Rancaekek, Info Burinyay – LPK Sekai Mustika merayakan Maulid Nabi Muhammad SAW 1447 H di halaman Masjid Lukman As-Salamah, Kampung Talun Rancakendal, Desa Jelegong, Kecamatan Rancaekek, Kabupaten Bandung, Kamis (25/9/2025). Acara berlangsung khidmat dengan tema “Meneladani Akhlak Nabi Muhammad SAW Sebagai Landasan Membangun Generasi yang Beriman, Berilmu, dan Berakhlak Mulia.”
Kegiatan ini diikuti ratusan siswa, tokoh masyarakat, serta aparat kecamatan. Peringatan tersebut tidak hanya menjadi ritual tahunan, tetapi juga momentum untuk memperkuat nilai keteladanan Rasulullah, terutama bagi siswa yang sedang mempersiapkan diri bekerja di Jepang dan Korea.
Camat Rancaekek, Ir. H. Diar Hadi Gusdinar, M.Si., tidak bisa hadir karena agenda lain. Sebagai gantinya, Kasi Sosial Budaya Kecamatan Rancaekek, Yuli Hastuti, SH., mewakili beliau.
“Bapak Camat tadinya berencana hadir. Namun pada hari yang sama, beliau menghadiri pelantikan Pemuda Pancasila sekaligus kegiatan lock-in Puskesmas se-Kecamatan Rancaekek. Karena itu, saya ditugaskan hadir,” jelas Yuli.
Selain itu, ia menyampaikan apresiasi kepada pihak penyelenggara. “Haturnuhun apresiasi setinggi-tingginya kepada pimpinan LPK Sekai Mustika. Peringatan Maulid ini sangat penting karena kita bisa mengambil dan meneladani sifat Rasulullah. Terutama untuk adik-adik magang yang akan berangkat ke Jepang dan Korea,” tambahnya.
Lebih lanjut, ia menegaskan pentingnya akhlak mulia. “Kehidupan di luar negeri tentu berbeda dengan Indonesia. Oleh karena itu, adik-adik harus membawa nama baik Rancaekek dan Kabupaten Bandung. Rasulullah mengajarkan kejujuran, amanah, serta rendah hati. Inilah yang harus kita pegang,” ucapnya.
Di sisi lain, Pembina LPK Sekai Mustika, H. Adang Rosadi, S.Ip., mengingatkan siswa mengenai adab. Ia menekankan bahwa adab lebih penting daripada sekadar ilmu.
“Harapan kami selalu sama. Kami menekankan adab yang baik sesuai sunnah Rasulullah. Percuma ilmu tinggi kalau tidak punya adab. Bahkan setan pun ilmunya lebih tinggi dari manusia,” ungkapnya.
Ia menambahkan bahwa pembekalan akhlak menjadi prioritas utama. “Kami menanamkan adab yang baik sesuai tuntunan Rasulullah. Semoga siswa-siswi Sekai Mustika bisa mencontohnya dengan benar,” jelasnya.
Pengajar LPK Sekai Mustika, H. Kosasih Sensai, S.Pd., juga menegaskan bahwa pembinaan spiritual harus berjalan seiring dengan penguasaan bahasa.
“Selain belajar bahasa, siraman rohani juga penting. Hidup tidak hanya untuk dunia, tetapi juga untuk akhirat. Dengan kegiatan seperti ini, iman dan takwa siswa diharapkan ikut meningkat,” tutur Kosasih.
Sementara itu, Ustad Dindin Syamsudin, pengasuh siswa, menekankan makna hijrah sebagai teladan dari Rasulullah SAW. Ia mengaitkan perjalanan hijrah Nabi dengan perjalanan para siswa.
“Rasulullah berhijrah dari Mekah ke Madinah demi memperjuangkan ajaran Islam. Begitu juga anak-anak di sini. Mereka hijrah dari kampung halaman, belajar di Sekai Mustika, lalu insya Allah hijrah ke Jepang dan Korea. Hijrah paling hakiki adalah menuju jalan yang benar untuk kebahagiaan dunia dan akhirat,” terang Ustad Dindin.
Penceramah utama, Ustad Yuki Pass Band, mengajak siswa untuk menjadi cahaya bagi orang lain. Ia menekankan bahwa seorang Muslim harus membawa manfaat, tidak hanya untuk dirinya tetapi juga untuk masyarakat luas.
“Semoga pertemuan ini menjadi asbab kebaikan. Anak-anak harus bangga membawa agamanya. Jadilah pribadi berakhlak mulia seperti Rasulullah. Agama Islam harus membawa cahaya bagi semua. Bukan hanya orang Indonesia, bukan hanya orang Muslim, tetapi seluruh umat manusia,” tegasnya.
Ia juga menambahkan penekanan. “Kesuksesan sejati adalah ketika seseorang mampu membawa manfaat bagi orang lain. Semoga anak-anak menjadi asbab banyak orang mendapat hidayah. Itu lebih mulia daripada sekadar keberhasilan dunia,” ungkapnya.
Seorang siswa, Muhammad Raihan Maulana, mengungkapkan makna peringatan ini. Ia merasa lebih termotivasi untuk meneladani Rasulullah.
“Bagi saya, Maulid Nabi adalah momen untuk mencontoh suri teladan dan karakter Rasulullah. Semoga kami mendapat keberkahannya,” ujar Raihan.
Secara keseluruhan, peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW 1447 H di Rancaekek menjadi momentum penting. Selain doa dan tausiyah, acara ini mengajarkan nilai kebersamaan. Para siswa mendapat bekal tidak hanya berupa keterampilan bahasa, tetapi juga bimbingan spiritual.
Dengan demikian, kegiatan ini tidak hanya bersifat seremonial, melainkan juga sarana pembentukan karakter. Oleh karena itu, LPK Sekai Mustika optimistis dapat mencetak generasi unggul yang berakhlak mulia.
Hasilnya, nilai keteladanan Rasulullah akan menjadi bekal berharga. Para siswa pun diharapkan mampu sukses, baik di tanah air maupun saat mereka berkarier di luar negeri.