Soreang, Info Burinyay – Bupati Bandung Dadang Supriatna turun langsung meninjau rumah-rumah warga yang rusak akibat angin kencang di Desa Soreang, Kecamatan Soreang, Sabtu (20/9/2025). Kehadirannya menjadi wujud kepedulian pemerintah daerah terhadap warga terdampak.
Angin kencang melanda Kecamatan Soreang pada Jumat (19/9/2025) sekitar pukul 13.00 WIB. Peristiwa tersebut merusak sejumlah rumah di berbagai RW, termasuk di Kampung Ciputih RT 01/RW 15 Desa Keramat Mulya.
Dalam kegiatan peninjauan, Bupati Dadang Supriatna didampingi Sekretaris BPBD Kabupaten Bandung Hendra Hidayat, jajaran petugas BPBD, aparat Kecamatan Soreang, serta pemerintah desa. Mereka datang untuk memastikan kondisi lapangan dan memberikan arahan terkait langkah darurat.
Kang DS, sapaan akrab Bupati Bandung, menjelaskan bahwa bencana angin puting beliung di Soreang baru pertama kali terjadi. Ia membandingkan kondisi ini dengan Kecamatan Rancaekek yang hampir setiap tahun dilanda angin puting beliung.
“Di Rancaekek peristiwa ini rutin terjadi karena jalurnya memang berada di sana. Namun di Soreang baru pertama kali. Mudah-mudahan tidak terulang kembali. Kita berdoa bersama agar bencana tidak terus muncul, terutama di Kabupaten Bandung,” ujar Kang DS.
Ia kemudian mengajak warga untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap bencana. Menurutnya, BMKG sudah mengumumkan status siaga satu untuk Sesar Lembang, sehingga masyarakat perlu lebih sigap menghadapi potensi gempa maupun cuaca ekstrem.
“Masyarakat jangan panik. BPBD terus memberikan edukasi, sosialisasi, dan pelatihan agar semua siap menghadapi situasi darurat. Yang terpenting, ikuti arahan BPBD untuk mencari lokasi aman saat bencana,” tambahnya.
BPBD Kabupaten Bandung mencatat sejumlah kerusakan rumah akibat angin kencang tersebut. Di Kampung Sukamanah RT 04/RW 10, enam rumah warga mengalami kerusakan atap. Rumah itu milik Sutia, Muhidin, Asep Sarip, Ojon, Dinar, dan Popon.
Empat rumah dan satu gudang di Kampung Pajagalan RW 04 juga rusak. Di Kampung Bandawa RT 05/RW 15, dinding rumah milik Rohana Badru roboh. Sementara itu, atap rumah milik Ade di Kampung Sukarame RW 11 ikut rusak.
Kerusakan juga melanda Desa Keramat Mulya. Sebanyak 13 rumah rusak ringan, dan satu rumah kehilangan atap akibat tersapu angin.
Sekretaris BPBD Kabupaten Bandung, Hendra Hidayat, menegaskan bahwa pihaknya langsung bergerak begitu menerima laporan.
“Tim segera mendatangi lokasi, melakukan pendataan awal, dan berkoordinasi dengan pemerintah kecamatan serta desa. Kami juga mengingatkan warga agar tetap berhati-hati ketika menempati rumah yang sudah melemah strukturnya,” jelas Hendra.
Setelah peristiwa tersebut, warga bersama aparat dan petugas BPBD membersihkan puing-puing. Mereka menutup sementara bagian rumah yang terbuka dengan terpal dan memperbaiki kerusakan ringan secara gotong royong.
Langkah cepat tersebut bertujuan agar warga tetap memiliki tempat tinggal yang layak. Pemerintah Kabupaten Bandung juga menghitung kebutuhan bantuan darurat untuk perbaikan rumah yang mengalami kerusakan parah.
Kondisi pasca bencana relatif terkendali. Meski begitu, Kang DS tetap mengingatkan warga agar meningkatkan kesiapsiagaan karena perubahan iklim dan fenomena cuaca ekstrem semakin sulit diprediksi.
“Kita tidak bisa menolak datangnya bencana, tetapi kita bisa mengurangi risikonya. Mari kita rawat lingkungan, patuhi arahan, dan perkuat solidaritas sosial,” tutur Kang DS.
Kunjungan monitoring ini memperlihatkan keseriusan Pemerintah Kabupaten Bandung dalam mendampingi masyarakat terdampak. Sinergi pemerintah, aparat, BPBD, dan warga menjadi kunci percepatan pemulihan sekaligus langkah pencegahan agar dampak bencana tidak semakin besar.