Info Burinyay
Pemerintahan

ASN Pemkab Bandung Ikuti Retreat Transformasi Birokrasi Menuju Bandung Bedas

ASN Pemkab Bandung Ikuti Retreat Transformasi Birokrasi Menuju Bandung Bedas, Kamis 18 September 2025. (photo-red)

Soreang, Info Burinyay– Pemerintah Kabupaten Bandung terus mendorong peningkatan kapasitas aparatur sipil negara (ASN) melalui Retreat Transformasi Birokrasi. Kegiatan ini menjadi langkah strategis untuk memperkuat profesionalisme, integritas, dan sinergi antar organisasi perangkat daerah (OPD).

Gelombang pertama berlangsung di Pusat Pendidikan Ajudan Jenderal (Pusdikajen) Ditajenad TNI AD Lembang, Kabupaten Bandung Barat. Kegiatan dimulai setelah Bupati Bandung Dadang Supriatna melepas peserta di Rumah Dinas Bupati pada Kamis, 18 September 2025.

Retret ini menghadirkan puluhan peserta, terdiri dari pejabat pimpinan tinggi pratama eselon II B serta administrator eselon III A. Mereka adalah kepala OPD, kepala bagian, dan camat. Program berlangsung selama tiga hari empat malam dengan agenda padat.

Bupati Bandung Dadang Supriatna menekankan, transformasi birokrasi hanya mungkin tercapai jika ASN memiliki kapasitas yang kuat. Ia menegaskan, aparatur negara tidak boleh terjebak rutinitas administratif semata.

“Retret ini kita rancang agar ASN bisa meningkatkan kedisiplinan, memperkuat integritas, serta menumbuhkan inovasi. Tanpa itu, birokrasi sulit bergerak maju,” ujar Kang DS.

Menurutnya, kegiatan ini juga berfungsi untuk menyamakan pemahaman tentang visi, misi, serta rencana aksi Kabupaten Bandung. Karena itu, setiap peserta dituntut aktif berkolaborasi, bukan sekadar hadir sebagai peserta pasif.

“Kita jalankan secara bertahap. Gelombang pertama untuk pejabat eselon II dan III. Gelombang berikutnya menyusul sampai seluruh ASN Pemkab Bandung ikut retret,” tambahnya.

Kang DS kembali menegaskan, visi Indonesia Emas 2045 membutuhkan aparatur negara yang profesional. Menurutnya, ada lima aspek penting yang harus dipersiapkan sejak sekarang.

“Pertama, peningkatan kualitas SDM yang paham digitalisasi. Kedua, perbaikan big data. Ketiga, riset dan pengembangan. Keempat, organisasi yang solid. Kelima, pengelolaan keuangan yang baik,” jelasnya.

Ia menegaskan bahwa kelima aspek tersebut bukan slogan. ASN perlu menerjemahkannya dalam kerja nyata. Retret menjadi sarana agar aparatur daerah paham arah kebijakan sekaligus mampu beradaptasi dengan tantangan baru.

Selain itu, Bupati Bandung menekankan pentingnya sinkronisasi program pemerintah pusat dengan kebijakan daerah. Presiden Prabowo telah menetapkan tiga program prioritas nasional yang wajib diimplementasikan hingga tingkat kabupaten.

“Retret ini memberikan ruang bagi ASN untuk memahami arah kebijakan nasional sekaligus menyesuaikan dengan kondisi daerah. Sinkronisasi menjadi syarat keberhasilan pembangunan,” tegas Kang DS.

Menurutnya, Pemkab Bandung tengah fokus menyiapkan ASN yang profesional agar program pusat berjalan lancar di tingkat lokal. Dengan begitu, kebijakan daerah dan nasional bisa berjalan beriringan.

Kang DS menegaskan, ASN harus mampu bekerja lintas sektor. Kolaborasi antar-OPD menjadi faktor penentu keberhasilan pembangunan di Kabupaten Bandung.

“Retret ini harus melahirkan semangat kerja sama. Kita butuh OPD yang saling melengkapi dan saling menguatkan. Dengan sinergi, rencana aksi bisa terlaksana,” ungkapnya.

Ia bahkan berencana menguji peserta retret terkait pemahaman visi, misi, serta 57 rencana aksi Pemkab Bandung. Dengan begitu, setiap ASN tidak hanya paham arah pembangunan, tetapi juga siap mengeksekusinya.

Retret ASN tidak berhenti pada pembekalan materi. Kegiatan ini juga menjadi ruang refleksi bagi peserta untuk memperbaiki pola kerja, memperkuat disiplin, dan meningkatkan loyalitas.

“Saya ingin ASN Pemkab Bandung bekerja dengan profesional. Mereka harus mampu berpikir strategis, responsif terhadap masalah, dan inovatif dalam mencari solusi,” kata Kang DS.

Ia menegaskan, ASN yang profesional akan menjadi motor penggerak pembangunan daerah. Tanpa itu, visi besar Bandung Bedas sulit terwujud.

Retret ASN gelombang pertama menjadi titik awal perjalanan panjang transformasi birokrasi di Kabupaten Bandung. Gelombang demi gelombang akan dilaksanakan hingga seluruh ASN mendapat kesempatan.

Dengan pola berkesinambungan, retret diyakini mampu melahirkan aparatur yang disiplin, profesional, dan berintegritas tinggi. Hasil akhirnya, pelayanan publik semakin baik dan tata kelola pemerintahan semakin akuntabel.

“Retret ini investasi jangka panjang. Kita ingin ASN yang punya komitmen tinggi, tidak hanya pada instansi, tetapi juga pada masyarakat. Itu modal untuk mencapai Bandung Bedas dan Indonesia Emas 2045,” pungkas Kang DS.

Related posts

Leave a Comment

* By using this form you agree with the storage and handling of your data by this website.