Info Burinyay
Kegiatan OrganisasiPeristiwa

Unpad Resmikan Pusat Budaya Sunda dan Terbitkan Mangle Anyar, Bentuk Nyata Komitmen Lestarikan Warisan Daerah

Unpad Resmikan Pusat Budaya Sunda dan Terbitkan Mangle Anyar, Bentuk Nyata Komitmen Lestarikan Warisan Daerah, Selasa 20 Mei 2025. -(photo-denjaya)

Bandung, Info Burinyay – Universitas Padjadjaran (Unpad) menandai langkah besar dalam pelestarian budaya lokal dengan meresmikan Pusat Budaya Sunda dan meluncurkan edisi perdana Majalah Mangle Anyar. Acara ini berlangsung di Graha Sanusi Hardjadinata, Jalan Dipati Ukur No. 35, Kota Bandung, Selasa pagi (20/5).

Rektor Unpad, Prof. H. Arief Sjamsulaksan Kartasasmita, membuka acara secara langsung. Dalam sambutannya, ia mengapresiasi semua pihak yang hadir. Ia menyebut acara ini sebagai kebanggaan tersendiri bagi Unpad.

“Kami sangat berterima kasih atas kehadiran seluruh tamu. Acara ini bukan hanya seremoni, tetapi juga bentuk nyata dari komitmen Unpad terhadap budaya Sunda,” ujar Prof. Arief.

Ia menegaskan, Pusat Budaya Sunda akan menjadi rumah bagi penelitian, pelestarian, dan pengembangan budaya. Ia juga menyebut peluncuran kembali Mangle sebagai simbol kesinambungan sejarah.

“Mangle bukan hanya majalah. Ia adalah ruang ekspresi dan dokumentasi budaya. Kini saatnya kita dorong Mangle masuk ke ruang-ruang baru,” tambahnya.

Setelah sambutan, panitia menyerahkan naskah edisi perdana Mangle Anyar kepada pimpinan universitas. Penyerahan ini menandai awal baru dari perjalanan Mangle, yang kini terbit di bawah pengelolaan Unpad.

Ganjar Kurnia, Pupuhu Mangle, menyampaikan harapan agar masyarakat Jawa Barat lebih mencintai majalah ini. Ia menekankan pentingnya dukungan pembaca dalam menjaga eksistensi Mangle.

“Kami berharap dari 50 juta warga Jawa Barat, semakin banyak yang mencintai dan membaca Mangle. Bentuk dukungan paling sederhana adalah berlangganan,” katanya.

Ganjar juga menyoroti pentingnya konten Mangle dalam membentuk identitas kultural masyarakat Sunda. Ia menyebut Mangle sebagai cermin dari nilai-nilai luhur dan semangat zaman.

Sementara itu, Dr. Dian Hendrayana, Dewan Redaksi Mangle, menjelaskan bahwa Mangle Anyar kini hadir dengan semangat baru. Ia mengatakan, Mangle ingin menjadi jembatan antara masyarakat dan budaya Sunda.

Baca Juga
Silaturahmi dan Syukuran Menjelang Ramadan: Kawargian Bale Bandung Perkuat Kebersamaan

 “Kami ingin Mangle tetap hadir sebagai media yang menyampaikan informasi, edukasi, dan nilai-nilai lokal. Sinergi dengan masyarakat menjadi kunci utama,” ujar Dian.

Menurutnya, Mangle Anyar tetap mengusung identitas lamanya, namun kini lebih adaptif terhadap konteks zaman. Ia menyebut keterlibatan Unpad sebagai faktor penting dalam menjaga kualitas konten dan arah pengembangan.

Prof. Keri Lestari, perwakilan dari Pusat Riset Jawa Barat Unpad, menyampaikan pandangannya tentang pentingnya kehadiran Mangle Anyar. Ia berharap majalah ini bisa menjadi ruang silaturahmi dan ekspresi kreatif.

“Saya berharap Mangle tetap menjadi wadah bagi generasi muda. Semoga majalah ini bisa membanggakan orang Sunda dan menginspirasi banyak pihak,” ucapnya.

Kehadiran Mangle Anyar juga mendapat sambutan hangat dari kalangan sastra dan budaya. Hj. Aam Amelia, pengarang senior, menyampaikan rasa haru dan bangga.

“Bagi saya, Mangle bukan sekadar bacaan. Ia adalah simbol hidupnya budaya Sunda. Saya sangat bangga bisa menyaksikan terbitnya kembali majalah ini,” katanya dengan penuh semangat.

Ia juga mengajak masyarakat untuk menjaga keberadaan Mangle. Menurutnya, budaya hidup jika ada yang merawat dan menghidupkan.

Yoyon Darsono, dosen ISBI Bandung, menambahkan pentingnya menjaga kesinambungan budaya. Ia menekankan peran Pusat Budaya Sunda dan Mangle sebagai sarana edukasi kultural.

“Saya sangat mengapresiasi hadirnya Pusat Budaya Sunda. Mudah-mudahan ini menjadi kekuatan baru dalam menjaga budaya kita, terutama untuk generasi Gen Z,” katanya.

Yoyon juga mengajak anak muda untuk tidak melupakan akar budaya. Ia menyebut bahwa budaya adalah jati diri yang harus dijaga bersama.

Acara ini juga menampilkan pertunjukan seni Sunda. Sejumlah penampil dari kalangan mahasiswa dan seniman lokal mengisi panggung dengan musik, tari, dan pembacaan puisi.

Baca Juga
Camat Ciwidey Nardi Sunardi Nobar Bareng Warga, Suasana Kondusif dan Semangat Bobotoh Membara

Pengunjung juga menikmati pameran mini yang menampilkan arsip Mangle dari masa ke masa. Beberapa karya sastra, dokumentasi foto, dan karya seni budaya turut dipajang.

Pihak penyelenggara menyediakan ruang interaksi bagi masyarakat, akademisi, dan budayawan. Forum diskusi budaya juga digelar setelah acara peresmian selesai.

Dengan berdirinya Pusat Budaya Sunda, Unpad bertekad menjaga nilai-nilai lokal dalam lingkungan akademik. Unpad ingin budaya menjadi bagian integral dari kegiatan belajar, riset, dan pengabdian masyarakat.

Prof. Arief menyatakan bahwa Pusat Budaya Sunda tidak akan berhenti pada seremoni. Ia menargetkan kegiatan berkelanjutan seperti penelitian, penerbitan, dan kerja sama komunitas.

“Kami ingin Pusat Budaya Sunda menjadi pusat rujukan. Bukan hanya untuk Unpad, tetapi juga untuk seluruh masyarakat Sunda,” katanya menutup acara.

Rangkaian kegiatan ini menandai langkah strategis dalam pelestarian budaya lokal. Unpad dan seluruh elemen yang terlibat berharap masyarakat luas dapat ikut serta menjaga dan mengembangkan kebudayaan Sunda.

Dengan semangat kolaborasi, Mangle Anyar dan Pusat Budaya Sunda akan menjadi tonggak penting dalam perjalanan budaya Jawa Barat menuju masa depan yang tetap berakar pada nilai-nilai lokal.

Related posts

Leave a Comment

* By using this form you agree with the storage and handling of your data by this website.