di mana saja. Bukan pada tempatnya, tetapi pada semangat para siswa yang berani menulis dan berbagi inspirasi.
Melalui kegiatan ini, SMPN 3 Turi menunjukkan bahwa menulis bukan hanya keterampilan, tetapi juga jendela menuju masa depan yang lebih cerah dan berkarakter.
Penulis: Asa Hafsa Nabela
Jakarta, Info Burinyay — Pemerintah di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto dinilai harus segera memperbaiki…
Soreang, Info Burinyay - Bupati Bandung Dadang Supriatna menghadiri kegiatan Grand Launching, Pengukuhan, dan Stadium…
Oleh: Rohidin, SH., MH., M.Si.Sultan Patrakusumah VIII – Trustee Guarantee Phoenix INA 18 Dunia sedang…
Pasirjambu, Info Burinyay - Sekolah Dasar Negeri (SDN) Ciranjang 2, Desa Sugihmukti, Kecamatan Pasirjambu, Kabupaten…
Pangalengan, Info Burinyay - Pemerintah Desa Lamajang di Kecamatan Pangalengan, Kabupaten Bandung, terus mempercepat pembangunan…
CIleunyi, Info Burinyay – SMP Negeri 2 Cileunyi menggelar kegiatan Gebyar Bahasa bertajuk AKSARA (Aksi…
This website uses cookies.
Leave a Comment