Pasirjambu, Info Burinyay – Festival Tunas Bahasa Ibu (FTBI) Tahun 2024 tingkat SMP Kabupaten Bandung resmi diselenggarakan pada Kamis (19/9/2024) di SMP Negeri 1 Pasirjambu, Desa Pasirjambu, Kecamatan Pasirjambu. Acara ini dibuka oleh Pelaksana Tugas (Plt.) Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Bandung, Dr. H. Marlan Nursyamsi.
Hadir dalam pembukaan acara, Kabid Pendidikan Non Formal (PNF) Kabupaten Bandung, Agus Deradjat; Kasi PNF; Sekretaris Kecamatan Pasirjambu; perwakilan dari Polsek Pasirjambu; para kepala sekolah; juri lomba; serta para peserta. Festival ini merupakan salah satu program prioritas pemerintah daerah dalam melestarikan bahasa Sunda, terutama di kalangan generasi muda.
Dr. H. Marlan Nursyamsi menyampaikan bahwa FTBI merupakan bagian dari program prioritas Bupati Bandung dalam bidang pendidikan.
“Ini salah satu upaya melestarikan bahasa Sunda di kurikulum kita. Ada beberapa indikator dalam program ini. Pertama, pembelajaran bahasa Sunda sebagai konten substansi di kelas. Kedua, pelaksanaan kegiatan yang menunjang kurikulum, seperti lomba-lomba,” ujarnya.
Lebih lanjut, Dr. Marlan menegaskan pentingnya pengembangan bahasa Sunda di era informasi digital.
“Bahasa Sunda mulai tergerus karena sistem informasi dan konten dalam berbagai bidang sudah banyak menggunakan bahasa asing atau bahasa Indonesia. Kita harus mengembangkan bahasa Sunda agar tidak punah,” tambahnya.
Menurutnya, keikutsertaan dan keterlibatan peserta dalam program ini lebih penting daripada sekadar mengejar target juara.
Kabid Pendidikan Non Formal (PNF) Kabupaten Bandung, Agus Deradjat, S.Pd., M.Pd., menjelaskan bahwa FTBI sesuai dengan Peraturan Bupati (Perbup) Nomor 82 Tahun 2023.
“FTBI ada dalam nomenklatur di bidang kami, yaitu bidang pendidikan non formal kesetaraan, pengembangan bahasa dan sastra. Oleh karena itu, FTBI dilaksanakan oleh Dinas Pendidikan,” ungkap Agus.
Menurutnya, pelaksanaan FTBI tahun ini berbeda karena adanya perubahan dalam penyusunan program.
“Teknis pelaksanaannya tetap sama, baik dari segi juri maupun aturan teknis lainnya,” jelasnya.
Juri yang terlibat dalam FTBI 2024 berasal dari berbagai kalangan, termasuk Universitas Padjadjaran (Unpad), Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) Jawa Barat, Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), komunitas Stand Up Komedi, dan beberapa SMK. Agus menambahkan, pihaknya menargetkan untuk menjadi juara umum di tingkat provinsi, baik untuk jenjang SMA maupun SMP.
Sekretaris Kecamatan Pasirjambu, Dani Ramdani, S.TP., menyatakan dukungannya terhadap pelaksanaan FTBI.
“Kami atas nama kecamatan memberikan support penuh terhadap FTBI ini. Kebetulan festival ini diselenggarakan di dua lokasi di Kecamatan Pasirjambu, yaitu di SD Pasirjambu untuk jenjang SD dan di SMP Negeri 1 Pasirjambu untuk jenjang SMP,” jelas Dani.
Dia juga menyoroti pentingnya FTBI dalam menumbuhkan dan mengembangkan bahasa Sunda. “FTBI ini sangat penting untuk memupuk dan mempopulerkan kembali bahasa Sunda. Dengan adanya kegiatan seperti pupuh dan puisi, kita bisa menjaga jati diri bahasa Sunda,” tambahnya.
Arti, Koordinator Borangan, menjelaskan bahwa materi borangan dalam FTBI bukan sekadar dongeng lucu. “Cerita borangan mengandung kelucuan yang berkaitan dengan kejadian yang sedang hangat atau viral di masyarakat. Temanya bebas, asalkan tidak mengandung unsur SARA, pornografi, atau bullying,” kata Arti.
Salah satu peserta dari SMP Karya Pembangunan (KP) 2 Majalaya, Raden Tirta Kusumah Diningrat, mengungkapkan kegembiraannya mengikuti lomba ini.
“Saya sangat senang mengikuti FTBI karena bisa mencari pengalaman baru dan mendapatkan teman-teman baru. Kali ini, saya menampilkan pupuh. Harapannya, bisa meraih juara satu dan masuk tingkat provinsi. Terima kasih kepada bapak ibu guru yang telah mengajarkan saya hingga naik ke tingkat kabupaten,” ujarnya.
FTBI ini menjadi momentum penting dalam upaya melestarikan dan mempopulerkan bahasa Sunda di kalangan generasi muda. Dengan adanya kegiatan ini, diharapkan bahasa Sunda dapat terus dipertahankan dan dikembangkan sesuai perkembangan zaman. Selain itu, keterlibatan berbagai pihak dalam festival ini menunjukkan komitmen bersama untuk menjaga kekayaan budaya dan bahasa daerah.
Pelaksanaan FTBI tahun ini juga diharapkan menjadi inspirasi bagi daerah lain dalam upaya melestarikan bahasa ibu. Melalui berbagai lomba dan kegiatan, generasi muda diajak untuk mengenal dan mencintai bahasa Sunda lebih dalam, sehingga warisan budaya ini tidak hilang ditelan waktu.